Chapter 50:Semoga beruntung

173 19 0
                                    

Memang tak pernah ada kata yang benar-benar selama nya, semua hanya titipan yang kapan saja bisa diambil.

*****
Sudah tiga puluh hari semenjak perpisahan dengan angkatan Johan. Sekarang angkatan Kanisha sudah menggantikan posisi mereka menjadi kakak kelas tertua.

Kabar tentang Bintang, dia masih fokus pada pekerjaan yang selalu menjadi prioritas utama dan selalu semua hal engga pernah ia hiraukan. Bahkan akun media sosial nya juga sudah tak pernah memberi kabar. Putus kabar itu memang tak enak. Kanisha sudah tidak menghiraukan dan mencoba benar-benar lupa pernah mengenal Bintang.

Kanisha menatap langit mendung. Kini ia sedang berada di Toko perempatan jalan. Ada barang yang harus dibeli namun hujan tidak membiarkan dirinya untuk pulang.

Sesosok laki-laki yang berlari masuk ke dalam Toko. Mengeringkan kakinya di lap depan Toko.Laki-laki itu mendongak, wajah nya nampak penasaran dengan Kanisha.

Dia tidak mengucapkan apa pun.

Begitulah sifat nya yang Kanisha kenal. Orang nya cuek,irit ngomong, menyebalkan dan terutama macam es balok sangat keras untuk mencair kecuali jika ada panas yang membuat nya mencair.

Dia adalah Prawira adijaya. Toko perempatan jalan ini memang milik keluarga nya. Bahkan yang melayani juga ibunya,tentu saja Wira merasa canggung untuk menyapa Kanisha.

"Di dalam Sekolah memang menjadi seorang yang spesial tapi di lingkungan lain kita seperti orang asing. " ucap Kanisha.

Wira hanya tersenyum tipis. Dirinya langsung masuk ke dalam Toko.
Hujan sudah mereda, Kanisha lalu pulang ke rumah.

Kata itu akan jadi kalimat terakhir yang sudah Kanisha putuskan untuk berhenti menyukai Wira. Selamat tinggal perasaan yang pernah terukir diatas kata persahabatan, semoga beruntung.

******
Keesokan harinya, Wira sengaja datang ke kafe Odet. Odet duduk di sebelah Wira, mungkin pengunjung lain akan berfikir mereka adalah pasangan kekasih.

"Ada apa tumben sendiri?" tanya Odet.

"Biasanya juga sendiri. "

"Kemana squad fakboy?"

Menyebutkan perkumpulan itu, membuat selera Wira hilang. Semenjak kata bubar yang mereka sepakati tidak ada pertemuan atau perkumpulan yang mereka lakukan.

"Bubar, " jawab Wira.

"Ouh.Apa loe juga menjauh dari Kanisha?" tanya Odet.

Wira berdecak. "Dia punya pacar. "

"Kenapa loe pasti cemburu? Soalnya dari yang gue lihat kalian seperti jaga jarak. "

"Enggak."

"Sikap loe balik seperti dulu cuek dan irit ngomong. Gue tahu, kalau loe seperti ini pasti ada masalah, badmood atau cemburu. Gue yakin loe cemburu, " ucap Odet.

"Enggak Odet, Mabar aja lah lama loe!" ketus Wira.

"Santai boss, mentang-mentang jadi kapten ya okeh siap bos!" jawab Odet bersemangat.

FAKBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang