Putri pun pergi menahan sakit setiap kali ia melangkah, ia pun menghapus air matanya, ia mencoba berjalan senormal mungkin, agar orang-orang tak ada yang mencurigainya.
"Lo dari mana aja gak pulang semalem ?" Ucap Putra
"Gw nginep dirumah Kanaya semalem."
"Jangan boong lo, lo tau kan kalo gw susah diboongin."
"Gw gak boong."
"Sayang kamu kemana semalem nak, Bunda khawatir sama kamu."
"Maaf bun, jadi Putri semalem dari rumah Kanaya, udah terlalu malem soalnya, kebetulan Kanaya juga ada, jadi sekalian nginep aja." Alibinya
"Yakin kamu gak bohong kan ?"
"Nggak bun."
"Putri apa kamu nyembunyiin sesuatu dari Ayah ?"
"Nggak lah Yah, mana mungkin Putri nyembunyiin sesuatu dari kalian, yaudah Putri keatas dulu ya." Ucapnya melenggang pergi
Diatas tangga ia bertemu dengan sang adik..
"Kakak dari mana aja, kok baru pulang ?" Tanya Caca
"Dari rumah temen Ca, Yaudah kakak kekamar dulu ya."
Dikamar....
Ia pun menangis sejadi-jadinya, dibawah guyuran shower, dia merasa gagal karena tidak bisa menjaga mahkotanya, ia bahkan sudah membohongi seluruh keluarganya, dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya.
"Kenapa Tuhan, kenapa aku yang harus mengalami ini semua." Ucapnya bergetar
Lalu Putri pun bangkit dan menghapus air matanya, beberapa hari ini Putri terdiam, sikapnya beda sekali dari biasanya, orang sekitar pun khawatir padanya.
Putri jadi lebih pendiam, dia selalu menyendiri dan selalu melamun, bahkan kadang ia tak mendengarkan apa yang dijelaskan atau orang yang sedang berbicara dengannya.
Disekolah....
"Put lo kenapa sih ?" Ucap Karin
"Gw enggak papa kok."
"Jangan boong lo." Ucap Della
"Kagak boong asli." Ucapnya dengan kekehan
"Tapi kok lo agak pendiem, beda dari sebelumnya." Ucap Selly
"Apaan sih lo gw baik-baik aja kok." Ucapnya sambil tersenyum
"Na maaf-maaf nih ya, waktu hari senin lo sekolah kok jalannya agak beda, kayak yang sunatan gitu lho agak ngangkang, apa jangan-jangan lo udah gak virgin ?" Tanya Kanaya
Jedar, hati Putri bagaikan tersambar petir, apa yang dikatakan oleh Kanaya memang benar adanya, tapi apa ia harus mengakuinya pada sahabatnya, jika ia mengakui, pasti mereka akan menjauhinya, karena mengganggapnya bukan wanita baik-baik, walau nyatanya ia adalah korban.
"Apaan sih lo Nay, kalo ngomong tuh difilter dulu napa ! Gw jalan begitu karena gw abis split, udah lama gw gak split jadi deh begitu, cobain aja pasti sakit." Elaknya
"Okokk, yamaaf, gak maksud, kan menurut ensiklopedia begitu Na."
"Ya gak semuanya begitu juga dodol." Ucapnya (Maaf gw boongin kalian, gw takut kalian ngejauhin gw, gw gak sanggup, gw takut di cap buruk.)
Dirumah.....
"Put, lo yakin gak papa ?" Tanya Putra
"Eh Iya gw gak papa kok."
"Jangan boong lo sama gw, lo akhir-akhir ini kayak murung gitu, lo tau gw gak bisa lo boongin, waktu kejadian itu jalan lo beda."
Putri pun langsung menangis memeluk Putra, dia menumpahkan seluruh air matanya di Pundak Putra.
"Maaf Put, maafin gw, gw gak bisa jaga mahkota gw." Ucapnya gemetar
"Maksud lo, lo udah gak virgin ?" Tanyanya sambil mengerutkan alis
Putri pun mengangguk
"Kenapa bisa ? Siapa yang berani bikin lo kayak begini bilang sama gw."
"Gw kan datang ke pesta Put, terus gw dikasih minuman, padahal itu minuman cuman orange juice, tapi gak tau kenapa setelah gw minum itu minuman, badan gw jadi panas, gw gak tau Put, Cuman gw inget gw dicium sama si Vano, udah itu gw gak inget apa-apa lagi, terus pas gw bangun gw udah gak pake apa-apa."
"Sialan tuh cowok, lo kenapa gak jujur dari awal Put ?"
"Gw takut, dan gw mohon sama lo buat rahasian ini semua dari Ayah sama Bunda."
"Tapi Put"
"Please gw mohon."
Putra pun hanya bisa mengikuti keinginan sang adik karena tak ada pilihan lain, dia pun langsung memberikan pelukan kepada sang adik, dan memberikan kekuatan, tapi dia tidak bisa tinggal diam.
"Lo harus kuat, gw selalu ada disisi lo."
"Makasih Put."
2 Hari kemudian di rooftop Gedung......
"Bangsat keluar lo !!!" Ucap Putra
"Ada nyali lo nemuin gw." Ucap Vano
"Kenapa lo lakuin itu sialan ?"
"Karena gw taruhan sama Varo."
Bughhhh satu pukulan mengenai rahang Vano
"Sialan lo." Ucapnya lalu membalas beberapa pukulan
Tak lama kemudian Putri datang dari ujung pintu dia melihat perkelahian itu, ia sudah mencoba melerai tapi tetap tidak bisa, tak lama kemudian terdengarlah suara orang terjatuh ke tanah, Putra terpeleset karena ia sudah lemas tak kuat menopang dirinya yang ada diujung perbatasan rooftop yang tanpa ada pagar. dengan banyak luka babak belur disekujur tubuh, dan ia tak sadarkan diri, Putri pun langsung turun kebawah menemui Putra, kemudian Vano pun menyusul Putri.
"Putraaaa" lalu ia pun membangunkan putra dengan lembut, dan membawa Putra kepangkuannya. "PUAS LO NGEBUAT GW HANCUR, DAN NGEBUAT ABANG GW LUKA !!!!"
"Maksud lo ?"
"Dia kembaran gw."
"Gw gak tau." Ucap Putra lalu membantu Putri "Maafin gw."
"Lo fikir kesalahan lo bisa dimaafin, NGGAK !!!!" Ucapnya lalu membawa Putra kerumah sakit
Lalu Vano lun segera menghubungi ambulance.
"Gw minta maaf Na, please maafin gw please." Ucapnya menyesal, namun tak ditanggapi oleh Putri. fokusnya hanya pada Putra.
"Putra lo bertahan." Ucapnya sambil mengelusi wajah Putra yang terbaring lemah di brangkar ambulance.
Vano pun hanya terdiam melihat Putri dan Putra diambulance.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)
Fiksi Remaja18+ Ini kisah tentang Alana Putri Gumilar, dan Alano Putra Gumilar, sepasang saudara kembar, juga dengan Alvano Javadd Kiehl pemilik hati Alana, si gadis cuek yang paling anti dengan kata lelaki, apalagi seorang bad boy. Tapi takdir yang mengantarka...