Pusat Perhatian

65 6 0
                                    

"Oke gw kesana dulu lo cari tempat." Lalu mereka pun pergi mencari apa yang mereka inginkan, dan Putri mencari tempat duduk.

"Hii cantik, sendiri aja, gw temenin boleh ?" Ucap Vano

Putri pun tak melayani dan malah sibuk dengan Iphonenya.

"Kok didiemin sih, kalo ada yang nanya itu dijawab dong." Sambil mengelus rambut Putri

"Jaga tingkah lo ya, lo itu gak kenal sama gw, dan bukan siapa-siapa, gw udah peringatin sama lo. jangan pernah lo sentuh gw, ngerti lo !!" Ucapnya sambil menunjuk dan tersulut emosi

"Weyss selow dong, gw kan nanya baik-baik, lagian gw cuman mau numpang duduk doang kali."

"Pergi lo dari sini."

"Kalo gw gak mau ?"

"Brengsek pergi sekarang, lo ngertikan bahasa Indonesia."

"Ngerti, tapi gw gak mau tuh."

"Na udah na, jangan teriak teriak lo jadi pusat perhatian." Ucapnya menenangkan.

Tak lama kemudian Putra pun datang, dengan membawa nampan yang isinya pesanan yang diminta oleh Putri, serta makanan yang dia pesan, lalu dia langsung menyimpan makanan dan minuman dimeja.

"Jauh-jauh lo dari dia !"

"Siapa lo, lo gak ada urusan sama gw."

"Jelas lo ada urusannya sama gw, karena siapa pun yang gangguin dia bakal berurusan sama gw." Ucapnya lantang

"Gak usah banyak bacot lo." Ucapnya, langsung meninju pipi Putra, mereka pun berkelahi.

"Put stop Put."

Tapi Putra tak menghiraukannya, dia malah tetap melanjutkan aksinya, ya jangan tanya Putra dia pernah beberapa kali mengikuti bela diri seperti, Silat, Judo, dan Taekwondo. Begitu pun dengan Vano, dia mengikuti Karate, Muaithai, dan Tarung Derajat, mereka berkelahi begitu sengit, hingga pada akhirnya ada salah satu guru yang melerai.

"Berhenti kalian." Ucap Pak Budi selaku guru bk

Lalu mereka pun berhenti

"Ikut saya keruang bk sekarang."

"Saya ikut pak." Ucap Putri

"Kamu tidak ada urusan, jadi kamu makan saja dikantin."

"Tapi pak perkelahian ini gara-gara saya."

"Yasudah kamu ikut saya sekarang."

"Ada apaan Na ?" Ucap Karin dan yang lainnya karena baru datang menuju tempat duduk

"Ntar gw jelasin, titip makanan gw."

"Okk."

Lalu mereka pun masuk diruang bk, seketika suasana pun berubah mencekam, ya ini pertama kalinya Putri da Putra memasuki bk, lain halnya dengan Vano yang sudah sering memasuki bk.

"Kalian berdua ini mau sok jadi jagoan ?"

"Tidak pak." Jawab Vano dan Putra

"Alasan."

"Lalu kenapa kalian berkelahi, dan ini masih disekolah, disekolah itu belajar bukan menjadi preman."

"Ya sekolah lah pak, masa jadi preman." Sahut mereka berdua

"Kalian ini terus menjawab, jika saya berbicara dengarkan jangan terus menjawab."

"Baik pak."

"Apa permasalahan kalian, apa kalian mempermasalahkan perempuan ?"

Mereka pun kembali terdiam.

"Jika saya bertanya jawab" Sambil menggebrak meja.

Mereka pun kaget, apalagi Putri

"Iya pak ini salah saya, maafkan saya." Ucap Putri

"Saya tidak bertanya kepada kamu, kamu sebaiknya diam, dan kalian berdua kenapa tidak menjawab."

"Lahkan tadi bapak nyuruh kita diem." Ucap mereka

"Ya sekarang giliran kalian menjawab."

"Jadi gini pak, sebenarnya saya tadi melihat Vano sedang menggoda Ana, dan dia juga sudah lancang memegang rambut Ana, begitu pak, jadi saya tersulut emosi, terlebih tadi dia terkesan memaksa Ana, Ayah saya bilang pak, wanita itu harus dihargai, seperti kita menghargai Ibu serta saudari kita."

"Kamu betul, apa benar itu Vano ?"

Vano pun terdiam

"Sudahlah tak ada guna saya bertanya pada kamu, saya sekarang mau bertanya sama kamu Ana apa benar yang dikatakan Alan ?"

"Iya pak benar, tadi saya sedang diam dikantin menunggu makanan saya lalu tiba-tiba Vano datang duduk dan menggoda saya dan dengan lancang dia menyentuh rambut saya."

"Baiklah, terimakasih atas penjelasnnya, Vano kamu saya hukum, dan ini surat panggilan untuk kedua orang tuamu, kamu diskors satu minggu, dan untuk kalian berdua silahkan kembali kekantin, sekarang masih tersisa 15 menit lagi untuk istirahat maaf telah menggangu kalian."

"Iya pak kami sama sekali gak terganggu, kalau begitu kita berdua pamit pak." Ucap Putra

"Shit, awas aja lo Lan." Ucapnya pelan sambil meninggalkan bk serta membawa sepucuk surat.

"Put kita ke Uks dulu, obatin dulu lukanya."

"Iya."

Lalu mereka pun ke Uks, Putra pun langsung berbaring di kasur Uks, lalu Putri pun dengan telaten mengobati Putra.

Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang