Selamat Membaca!
--------------------------"People can change but for the most part, your personality does not. Itu juga berlaku di kamu, Bi," ujar Zara sambil memasang sabuk pengaman dengan bibir yang mengerucut.
"Ha? Kok bisa?"
"Especially, your habits. Sukanya maksa dan tiba-tiba ngajak pergi gitu aja tanpa ngasih tau mau ke mana."
"Itu namanya dua, ada kata penghubung 'dan' di antara kalimat yang kamu ucapin," balas Abian.
Zara memalingkan wajahnya ke samping kiri, menatap hotel yang berjejer dalam satu deret dan hanya diselingi satu atau dua bangunan instansi pemerintah.
"Ya itu pokoknya lah."
"Aku kasih clue deh, perjalanannya bisa dua setengah jam, kalau macet bisa lebih. Jadi, mending kamu tidur dulu aja enggak apa-apa. Nanti aku bangunin," ucap Abian sembari mengusap pelan rambut hitam kekasihnya yang terikat rapi dengan ikat rambut berwarna cokelat.
"Oh iya, Abian ...," ucap Zara lagi, membuka topik percakapan lain.
"Hm?"
"Cari sarapan dulu yuk, aku belum sempet tadi."
"Tumben," ucap Abian singkat.
"Salah siapa coba?"
"Emang siapa?"
"Ya kamu lah. Kamu subuh-subuh udah nelepon suruh siap-siap. Aku pikir mau diajak olahraga makanya tadi pake celana training terus kamu baru bilang kalau bukan ngajak olahraga waktu kamu nyampe di depan kos dengan aku yang udah selesai siap-siapnya. Ya enggak keburu buat bikin sarapan dulu," oceh Zara.
"Iyaaa. Terus ini mau makan apa?"
"Enggak tau."
"Bubur ayam, mau?"
"Bingung. Pengen bubur ayam tapi pengen nasi liwet juga."
"Beli dua-duanya aja kalau gitu."
"Ya mana muat di perut aku, Bi."
"Hm, terus maunya apa? Mumpung belum ke luar dari kota nih."
Zara mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu, memikirkan makanan apa yang ia inginkan untuk sarapan.
"Ngg ..."
Hening beberapa saat.
"Udah ketemu belum jawabannya?" tanya Abian.
"Bingung. Tapi bentar, aku punya ide. Gimana kalau kita suit? Yang menang nanti bisa nentuin mau sarapan di mana, makan siang pake apa atau sepanjang kita pergi ini deh," imbuh Zara.
Zara menunggu persetujuan dari pacarnya, ia mencodongkan tubuh mencari jawaban dari tatapan mata Abian. "Gimana? Biar enggak usah bingung, mencegah aku jawab pake kata andalan semua perempuan 'terserah', dan ngasih kamu kesempatan buat nentuin tempat karena barangkali kamu lagi ada pengen sesuatu."
Abian tergelak mendengar kalimat yang keluar dari mulut perempuan yang ada di sampingnya.
"Oke, deal."

KAMU SEDANG MEMBACA
Afektasi [SELESAI]
ChickLitSetelah tiga tahun tak berjumpa, Zara yang bekerja sebagai editor ditakdirkan bertemu salah satu penulis yang ternyata adalah Abian-teman masa kuliah sekaligus cinta pertamanya. Hubungan mereka di masa lalu yang belum selesai, membuat Zara kelimpung...