"Yakali nguli di supermarket."
"Itu lo tau, kenapa masih nanya sama gw."
"Emangnya gak boleh yah gw nanya lo."
"Gak." Ucapnya lalu beralih ke stand lain
"Jangan marah dong." Sambil membututinya
"Lo ngapain sih ngikutin gw, gw bukan emak lo."
"Emang bukan, tapi lo calon istri gw."
"Amit-amit, ke pd an lo, siapa juga yang mau sama lo."
"Lo, kan lagi proses."
"Proses pala lo." Sambil memilih makanan ringan
"Yeee, gw kan lagi berjuang buat dapetin lo." Ucapnya
"Sorry ya, mending lo pergi sebelum hati lo ancur, karna gw gak minat sama bradalan kayak lo, apalagi BRENGSEK." Ucapannya
"Nyelekit banget neng omongannya, kalo lo gak mau ya gak papa, gw bakal usaha lebih giat lagi, gw bakal berubah, kalo perlu jadi good boy."Sambil terus mengikuti Putri
"Impossible." Ucapnya
"Gak ada yang gak mungkin Na, kalo gw bisa berubah apa jaminannya ?" Ucapnya
"Ya gak ada apa-apa lah."
"Gini deh, kalo gw bisa berubah lo jangan dingin lagi sama gw gimana ?"
"Oke deal." Mereka pun berjabat tangan.
"Totalnya berapa Mbak ?"
"278000 Kak" Sahutnya ramah.
"Ini Mbak" memberikan tiga lebar uang
"Terimakasih kak." Ucapnya memberikan kembalian
"Sama-sama."
"Lo balik sendiri ?" Ucap. Vano
"Iya."
"Balik bareng gw yuk, kasian juga gw bawa belanjaannga banyak bener."
"Gak usah makasih." Ucapnya lalu melenggang pergi meninggalkan Vano, tetapi Vano mengikuti dari kejauhan.
Diperjalanan tiba-tiba ada segerombolan preman, yang tengah asik menongkrong terhitung ada sekita 4 orang lelaki terlihat sangar brother dan bertato, melihatnya saja Putri sudah bergidik ngeri, lalu diantara 4 orang itu salah satunya ada yang bersiul dan menggodanya.
Fiuit..
"Sendirian aja neng ? Sini abang temenin." Ucap preman itu
Putri pun melangkah dengan cepat.
"Santay kali neng sama kita dulu disini."
Putri pun semakin mempercepat langkahnya.
Tiba-tiba preman itu menarik tangan Putri.
"Sini dulu kali neng, sama kita, malem-malem gini tuh enaknya nyari kehangatan neng."
"Lepasin."
"Jangan sok gamau neng, nantinya juga eneng suka ya gak ?"
"Gimana kalo kita gilir aja ni cewek." Ucap sang ketua yang sedari duduk kini berdiri dan mengelus pipi Putri
"Saya mohon lepasin saya pak, atau saya akan berteriak." Ucapnya dengan nada memelas
"Teriak aja neng, gak akan ada yang denger, toh mereka pada takut sama kita, disini juga sepi."
(Ya tuhan bantu hamba, siapapun tolong gw.)
Tak lama kemudian terdengar suara deru mobil, lalu sang empunya pun turun dari mobil sedan hitamnya.
"Lepasin dia."
"Bocah ingusan dateng, mau sok jadi pahlawan lo, atau mau ikut nikmatin nih cewek, kalo mau ayok aja, tapi setelah gw sama temen gw baru lo."
Putri pun sudah bergemetar, air mata yang sedari tadi ditahan kini telah meluncur bebas dipipinya, sambil menunjukkan tatapan memohon kepada Vano, agar dia bisa terbebas dari 4 preman ini.
"Gak minat gw kayak begitu, segitu gak mampunya lo pada nyewa jalang ?"
Bugh, satu pukulan mengenai wajahnya.
"Bangsat lo, sini lo lawan kita."
Vano pun membuka Neck Tubenya, lalu meludah kearah wajah salah satu preman itu.
"Sialan lo." Sambil mengelap ludah itu, yang mengenai wajahnya
Beberapa kali dia menangkis dan juga menghajar para preman.
"Nggak usah lo remehin kekuatan bocah kayak gw, lo semua cowok tapi keroyokan banci lo, panggil semua preman sini gw gak takut, lo tanya sama mereka ketua black snack siapa ? Baru lo bisa tanding sama gw." Ucapnya sambil memegang rahang sang ketua, sambil menendang badan kekar itu. "Lo gak papa ?" Tanyanya dengan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)
Teen Fiction18+ Ini kisah tentang Alana Putri Gumilar, dan Alano Putra Gumilar, sepasang saudara kembar, juga dengan Alvano Javadd Kiehl pemilik hati Alana, si gadis cuek yang paling anti dengan kata lelaki, apalagi seorang bad boy. Tapi takdir yang mengantarka...