Pria itu menatap kosong ke arah depan. Usianya menginjak 30 tahun tepat di hari ini. Dia senang ternyata dia sudah tua sekarang.
Orang lain akan merasa sedih umurnya bertambah tua tapi tidak baginya. Alasannya jika dia bertambah tua maka akan cepat dia menyusul orang yang dicintainya.
"Maaf Pak. Meeting akan segera dimulai."
Pria itu menoleh. Dia menatap wanita di depannya. Mengangguk tanpa menjawab. Dia mempersiapkan berkas-berkas yang akan dibutuhkannya nanti.
Sampai di ruang pertemuan ternyata sudah berkumpul semua, termasuk sahabat lamanya.
Pertemuan itu dimulai. Semua fokus. Begitu juga pria tadi. Setelah pertemuan selesai pria itu langsung menjabat para koleganya mengucapkan terima kasih atas kerja sama tersebut.
"Gimana kabar lo– ah maaf maksudku gimana kabarmu? Aku harus belajar formal mulai saat ini. Fufa yang meminta. Dia bilang kita bukan anak remaja lagi." jelas Asrev.
Kekehan terdengar. Itu memang benar. Mereka bukanlah anak muda lagi. Mereka sudah tua. Bahkan teman-temannya sudah ada yang mempunyai buah hati.
"Kabarku baik. Seperti yang kau lihat." balasnya.
"Oh iya, ngomong-ngomong selamat ulang tahun."
Pria itu hanya tersenyum tipis. Jujur. Jika ada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun membuatnya miris.
Bertepatan dengan hari ulang tahunnya hari ini adalah hari peringatan kematian kekasihnya. Apakah masih bisa disebut kekasih setelah dia pergi?
Sudah 3 tahun setelah kejadian itu. Kejadian di mana kekasihnya tiada untuk selamanya. Meninggalkan semua kenangan yang ada.
Terkadang dia masih merasa bersalah akan kematian kekasihnya itu. Tentu saja. Mereka bilang kekasihnya itu sudah merencanakan kejutan untuknya.
Ternyata benar. Kekasihnya itu berhasil membuat kejutan yang sangat membekas sekali. Tak akan pernah terlupakan.
"Kau. . . Masih mengingatnya?" tanya Asrev.
"Tentu aja. Dia tak akan pernah hilang dari ingatanku. Apalagi penyebab dia—"
"Gak. Bukan lo. Itu udah takdirnya. Stop nyalahin diri lo sendiri, Ga." potong Asrev.
Suga tersenyum miris. Dia ingin melupakan tapi itu benar-benar sulit. Semuanya selalu teringat. Apalagi Suga selalu memimpikan kejadian 3 tahun yang lalu.
"Tuhkan tadi omonganku jadi gak formal lagi. Bisa-bisa diamuk istri ini."
Suga terkekeh kecil mendengarnya. "Bagaimana kabar Fufa dan si kecil Farev?"
"Mereka baik. Farev juga makin nakal. Terkadang aku susah untuk mendidiknya." keluh Asrev.
"Wajar. Dia sedang dalam proses pertumbuhan. Masih penasaran dengan segalanya."
Asrev hanya mengangguk. Ucapan Suga memang benar. Asrev bangkit merapihkan jasnya.
"Baiklah. Kalau begitu aku pamit. Fufa pasti akan mengajakku untuk mengunjungi makamnya Aresta."
"Iya. Berhati-hatilah." balas Suga.
Asrev keluar dari ruangan pertemuan itu. Tinggalah Suga sendiri. Dia juga harus bersiap-siap untuk mengunjungi makam kekasihnya itu.
•
•
•
•
Suga sampai di taman pemakaman tersebut. Dia sudah membawa satu buket bunga untuk Aresta. Meskipun wanita itu tak pernah mengatakan dia menyukai bunga atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sahabat [TAMAT]
HumorKisah pertemanan yang absurd. Kalian pasti memiliki teman 'kan? Nah sama halnya juga dengan mereka. Di mana pertemanannya dibumbui kekonyolan, ketoxian, kelucuan, kecintaan *eh maksudnya percintaan, persaingan, perebutan dan segalanya. Dalam perte...