41. Best Moment🥑

371 35 30
                                    

Happy reading^^

•••

Aku juga ingin kamu tetap di sini, di sampingku apapun yang terjadi.
—Raka Syahputra.

•••

Aku nggak akan pergi jika bukan kamu yang memintanya.
Anantavirya Pastika

•••


Lesya mengamati gerak-gerik Raka, setelah memakai jam tangan Raka memakai gelang yang ia berikan kemudian mengambil jaket berwarna hitam.

"Abang belum pulang dari kemarin?" Raka menggeleng, bagaimana bisa dia pulang jika sudah berjanji akan menemaninya.

"Habis ini mau pulang, mau mandi," jawabnya mengambil beberapa barang kemudian memasukkannya ke saku.

"Nggak mau, Lesya mau ditemenin Abang," rengeknya tidak ingin Raka pergi, dia hendak turun dari kasur. Namun, langsung dihentikan oleh Raka.

"Sebentar doang, abis ini bunda ke sini," kata Raka membuatnya menggeleng, tidak setuju. "Lesya maunya ditemenin Abang."

Raka memutar kedua bola mata, dia perlu mandi dan mengganti baju agar terlihat segar. Tidak mungkin Raka memakai pakaian yang sama sejak kemarin mana sudah bau asem lagi.

"Kenapa? Tumben ngintil gue?" Tawa renyahnya tidak membuat Lesya luluh, justru gadis itu semakin kekeuh tidak ingin ditinggal.

"Abang!" protesnya kemudian menyilangkan tangan di depan dada.

"Bentaran doang okay, bye!" Raka mencium pucuk rambut Lesya sebelum keluar meski gadis itu menahannya untuk pergi.

Saat di lorong dia tak sengaja melihat seorang gadis yang hendak menghampirinya, Raka tersenyum melihatnya.

"Ketemu lagi," gumam Raka masih tidak bisa mengalihkan pandangan dari perempuan berkuncir kuda dengan membawa sekeranjang buah-buahan. "Kamar adik lo mana?"

Awalnya Virya ingin bertanya ke resepsionis, tapi karena melihat Raka keluar jadi ia putuskan untuk menghampirinya saja.

Sontak Raka mengernyit heran, tidak ada angin tidak ada hujan bahkan dia tidak menyuruh Virya datang untuk menjenguk Lesya?

"Mau apa?"

"Ngajak liburan, ya mau jenguk lha, Rak buku!" kesalnya memutar kedua bola mata malas. "Ah, gue tau lo pasti pengen deket sama gue dan keluarga gue juga, 'kan?"

Virya menginjak sepatu Raka saat laki-laki itu mengedipkan salah satu matanya kemudian berkata, "Jangan kepedean lo, gue cuma mau jenguk Lesya doang kok."

"Beneran?"

Virya mengangguk sempurna. Namun, Raka belum puas menggodanya masih kesal belum sampai level marah.

"Ya sudah, kalau nggak mau ngasih tau gue nanya ke resepsionis aja," celetuknya berbalik badan, tapi Raka mencegahnya. "Iya-iya."

"Iya apa?"

"Bentar, ada apa tuh?" Raka meminta Virya diam sebentar.

Tiba-tiba napas Virya ingin berhenti rasanya, saat Raka mulai mendekatkan wajahnya. Hati Virya berdesir saat aroma mint tercium dengan sempurna sedang matanya terpejam membuat Raka tertawa geli.

"Astaga, gue cuma mau ambil ini nih, tadi nyantol di rambut lo!" Raka menunjukkan sebuah daun, kemudian membuangnya ke tong sampah.

Sialan, umpat Virya dalam hati.

Hi, Raka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang