[9]

2.3K 208 0
                                    

Hampir sebulan berlalu. Sejak terakhir kali Off bertemu Gun dalam waktu yang lama dan menghadiri sebuah acara bersama. Dimana itu adalah jadwal pertama yang Gun hampir telat.

Saat itu setelah Gun pergi mendahului karena ada janji, Off ikut makan bersama dengan P'Kwang dan staff lainnya. Off tidak bisa fokus saat itu. Pikirannya sangat kacau.

Off tidak pernah merasa seperti ini. Bahkan ketika Ia bertengkar dengan Mook, Off tidak sampai kacau seperti ini. Off bener-benar tidak mengerti apa yang terjadi padanya.

Sejak perpisahannya dengan Gun di ruang make up itu, Off sangat jarang melihat Gun. Jika melihatpun itu hanya sebentar saja ketika Gun mampir ke perusahaan karena ada hal penting. Off bahkan tidak sempat hanya sekedar untuk menyapa. Gun sudah keburu pergi lagi.

Iya, sesusah itu sekarang jika ingin bertemu Gun. Tidak seperti dulu, dimana-mana ada Gun. Dulu Gun sudah seperti hantu yang berkeliaran di perusahaan, sebentar-sebentar Ia bersama P'Kwang, nantinya saat dilihat lagi Ia sudah menjahili Mae Godji, lalu saat dilihat lagi Ia sedang mengobrol dengan P'Yui, dan tanpa disadari tiba-tiba Gun sudah mengintili Off dibelakangnya.

Tapi itu dulu. Sekarang Gun seperti mempunyai dunianya sendiri, dunia barunya tanpa kenalannya di dunia hiburan. Namun ada pengecualian untuk satu orang, yaitu Jane. Yang semakin sering mampir di Instagram Story nya Gun.

Jika dulu dimana ada Off disana sudah pasti ada Gun. Tapi sekarang dimana ada Gun disana juga ada Jane. Kedekatan mereka semakin disadari oleh orang-orang di perusahaan. Mereka juga menyadari hubungan Off dan Gun mulai renggang. Meskipun mereka masih professional jika sudah ada kamera seperti tidak ada masalah. Biasanya jika orang-orang ada perlu dengan Gun, cukup temukan Off maka kau juga akan menemukan Gun.

"Kau melihat Gun?"
"Tadi aku malihat Off di ruang make up."

"Tolong panggilkan Gun."
"Off tadi keluar, nanti saja tunggu Off kembali."

"Apa Gun sudah datang?"
"Tadi aku melihat Off di parkiran, sebentar lagi mereka juga masuk."

Kurang lebih seperti itulah jawaban orang-orang di perusahaan. Sangat mudah menemukan Gun, asalkan ada Off kau akan menemukannya. Bahkan ketika Off hanya sendiri di perusahaan tidak ada Gun yang mengikuti, orang-orang tetap saja akan menanyakan Gun padanya. Karena Gun akan selalu memberi tahu Off kemana pun Ia pergi, baik pergi ke lokasi syuting bahkan ketika Gun hanya pergi keluar membeli makan Ia akan memberi tahu Off lewat chat.

Tapi sekarang, Off sendirian. Setiap kali ada orang yang menanyakan Gun padanya, Off hanya bisa menggelengkan kepalanya. Karena Ia benar-benar tidak tahu dimana Gun. Sekarang Off hanya dapat mengetahui kegiatan Gun dari Instagram Story yang Gun upload.

Gun sudah tidak lagi mengiriminya hal-hal tidak penting atau menelponnya hanya untuk bertanya apakah Off sudah makan. Gun sekarang benar-benar seperti hilang dari peredaran Off. Dan sikap Gun ini tanpa Off sadari membuatnya frustasi.

Off yang dulu berpikir akan merasa bebas jika Gun tidak mengintilinya ternyata salah. Malah Off sekarang merasa kesepian yang tidak biasa.

***

"Off!"

Off sedikit berjengit mendapatkan tepukan halus di pundaknya. Off mengangkat kepalanya dan melihat orang yang menepuknya. Itu Tay. Ia berdiri di sebelah Off cukup lama, memperhatikan setiap pergerakan Off yang gelisah, seperti banyak pikiran.

