Tak Mendukung

64 5 0
                                    


Kanaya, gadis itu sedang berada dikamarnya, yang dilengkapi studio mini, dia sedari tadi sedang memainkan piano dan juga gitar, mencari-cari nada yang pas, dan juga membuat kata-kata yang indah dan menjadikanya alunan nada.

Bernyanyi, dan memetik gitar, ya Kanaya memang sangat lihai menggunakan gitarnya, memang dia bisa semua alat musik tapi dia paling lihai jika dengan gitar.

Lalu tak lama kemudian pintu pun terbuka, tampak lah pria bersorot mata tajam, tegas dan berwibawa, dan juga terlihat wanita yang anggun namun pembawaannya terlihat berbeda, sangat berbalik dengan penampilannya.

"Naya kamu ini, terus-terusan bermain musik, musik saja terus yang kamu lakukan, kapan kamu mau belajarnya hah !!!" Ucap Raihan dengan sorot mata tajam lalu mendekati Kanaya

"Naya, Mama mau kamu nanti bisa lulus dengan nilai yang tinggi, bukan malah main musik, apa sih gunaya kamu main musik ? Gak menguntungkan untuk kamu, malah buang waktu kamu Naya, ingat Mama gak mau kamu itu jadi anak yang gak berpendidikan, kamu harus kerja yang bagus, jadi pengacara, atau nggak pengusaha, desainer, bukan malah jadi pemusik, gak ada sejarahnya keluarga kita jadi pemusik." Ucap Ratih

"Mah, Pah Naya punya pilihan sendiri, kalo Naya gak suka apa harus dipaksa ? Enggakan ? Naya yakin dengan pilihan Naya, kalo suatu saat nanti Naya bakal jadi Musisi sekaligus Penyanyi, Naya bakal buktiin itu."

"Naya penerus Papa cuman kamu, kamu yang bakal pegang perusahaan nantinya, gak ada yang bisa Papa andalkan selain kamu, JANGAN PERNAH KAMU SEPERTI ANAK SIALAN ITU, MENJADI PEMBANGKANG PAHAM !!!" Ucap Raihan yang sudah naik pitam, yang hendak melayangkan tamparan kepada Kanaya namun tamparannya belum sampai pada pipi mulus Kanaya

"Dia anak Papa juga, dan dia Adalah abang aku, mereka darah daging kalian, aku gak habis pikir sama kalian yang selalu asik dengan duniawi, harta yang selalu kalian utamakan, hingga kalian lupa anak adalah titipan tuhan yang harus kalian jaga dan kebahagiaan anak adalah segalanya. Kenapa berhenti Pah ? Ayok tampar aku Pah, tampar." Ucapnya sambil memegang lengan sang Papa

"Kamu ini." Ucap Raihan lalu membawa gitar, dan melemparkan gitar itu sampai patah. "Nggak ada musik-musik, karena ini semuanya gak menjamin bakal sukses Naya ingat itu !!!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan Kanaya

"Kanaya, apa susahnya kamu turutin Papa kamu, ingat Nak kamu penerus kami, jika kamu gak mau jadi pengacara, teruskan perusahaan Papa kamu." Ucap sang Mama lalu pergi dari kamar Kanaya

Kanaya hanya diam mematung setelah mendengarkan ucapan kedua orang tuanya, dia tak habis pikir dengan apa yang mereka pikirkan, lalu dia menatap gitarnya yang sudah tak berbentuk itu, dia langsung mendekat dan mengambil gitarnya.

"Kenapa orang tua gw gak pernah mau dukung kemauan gw sih ? Apa gw salah ? Gw ngerasa ini bidang gw, kalo gw gak suka apa harus dipaksa ? Gw juga punya pilihan sendiri. Bang Kevin gw kangen lo bang, gw butuh lo, kenapa lo harus pergi dari rumah bang ? Gw pengen ikut sama lo, disini bukan tempat tinggal, melainkan penjara, bahkan neraka." Ucapnya sambil menangis

Disekolah.......

"Nay, kenapa lo begong ? Awas lo kesambet." Tanya Putri

"Gapapa kok."

"Cerita aja kali Nay, lo kayak sama siapa aja."

"Gw abis berantem sama bokap nyokap."

"Kenapa bisa Nay ?"

"Gw kemarin diem dikamar seharian, dan gw bikin lagu, ya gw emang suka main musik dari dulu, terus tiba tiba mereka dateng dan mereka bilang gak ada guna gw kalo tetep mau jadi musisi sama penyanyi, bahkan bokap gw hampir nampar gw, dan gw beneran kesel pas bokap lemparin gitar gw sampe patah Na. Apa gw gak berhak Na nentuin pilihan gw sendiri ? Gw ngerasa passion gw disitu Na, bukan jadi pengusaha, mereka bilang gw harus nerusin perusahaan bokap. Tapi menurut gw itu bukan gw banget Nay, dan gw gak abis pikir sama mereka yang udah ngusir abang gw, dia diusir cuma gara-gara dia gak mau jadi penerus Papa, dan milih jadi Fotografer, bahkan mereka nyebut abang gw anak sialan, abang Gw juga darah daging mereka Na, tapi mereka malah kayak gitu."

Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang