"P'Arm, P'Tay, P'Off. Kami duluan ya." pamit Gun pada mereka bertiga ketika mereka sudah menyelesaikan makan siangnya.
"Kau mau kemana Gun terburu-buru?" tanya Tay.
Tidak biasanya Gun terburu-buru seperti ini di hari liburnya. Apalagi jika Gun sudah bersama mereka 91'Geng, terutama jika ada Off. Gun akan berlama-lama mengobrol dengan mereka agar bisa dekat dengan Off. Sampai terkadang Off harus mengusir Gun secara halus. Tapi apa ini sekarang?
"Aku akan mengantar Jane ke butik mencari gaun, lalu kami ada janji di klinik untuk perawatan jam 3 nanti." jawab Gun.
"Memangnya akan ada acara apa, Jane? Sampai mencari gaun?" kini giliran Arm yang bertanya.
"Itu P' Aku di undang ke pesta ulang tahun temanku nanti malam. Dan temanya harus membawa pasangan. Jadi Aku meminta P'Gun untuk menjadi pasangan ku." jawab Jane.
"Kami duluan ya P' takut nanti telat." ucap Gun kembali berpamitan.
Melihat mereka bertiga mengangguk, Gun akhirnya berdiri dari tempat duduknya diikuti dengan Jane. Gun memundurkan kursinya, kemudian menarik ke belakang kursi Jane agar Dia dapat keluar. Lalu mereka berjalan meninggalkan meja itu, dengan Gun yang menggenggam tangan Jane.
Tiga orang yang tersisa di meja itu, menatap kepergian Gun dan Jane dalam diam. Hingga Tay mengeluarkan suaranya untuk bertanya pada Off, "Off Kau ada masalah dengan Gun?"
"Tidak." jawab Off singkat.
"Jawab dengan jujur Off." kini Arm angkat suara.
Mereka berdua bertanya seperti itu karena tidak ingin kejadian yang dulu terulang lagi. Ketika Off dan Gun bertengkar. Saat itu Gun memblokir kontak Off, bahkan di IG dan Twitter juga di blokir oleh Gun. Hal itu tidak hanya berdampak pada projek mereka tapi juga pada semua staff dan rekan kerja di agensi karena pertengkaran mereka. Jadi wajar saja mereka berdua bertanya serius pada Off saat ini.
"Aku bilang tidak ya tidak." jawab Off dengan sedikit ketus.
"Jika tidak ada masalah diantara kalian kenapa Gun bersikap seperti itu?" Tanya Tay lagi.
"Aku tidak tahu. Dia sudah seperti itu sejak awal minggu ini ketika kami merekam performance lagu baru kami untuk promosi pertama." jawab Off sambil menghela nafasnya pelan. Dia sungguh tidak tahu apa yang terjadi pada Gun.
"Gun yang tadi tidak seperti Gun yang aku kenal selama ini." ucap Arm sambil mengingat apa saja yang Gun lakukan saat mereka makan tadi.
Gun yang tadi terlihat lebih banyak berbicara dengan Jane, memang sesekali mereka bergabung dalam percakapan itu. Tapi selebihnya hanya diisi dengan cerita Gun dan Jane di lokasi syuting The Gifted Graduation.
Gun yang mereka kenal selama ini biasanya akan selalu berusaha mengobrol dengan Off, bertanya banyak hal, dan memberi tahu hal-hal remeh yang tidak semestinya mereka ketahui.
Gun yang biasanya, ketika bertemu Off akan langsung memeluknya, mencium leher Off, lalu bergelayut di lengan Off. Tidak peduli seberapa kesal dan risihnya Off akan hal yang Ia lakukan, Gun akan tetap melakukan itu ketika mereka bertemu.
Sedangkan Gun yang tadi benar-benar berbeda dengan Gun yang biasanya. Apalagi tadi Gun datang berdua dengan Jane. Memang sih Gun itu mudah dekat dengan banyak orang dan suka melakukan kontak fisik seperti memeluk atau berpegangan tangan. Tapi tadi, kedekatan Gun dan Jane terlihat berbeda dari yang lain. Seperti saat Gun meminta sushi milik Jane tadi.
"Jane." panggil Gun.
"Hmm, P' kenapa?" tanya Jane sambil menyuapkan sushi kemulutnya.
"Aku mau mencicipi sushi punya kamu." pinta Gun sambil memperhatikan Jane mengunyah sushinya dengan lahap.
"Ambil saja P'." jawab Jane yang masih fokus pada makanannya.
"Jane, aku mau mencicipi sushi punya kamu." sekali lagi Gun meminta pada Jane.
Akhirnya Jane sadar apa yang diinginkan Gun. Jika nada suara Gun sudah manja seperti ini, itu artinya Gun ingin Jane menyuapinya.Jane menghela nafasnya. Menolehkan kepala pada Gun, lalu melirik tiga orang di depan mereka. Mengisyaratkan pada Gun bahwa mereka sedang tidak berdua. Gun hanya mengangkat bahunya tidak kentara, masih dengan menatap Jane. Sedangkan tiga orang yang dilirk tadi berpura-pura tidak memperhatikan, sibuk dengan makanan masing-masing. Padahal mereka sibuk akan pikiran mereka yang di penuhi tanda tanya akan perubahan sikap Gun saat ini.
Jane menghela nafasnya lagi. Lalu mengambil satu sushi di piringnya dengan sedikit mengomel.
"Kamu kebiasaan sekali P'Gun, mengganggu acara makan ku saja. Kamu kan bisa mengambilnya sendiri. Manja sekali." omel Jane namun tetap menyuapi Gun dengan sushi yang Ia punya.Sedangkan Gun tersenyum senang menerima suapan sushi dari Jane. Dan lagi-lagi mengusak rambut Jane.
"P'Gun kan sudah Aku bilang jangan mengusak rambutku!" seru Jane tidak terima sambil menjauhkan kepalanya dari jangkauan tangan Gun yang jahil.
Biasanya jika mereka berempat makan bersama, Gun dan 91'Geng. Gun yang akan selalu berusahan menyuapi Off, menawarkan Off semua makanan yang Ia pesan. Sedangkan Off selalu menolaknya, meskipun kadang-kadang Off mau menerimanya namun itu sangat jarang. Tapi Gun tidak pernah menyerah. Gun selalu mencoba mendapatkan perhatian Off. Setiap saat. Setiap detik yang Ia bisa.
Namun sekarang, Gun terlihat sedikit mengabaikan Off. Bukan, bukan sedikit. Tapi benar-benar mengabaikan Off. Gun juga terlihat menjaga jarak dengan Off. Bukan dengan menjauhinya. Tapi dengan kata-katanya. Seperti saat Gun kembali memanggil Off dengan "P'Off" bukan "Papii" seperti biasanya. Padahal "Papii" adalah nama kesayang yang Gun berikan untuk Off. Dan juga terlihat dari cara bicara Gun yang sedikit formal ketika dengan Off.
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Mungkin ini sisi Gun yang tidak kita ketahui. Bukannya bagus kalau Gun bersikap seperti ini. Itu artinya Dia tidak akan lagi mengikuti atau menempeli ku lagi." ucap Off memecah keheningan diantara mereka yang tenggelam dalam pikiran masing-masing memikirkan sikap Gun tadi.
Memang di bibir Off berkata seperti itu. Tapi ekspresinya mengatakan hal yang sebaliknya. Satu orang diantara mereka, memeperhatikan setiap perubahan ekspresi Off ketika makan tadi hingga saat ini. Ekspresi Off yang menampilkan emosinya yang kacau saat melihat kedekatan Gun dan Jane. Orang yang sangat tahu akan perasaan antara Off dan Gun. Off yang selalu menyangkal perasaannya dengan menolak semua perhatian Gun. Dan perasaan Gun yang benar-benar telah jatuh sangat dalam akan pesona Off.
Dan kini orang itu dalam kebingungan akan apa yang terjadi hari ini. Terlalu banyak kata "biasanya" yang tiba-tiba berubah.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/246763152-288-k557625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Rasa Itu Telah Berubah || OFFGUN
Fiksi PenggemarIa akhirnya menyerah akan rasa yang hanya Ia rasakan sepihak. Sesuatu yang awalnya hanya sebuah lelucon belaka yang Ia perbuat. Membuatnya jatuh terlalu dalam. Namun, saat Ia telah memutuskan untuk menyerah, tanpa Ia ketahui "Dia" mulai menyadari...