Namaku, Latisha. Tidak usah tanya nama belakangku, karena aku tak berniat menyebutkannya.
Nama yang terbentuk dari penggabungan kedua nama orang tuaku. Kedua orang tuaku yang bahkan tidak pernah menganggap aku sebagai anak mereka sendiri.
Kedua orang tua yang selalu ingin coba aku benci seumur hidup ini!
Oh ya, bicara soal nama; apa kalian tau jika arti dari namaku adalah kebahagiaan?
Aneh, kan?
Tentu!
Aku juga merasa aneh sekaligus tidak paham, tentang alasan mengapa kedua orang tuaku memberikan nama itu. Nama yang sudah jelas-jelas tak pernah menunjukkan bentuk dari pengartiannya.
Apakah mereka berharap aku bisa bahagia?
Heh, Aku jadi ingin tertawa. Lebih tepatnya, menertawai mereka yang telah menghancurkan kebahagiaan itu sendiri!
Aku ... tak tau bagaimana rasanya bahagia. Hanya kesendirian, kesakitan, dan penderitaan yang aku tau, bahkan tetap akan selalu terekam jelas di otakku setiap harinya.
Semua hal itu menjadikanku tumbuh besar sampai sejauh ini.
Hanya itu!
Tidak ada kasih sayang. Tidak ada kebahagiaan!
Semuanya suram! Semuanya hilang! Semuanya gelap! Aku sendirian, dan selalu sendirian.
Sesak!
Ini benar-benar terasa sesak!
Setiap mataku tertutup di malam hari, aku selalu memohon agar tidak diberikan kesempatan lagi untuk melanjutkan hidup besok pagi. Aku tak punya alasan untuk sanggup bertahan selamanya.
Aku ingin menyerah! Selalu ingin menyerah!
Tapi aku tak bisa.
Aku tak bisa.
Dan tak akan pernah bisa.
Kenapa?
Jawabannya hanya satu; karena adik manis yang sangat aku sayangi lebih dari siapapun.
Adikku tersayang yang tak tega aku tinggalkan.
Adikku yang masih butuh perhatian dari sosok seorang Kakak.
Dan aku bertahan selama ini karena adikku.
Adikku, dan adikku.
Tapi ... tunggu!
Sepertinya aku tidak sadar jika ada satu orang lagi yang membuatku masih sanggup menunjukkan senyuman untuk dunia yang kejam ini.
Dan orang itu adalah Dia.
Teman, sekaligus sahabat pertama yang aku punya.
Jika dapat diumpamakan, dia itu seperti cahaya yang datang menerangi kegelapan. Dia ... seperti bunga yang ditanam guna menghiasi taman. Dia ... harapan yang muncul sebelum penyesalan.
Dia, memberiku kasih sayang di saat kedua orang tuaku tidak pernah memberikannya. Dia, selalu di sampingku sebagai seorang teman yang selalu mendukung setiap keputusan temannya. Dia juga selalu menjagaku seperti seorang saudara yang menjaga saudaranya sendiri.
Dia semuanya bagiku. Sangat penting di dalam hidupku.
Hingga dengan bodohnya, tanpa sadar aku malah terbawa perasaan. Perasaan sesak yang amat menyakitkan bernama CINTA.
Bukan cinta antara seorang teman ataupun keluarga, tetapi cinta antara seorang perempuan kepada laki-laki. Garis bawahi, ini cinta terhadap lawan jenis.
Cinta.
Aku mencintainya!
Akan tetapi, nampaknya semesta memang tak pernah berpihak padaku.
Cinta ini membuatku buta, membuatku lupa akan 'kami' yang hanya berstatus sekadar 'sahabat'. Tidak akan pernah lebih daripada itu.
Karena cinta ini pula, aku semakin tersiksa baik batin maupun mental. Membuat niat awalku untuk bertahan hidup jadi memudar sebab tau jika 'dia' telah mencintai orang lain.
Aku semakin masuk ke titik terendah di mana aku tak bisa bertahan lagi. Aku semakin melangkah maju ke gelapnya hidup. Aku tersesat sekali lagi.
Lalu sampai pada akhirnya--
Cukup! Tak bisa aku ceritakan lebih lanjut. Kalian akan tau dengan sendirinya nanti.
Intinya, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan.
Apa semua ini salah cinta? Atau salah dia yang muncul di dalam hidupku? Ataukah, memang aku yang sudah salah dari awal?
Aku tidak tau, dan kurasa aku tak akan pernah tau.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai semua ...
Jumpa lagi sama Aing 🙌
Jadi, ada yang kangen gak nih? Gak ada kah? Kalian jahat sih kalo gak kangen sama aing!Oghey, sesuai janji aing. Kali ini aing bakal buat cerita dengan latar Indonesia.
Ya, ini latarnya pake latar Indo dan bakal ada sedikit tambahan latar Aussie. Buat latar tempat Indo-nya bakal di kota Jakarta, dan latar tempat Aussie di Sydney 👍😎Kita masuk ke pembahasan.
Jadi ...
Nih cerita nantinya bakal bergenre Teenfic dengan tambahan bumbu sad.
Entah kenapa kagak tau, lagi suka banget ama cerita sad dan tertarik pengen nulis.So, ini genrenya emng bakal klasik dan familier, but buat alurnya semoga aja bisa punya kesan yang beda dari cerita-cerita Teenfic-sad di luaran sana. Insya Allah cerita kali nih kagak ngecewaiin kalian dah, Aamin 🙏
Oh ya, buat yang mau dukung aku pasti udah tau lah, ya. Cukup Follow, Vote, sama Comment. Mampung gratis gpp lah sesekali, hehe.
Dahlah mungkin segitu aja.
Selamat menunggu diriku Up ✌Nabila Rosa
13 April 2021This Really Hurts
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Started~
KAMU SEDANG MEMBACA
This Really Hurts [END]
Teen Fiction[Teenfic, Friendship, Angst, Romance] ~Second Story~ 🎖 # 1 Penderitaan - 24 Mei 2023 🎖 # 1 Angst - 28 Januari 2022 🎖 # 1 Kesedihan - 7 Januari 2022 🎖 # 1 Rapuh - 14 Agustus 2021 🎖 # 1 Hancur - 25 Agustus 2021 🎖 # 1 Broken - 30 Agustus 2024 🎖...