Prequel With Abang Gesrek.
Bocah laki-laki menatap pantulan dirinya sendiri di cermin seraya membenarkan dasi kupu-kupunya, tidak ada guratan bahagia atau sedih di wajahnya. Hanya mendengus pasrah saat wanita menggunakan kebaya merah lengkap dengan sangul di kepala menuangkan minyak rambut untuknya, wanita itu terus tersenyum melihat buah hatinya.
"Jagoan bunda kenapa?" tanyanya menuntun anak laki-laki pemilik bibir tipis itu duduk. Belum ada jawaban hingga suara gelak tawa anak perempuan terdengar memasuki kamarnya, dia terus tertawa dengan membawa boneka beruang di tangannya.
"Bunda, Bunda! Ayah membelikan aku ini," ujar anak perempuan itu tersenyum lebar. "Ayo, Bun. Ayah udah nungguin!!"
Dia menggeret tangan bundanya, meninggalkan bocah laki-laki sendiri. Dengan berat hati Raka mengikuti mereka.
Di salah satu rumah bernuansa hijau toska, mobil berhenti. Ini adalah kali pertama diajak ke pesta, padahal usianya sudah menginjak delapan tahun. Sekali saja dia tidak pernah bertemu banyak orang, entah mengapa seakan ayahnya sendiri menyembunyikan keberadaannya.
"Ayah! Cepetan masuk Lesya udah nggak sabar pengen makan kue," tutur anak perempuan bernama Lesya itu manja, kalau dia hampir setiap pesta selalu tidak pernah ketinggalan.
"Jangan malu-maluin! Kamu membawa namaku di sini!" Peringatan Putra membuatnya meneguk saliva kasar, tidak ada yang bisa dilakukan selain mengangguk penuh hormat.
Mereka masuk, dengan penuh wibawa Putra menggandeng istrinya dan salah satu tangan yang lain menggendong Lesya.
Oh, ini yang dinamakan pesta? batinnya melihat-lihat sekitar, banyak orang dengan pakaian resmi baik perempuan maupun laki-laki.
"Happy Anniversary." Dengan pelan dia mengucapkannya, tidak menyadari ada sesosok anak laki-laki yang terus memperhatikannya dari tadi.
"Acara memperingati 10 tahun pernikahan mama sama papa," sahutnya cepat, membuat dia langsung mengerti. "Arfan Dirgantara, kamu?" laki-laki itu mengatongkan tangan kanannya.
Lama tidak mendapat balasan, dia mengernyit heran apakah bocah ini tidak tau bersikap yang baik.
"Raka Syahputra," ujarnya langsung menjabat tangan, keduanya diam sebelum salah satu di antara mereka membuka suara.
"Anaknya om Putra? Aku tidak pernah melihatmu, tapi aku senang bisa bertemu denganmu."
Raka hanya tersenyum simpul menanggapi, memang entah itu pesta atau acara di rumahnya Raka tidak pernah muncul alasannya satu yakni mematuhi perintah ayahnya.
Tidak sengaja Raka melihat ayah, bunda, dan adiknya menikmati makanan seraya berbincang-bincang. Telinganya mendengar beberapa pujian untuk Lesya, mulai dari sering mendapatkan peringkat sampai selalu menang di setiap perlombaan yang Lesya ikuti.
"Lesya anak bungsumu, 'kan? Lantas di mana anak yang kamu bilang anak pungut?!"
Pyarr!!
Gelas yang berada di tangan jatuh, ketika mendengar kalimat itu dilontarkan. Sontak seisi ruangan menatap dirinya. Tanpa basa-basi Putra menghampiri dan menggeret Raka keluar ruangan itu, Putra menggeretnya menuju parkiran.
Brakk!!
"Kamu di situ aja, memalukan." Putra mendorong hingga Raka terjungkal di atas tanah, dahinya mengeluarkan darah karena tidak sengaja berbenturan dengan aspal sedangkan kedua tangannya lecet. "Di sini tempatmu, jaga mobil!!"
Apa salahku, Yah? batinnya terus bertanya-tanya, Raka tidak menangis karena baginya hanya akan sia-sia. Dia mengambil sapu tangan dari saku, mengusap dahinya agar darah berhenti mengalir. Raka berjalan menuju belakang mobil dan memilih menunggu keluarganya di sana.
Malam yang kejam untuk anak seusianya dan malam yang membosankan buat Raka, kalau akhirnya seperti ini lebih baik dia di rumah saja. Lebih baik dia tidak pernah tahu apa itu 'pesta' biarkan mereka mengurungnya, asal dia tidak berpisah dengan gitar kesayangannya.
.
.
.
Mwehee gimana prolognya?Ceritanya bang Raka nih, jadi jangan tanya di mana Lesya, ya. Soalnya kalau pengen tahu banyak Lesya di Dear Alesya
Sekian, terima kasih^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Raka [END]
Teen FictionKamu melihat jiwanya setenang lilin, tapi sungguh berulang kali dia harus bertahan saat angin mencoba memadamkannya. Ini kisah tentang manusia berhati suci. Namun, terdapat banyak luka di tubuhnya. Dia, Raka. Juga kisah aunty dengan keponakan yang s...