"Sejak kapan kau disini?" Tay berpindah ke samping kiri Off lalu duduk di kusi kosong itu. Mereka saat ini sedang berada di ruang latihan perusahaan.

"Aku sudah dari 15 menit yang lalu sampai. Tapi kau tidak menyadarinya." Off hanya menatap Tay sebentar lalu kembali menundukkan kepala.

"Kau kenapa Off? Seperti banyak masalah." tanya Tay sambil lalu, mengalihkan pandangnya kedepan memperhatikan Krist dan Singto yang sedang berlatih untuk Sotus Réunion.

"Tidak. Aku tidak apa." Off mengelak mengakui bahwa Ia sedang bermasalah. Tapi ucapan itu berbeda dengan apa yang wajahnya tampilkan. Wajahnya terlihat kusut dan murung.

"Kau tidak perlu menutupinya dari ku Off. Kau seperti menganggap kita baru kenal satu dua bulan sehingga bisa berbohong pada ku." Tay mengatakan itu masih dengan menghadap ke depan.

Off menghela nafasnya. Memang Ia bisa mengelabui banyak orang bahwa Ia baik-baik saja. Tapi tidak dengan Tay. Dia sudah bersama Tay sejak langkah pertama mereka menginjak dunia hiburan ini. Tay adalah orang yang tidak pernah bisa Off kelabui sebaik apapun Ia bersikap seperti tidak ada apa-apa.

Mendengar helaan nafas Off, Tay akhirnya memindahkan pandangannya dari Krist dan Singto yang sedang berlatih, lalu menatap Off.

"Ikut denganku." ucap Tay
"Kemana?" Off mengangkat kepalanya yang menunduk sejak tadi, menatap Tay karena ajakannya yang tiba-tiba.

Tay tidak menjawab pertanyaan Off. Ia langsung berdiri lalu berjalan keluar ruangan. Off meskipun bingung dengan ajakan Tay, Off tetap berdiri mengikuti langkah Tay keluar.

Di luar ruangan tampak Tay menunggunya di depan pintu. Saat melihat Off keluar, Tay melanjutkan langkahnya. Off kembali mengikutinya sambil menjajari langkah Tay.

"Mau kemana?" Off mengulang pertanyaannya ketika mereka memasuki lift.

"Ke atap." ucap Tay singkat sambil menekan tombol lift. Off diam saja mendengar jawaban Tay. Off tahu sudah saatnya Ia membagi pikiran kusutnya dengan Tay. Seperti yang biasa mereka lakukan. Tay akan diam saja di awal ketika tahu ada yang sedang mengganggu Off. Membiarkan sahabatnya berusaha menyelesaikan hal yang menganggunya sendiri. Tapi jika sampai beberapa minggu terlihat masalah itu belum selesai Tay akan mengajak Off ke atap untuk membahasnya. Atau jika sedang tidak di perusahaan Ia akan mendatangi kondo Off. Begitupun sebaliknya. Off akan melakukan hal yang sama seperti ini ketika Tay mempunyai masalah. Ia akan mengajaknya ke atap atau menjemput Tay ke kondonya.

Ting

Lift terbuka, lalu mereka melangkah keluar. berjalan manaiki beberapa anak tangga lagi untuk sampai di atas.

Ketika Tay membuka pintu menuju atap, semburat merah di langit menyambut mereka disana. Menandakan hari sudah beranjak malam.

Tay melangkah menuju satu-satunya kursi yang ada di pinggir sana. Off mengikutinya dari belakang, tak lupa Off menutup pintu dibelakangnya agar tak ada orang yang melihat mereka.

Tay mendudukan dirinya di kursi itu, sedangkan Off berdiri di samping dengan tangan yang di masukan ke kantong celana.

"Katakan." ucap Tay.

Satu kata itu menandakan Tay siap mendengar semua kekusutan yang ada dipikiran dan hatinya. Off menghela nafasnya lalu menengadah menatap langit yang menampilkan semburat kemerahan. Menatapnya membuat Off ingat pada dirinya.

****

Ketika Rasa Itu Telah Berubah || OFFGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang