"Oii!"
Jane tersentak kaget ketika merasakan ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Ia menengokan kepalanya ke belakang dan melihat Gun sedang tersenyum padanya dengan kepala yang diletakkan di perpotongan leher Jane sebelah kanan.
"P'Att kamu membuat aku kaget tahu." ucap Jane dengan wajah yang dibuat kesal seraya memukul tangan Gun yang melingkar di perutnya. Saat ini mereka sedang berada di lokasi syuting The Gifted Graduation. Jane sedang duduk di ruang istirahat menunggu giliran take-nya dengan memainkan ponsel saat tiba-tiba Gun memeluknya dari belakang. Gun yang melihat wajah kesal Jane hanya terkekeh pelan dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Jane serta menyamankan kepalanya di perpotongan leher itu tanpa mengatakan apapun. Gun hanya ingin berbagi perasaannya pada Jane melalui pelukan. Pada orang yang beberapa bulan terakhir menjadi orang yang paling mengerti dirinya meski hanya dalam waktu singkat.
Jane yang merasakan pelukan di tubuhnya semakin erat, kembali memperhatikan wajah Gun yang masih setia berada di lehernya dengan teliti. Dan disana Jane melihat kegelisahan, kebingungan, dan keraguan, serta sakit yang dipancarakan wajah dan mata itu. Sama seperti saat itu, beberapa bulan yang lalu, saat ia pertama kali melihat Gun terpuruk duduk sendirian menyembunyikan dirinya di bawah tangga setelah take adegan mereka.
"Katakan, apa yang telah P'Off lakukan P'?"
Lihat, hanya dengan memeluknya saja, tanpa mengatakan apapun Jane mengetahui keadaan dirinya. Padahal Gun sudah bersembunyi dibalik topeng bakatnya dalam berakting. Tapi Jane masih bisa menemukan wajah aslinya dibalik topeng yang sedang ia gunakan.
Gun tersenyum kecil mendengar pertanyaan Jane. Tidak salah Gun mempercayakan hatinya pada Jane.
"Hmm. Tidak ada. Aku hanya ingin memeluk mu seperti ini."
Jane kembali merasakan Gun mengeratkan pelukannya. Jane menatap wajah Gun dengan mata terpejam di lehernya. Jane tidak bisa percaya dengan jawaban Gun itu. Gun tidak bisa berbohong padanya, meski mereka baru menjadi dekat tapi Jane sudah sangat tahu semua sifat dan tindakan Gun. Lama Jane menatap wajah dengan mata terpejam itu, lalu tangan Jane meletakan ponsel yang sedari tadi ia pegang kemudian menggenggam tangan Gun yang melingkar di perutnya. Memberikan usapan lembut disana.
Gun membuka matanya ketika merasakan tangan Jane menyelimuti tangannya dan memberikan usapan lembut yang memenangkan. Mata Gun bertemu dengan mata Jane yang menatapnya lembut penuh pengertian.
"Apa yang terjadi P'? Katakan padaku. Jangan menyimpannya sendiri. Kamu bisa membaginya denganku P'." ucap Jane masih dengan mengusap tangan Gun.
"Hmm. Biarkan aku seperti ini dulu Jane. Aku ingin merasakan ketenangan dengan memeluk mu."
Gun kembali mengeratkan pelukannya untuk yang ketiga kalinya. Seolah tidak ingin Jane pergi darinya. Gun menghirup dalam-dalam aroma manis parfum yang digunakan Jane. Aroma yang beberapa bulan terakhir menjadi favoritnya mengantikan aroma bayi yang ia hirup di tubuh Off. Gun menghirupnya dengan rakus seakan tidak ada hari esok untuk memeluk dan menghirup aroma kesukaannya.
Jane akhirnya memilih untuk diam menikmati pelukan yang Gun berikan padanya serta berusaha menyalurkan ketenangannya pada Gun. Jane tahu Gun sedang tidak ingin membahasnya. Gun saat ini membutuhkan orang untuk menguatkan hatinya.
Cukup lama Gun dan Jane diam dalam posisi memeluk seperti itu, sekitar 15 menit. Mereka sama-sama terdiam tidak ada yang bersuara, menikmati keheningan yang menenangkan dimana hanya ada mereka berdua di ruang istirahat itu. Sampai ketika suara gaduh dari luar pintu yang tertutup memecah ketenangan.
"Chimon, kau pelit sekali sih! Aku juga lapar. Bagi sedikit mie itu."
"Tidak mau! Kalo kau mau sana ke kantin beli sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Rasa Itu Telah Berubah || OFFGUN
Hayran KurguIa akhirnya menyerah akan rasa yang hanya Ia rasakan sepihak. Sesuatu yang awalnya hanya sebuah lelucon belaka yang Ia perbuat. Membuatnya jatuh terlalu dalam. Namun, saat Ia telah memutuskan untuk menyerah, tanpa Ia ketahui "Dia" mulai menyadari...