Happy reading
•••
Meski hubungan tak bernama, belum tentu cintanya hanya setengah. Kadang malah yang sudah diresmikan cintanya kandas di tengah perjalanan.
—Allea Langit Angkasa•••
"Nah, gini kan pas," tutur Alwi menunjukkan dua jempolnya kemudian merangkul pundak Allea dan mengajaknya keluar."Hah?"
"Gue sama Allea, Vero sama Vina, dan lo sama Virya, okay?" Dengan santainya Alwi berjalan keluar.
"Lha gue kira cuma bertiga anjir, ternyata berenam," ketus Raka menggeleng kemudian menyusul Alwi dan Allea yang sudah berada di teras.
Vero menahan tawa saat mereka berdua berhasil mengajak Raka. "Sesekali double date lha."
"Matamu! Gue sama Rak buku nggak ada hubungan apa-apa," kesal Virya juga baru sadar rencana mereka, sungguh tadi Allea mengajaknya untuk nongkrong bertiga sama Alwi saja. Namun, nyatanya malah berenam. "Kita nggak jadi nongkrong, Ya?"
Allea menggeleng, sebuah senyuman tanpa dosa terukir dengan sempurna di wajahnya. "Daripada lo jomlo, liburan cuma rebahan mending ikut kita ke bioskop, ya, kan Al."
Laki-laki yang sudah duduk di jok motor tersebut mengiyakan ucapan pujaan hatinya. "Temenin noh Raka, dari kita bertiga cuma dia yang belum punya crush. Anaknya baik kok, Ya. Nggak aneh-aneh kalau sarapannya bener."
Raka melotot, bisa-bisa mempromosikan dirinya seperti itu emang dia kira barang jualan apa.
"Ckckck, sadar anjir lo sama Lela masih kejebak friendzone," tukas Raka tidak terima, dia mengambil kunci motor dan bersiap pulang.
"Meski hubungan tak bernama, belum tentu cintanya hanya setengah. Kadang malah yang sudah diresmikan cintanya kandas di tengah perjalanan," jawaban Allea yang begitu menohok.
"Bujuk busyet kesambet apa lo, Lela! Puitis banget," canda Vero tertawa renyah seraya menyerahkan helm kepada Vina. Gara-gara memanggilnya Lela, dia jadi ikut-ikutan. "Eh, Ka. Lo mau ke mana?"
"Pulang, ngapain ngikut orang pacaran," cetusnya membuat Alwi tak terima. "Eh, Tong. Lo udah janji mau nongkrong, so lo harus ikut."
"Kan nongkrong nggak ke bioskop," terka Raka mengingat-ingat kembali, tapi namanya Alwi tidak putus asa sampai di situ. "Habis dari bioskop kita nongkrong, kata bunda Sasa janji itu harus di ...."
Alwi sengaja menggantungkan ucapannya agar disahuti oleh yang lain. "Ditepati."
"Eh, lo juga harus ikut, Ya. Apa gue bocorin foto siapa yang ada di kamar lo," tawar Allea membujuk Virya agar dirinya juga tidak pulang. "Anjir ngancemnya bukan maen!"
"Yuk lah, gass! Noh jok belakang Raka masih kosong buruan naik," goda Vero terkekeh pelan, melihat kedua manusia yang keras kepala dan sama-sama mementingkan rasa gengsi.
"Dihh, ogah! Gue mah bawa motor sendiri nggak sudi gue naik motor Rak buku yang ada nanti mogok di tengah terus nyuruh gue dorong," sahur Virya menolak untuk dibonceng Raka, lebih baik pakai motor sendiri. "Eh, Panda dekil siapa juga yang mau bonceng lo denger, ya nih motor bukan sembarang motor."
"Lha kalau bukan motor apa? Karpet Aladin? Bisa terbang dong." Tawa renyah Virya membuat keempat temannya menepuk jidat. "Jangan terus bertengkar, lama-lama suka."
"Jangan omong kosong, Lela mana ada gue suka sama Panda dekil yang ada dia tuh yang berharap sama gue," jelas Raka tertawa pelan.
"Enggak, anjir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Raka [END]
Genç KurguKamu melihat jiwanya setenang lilin, tapi sungguh berulang kali dia harus bertahan saat angin mencoba memadamkannya. Ini kisah tentang manusia berhati suci. Namun, terdapat banyak luka di tubuhnya. Dia, Raka. Juga kisah aunty dengan keponakan yang s...