Dilain tempat......
Sesosok pria tengah cemas, sangat cemas memikirkan seseorang yang biasanya selalu satu kelas dengannya, tapi sekarang mereka berbeda, dari tadi pria itu melamun, tanpa sadar sedari tadi guru sudah memangilnya, karena sudah gilirannya memperkenalkan diri.
"Alan lo udah di panggil dari tadi sama Bu Ningrum." Sahut Ardi
"Oh oke, gw kedepan dulu."
"Perkenalkan dirimu." Sahut Bu Ningrum
"Nama gw Alano Putra Gumilar, panggil aja gw Alan, gw dari kelas Ipa 2." Lalu Putra pun Kembali ketempat duduknya. (Lo baik-baik aja kan dek ? Lo itu susah dalam gaul temen lo aja juga bisa dihitung pake jari, mana temen lo si Selly, Della sama Karin gak sekelas lagi, gw jadi cemas kan.) Alan pun terlihat sangat cemas "Bu saya izin kekamar mandi." Padahal dia bukan kekamar mandi, melainkan memastikan keadaan adik kembarnya dikelas.
"Iya silahkan."
Alan pun berjalan menuju kelas Ipa 5 diam-diam dia memerhatikan sang adik.
(Putra ngapain disini yah ?) "Pak saya izin keluar sebentar ya Pak."
"Ada apa kamu keluar ? "
"Ada urusan penting pak."
"Silahkan jangan lama-lama."
"Iya pak baik, terimakasih."
"Lo baik-baik aja kan ?" Tanya nya dengan nada khawatir.
"Baik-baik aja kok, lo ngapain kekelas gw ?"
"Gw khawatir, lo kan gak bisa gaul orangnya, mana sahabat lo si Selly, Della sama Karin gak satu kelas."
"UHH so sweet deh lo khawatirin gw." Sambil mencubit gemas pipi Putra
"Anjir gw lagi serius, gw ini khawatir sama lo bege."
"Iya gw juga serius, gw kan sayang lo, jadi gemes deh."
"Lo pikir gw bayi apa, digemesin, iya gw tau kalo muka gw baby face." Sambil memasang mimik wajah lucu
"Jijik lo gak cocok, cocokan juga BABI kali bukan baby, muka lo konyol gini juga, sok-sok an baby face."
"Yee lo mah, udah ah gw balik kekelas lagi, kalo ada apa-apa kasih tau gw ya, sana masuk lagi kekelas."
"Okee" Ucapannya mengacungkan jari jempol nya
Sedari tadi ada pria yang sudah menahan amarahnya, melihat cowok itu berduaan dengan mesra bersama Ana, tangannya sudah mengepal dengan keras dan kuat, begitu pun rahangnya yang terlihat mengeras.
"Lo kenapa Van ?" Tanya Varo
"Itu siapa nya Ana sih ?"
"Gak tau, tapi satu sekolah sih ngomongnya mereka pacaran, secara Ana gak pernah keliatan deket sama satu cowok mana pun selain sama cowok itu." Terangnya
"Oh."
"Kenapa Van lo cemburu ?" Tanya Varo dengan satu alis terangkat
"Ya enggak lah, yakali gw kan mau dapetin dia demi taruhan itu, gak minat gw sama dia, bukan tipe gw, body tepos begitu." Jawab nya acuh
"Awas lo kemakan omongan sendiri."
"Gak akan."
Hari ini tidak ada pelajaran apa pun, karena hari ini masih bebas, ya secara kan baru masuk kelas XI, jadi gak mungkin kan langsung belajar, Hanya saja pasti dihari pertama, orang orang riweh dengan pemilihan organisasi, dan piket, Tapi Putra dan Putri tak mengambl pusing justru mereka ingin cepat-cepat pulang.
"Ini masih lama gak si pulangnya ?" Tanya Putri
"Bentaran lagi juga balik Na, gw juga bosen pengennya rebahan gitu dikasur." Jawab Kanaya
"Sama gw juga, males tau, rempong banget buat organisasi sama piket doang."
Lalu Putri pun lanjut memerhatikan whiteboard yang sedang mengisi Organisasi dan Piket.
"KM nya Alex aja, wakilnya Ana keliatannya baik deh." Sahut Bintang dengan seenak jidat.
"Apaan kok jadi gw sih." Jawab Putri dengan kesal dan tak terima
"Ya soalnya lo sama Alex pantes di posisi itu."
"Gw mah hayuk aja."Sahut Alex dengan santay.
"Iya lo yang hayuk gw yang kagak."
"Terserah lo, mau lo jadi wakil atau nggak itu keputusan lo." Jawab Alex
"Na gw mohon lo yang jadi wakil, kagak ada yang mau nyalonin, ya kali Na lo tega yang jadi wakil para cabe, hancur dunia peradaban dong Na." Sambil memohon dan terus membujuk
"Iya, iya terpaksa gw."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)
Teen Fiction18+ Ini kisah tentang Alana Putri Gumilar, dan Alano Putra Gumilar, sepasang saudara kembar, juga dengan Alvano Javadd Kiehl pemilik hati Alana, si gadis cuek yang paling anti dengan kata lelaki, apalagi seorang bad boy. Tapi takdir yang mengantarka...