Selamat Membaca!
--------------------------Keesokan pagi, tepatnya jarum jam yang menunjukkan angka enam. Anindira, Zara, Nisa, dan Sephia duduk di ruang tamu menonton kartun kesukaan mereka, Spongebob Squarepants. Peserta masih berada di kamar masing-masing karena belum ada agenda apapun saat itu.
"Zar," panggil Abian yang baru saja turun dari tangga.
Adegan Spongebob dan Patrick yang sedang menganggu Squidward ketika bersantai, membuat Zara tertawa hingga ia tak mendengar seruan Abian.
Abian kembali memanggil dengan nada yang lebih keras. "Zara!"
Panggilan tersebut rupanya didengar oleh Sephia, ia kemudian mencolek bahu Zara yang duduk tepat di sampingnya. "Zar, Zar. Dipanggil Abian tuh."
Zara menengok. "Eh, ada apa, Bi?"
"Ke pasar yuk," ujar Abian seraya menjepit sarung bermotif kotak merah-hitam dengan dagu yang ia bawa dari lantai atas dan menggulungnya supaya sesuai dengan ukuran tubuhnya.
"Ngapain?"
"Beli molen atau cari sarapan."
"Lha? Kan jam tujuh nanti juga sarapan."
"Ya udah, beli molen aja kalau gitu. Yuk." Abian berlalu pergi menuju parkiran setelah mengambil dompet di bufet dekat televisi.
Alis Zara naik satu. "Lah, emangnya aku setuju?!"
Anindira mendorong punggung Zara. "Udah sana, berangkat aja enggak apa-apa."
"Padahal udah pewe banget aku." Zara kemudian bangkit dari sofa. "Kalian ada yang mau nitip gorengan enggak?" tambahnya.
"Aku dong. Nitip tempe sama molen ya," ujar Nisa.
"Berapa?"
"Lima ribu aja."
"Oke."
"Pake uangmu dulu ya, Zar," tutur Nisa disertai dengan tawa kecil di belakangnya.
Zara hanya memutar bola matanya.
Selepas mengambil dompet dan mengantonginya, Zara bergegas menyusul Abian yang telah menunggunya di atas motor. Zara duduk dengan nyaman di jok, barulah Abian menancapkan gasnya.
Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan di antara keduanya. Masing-masing sibuk dengan dunianya. Perempuan yang sedang duduk di belakang Abian hanya diam menikmati pemandangan sekitar.
Abian memarkirkan motornya di pinggir jalan, karena letak penjual gorengannya berada di sebelum pintu masuk pasar.
"Kamu mau apa, Zar?" tanya Abian setelah turun dari motor.
"Molen gula aja deh," jawab Zara dengan mengamati keadaan sekitar, motor berlalu-lalang serta pembeli yang menenteng barang belanjaannya keluar dari pasar berjalan kaki.
"Apa lagi?"
"Titipannya si Nisa, tempe sama molen." Zara mengeluarkan uang dari dompet kecilnya. "Nih uangnya."
"Enggak usah, pake uangku aja."
"Bi.... " ujar Zara dengan mata memicing. Ia tidak suka apabila Abian loyal dengannya, sudah beberapa kali ia makan berdua dan tentu saja—Abian yang membayarnya. Zara kesal, karena setiap dia mau mengembalikan uang, Abian selalu saja menolak dengan berbagai alasan.
Abian segera mengulurkan tangan dan memberi uang kepada penjualnya. "Yah, udah terlanjur dibayar."
"Ya udahlah, terserah kamu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Afektasi [SELESAI]
Literatura FemininaSetelah tiga tahun tak berjumpa, Zara yang bekerja sebagai editor ditakdirkan bertemu salah satu penulis yang ternyata adalah Abian-teman masa kuliah sekaligus cinta pertamanya. Hubungan mereka di masa lalu yang belum selesai, membuat Zara kelimpung...