"Iya Kakak." Caca pun langsung bangkit dari tempat tidurnya dan membereskan tempat tidurnya dan setelah itu bergegas menuju kamar mandi.
Lalu Putri pun langsung masuk kekamar Putra
"Kebiasaan deh lo selalu aja masih tidur, padahal udah pagi dasar kebo." Dumelnya "Bangun Put udah pagi ini." Sambil mengusap rambut Putra
"10 menit lagi ya, gw masih ngantuk ini." Ucapnya dengan mata terpejam
"Putra nanti kita telat put, cepetan bangun." Sambil mengusap wajah Putra
"5 menit lagi deh." Masih dengan mata terpejam
"Gak ada cepet bangun." Sambil mencubit lengan Putra
"Awww, sakit Put, bisa gak sih lo bangunin gw dengan cara yang halus, KDRK lo." Lalu terbangun dari tidurnya
"KDRK pala lo, dari tadi gw udah bangunin lo ya Put, dengan cara yang halus, 2 kali lho, tapi lo nya yang susah dibangunin, kebiasaan lo tidur udah kayak kebo."
"Iyalah KDRK (KEKERASA DALAM KELUARGA) Auah udah puas kan ngomongnya, sekarang gw mau kekamar mandi, jangan lupa ya beresin kamar." Sambil mengacak-ngacak rambut sang adik, lalu langsung ngacir kekamar mandi, sebelum mendengar ocehan kegarangan kak ros, bisa berabe ntar kalo telinganya rusak diusia dini.
"PUTRAAA !"
"IYA KANJENG MAMIH, INI GW MAU MANDI." Ucapnya berteriak dikamar mandi kamarnya
"Rese lo Put." Lalu Putri Pun membereskan tempat tidur Putra, setelah itu ia langsung turun kebawah.
"Kenapa sayang kok mukanya ditekuk gitu ?" Tanya Andin
"Itu bun Putra ngeselin, masa dia nyuruh aku beresin kamarnya."
"Lah emang Putra kemana ?"
"Dia mandi bun, jadi aku yang beresin, terus ini juga udah mau masuk sekolah, Putra susah sih dibanguninnya."
"Yaudah sayang duduk dulu."
"Bun kayaknya aku sarapan disekolah aja sama Putra, tolong bungkusin kotak makannya 2 bun."
"Iya sayang bentar." Lalu Andin pun membungkus kotak makan
Tak lama kemudian Putra turun dari tangga dengan santaynya.
"Lho kok lo gak makan sih ? Ntar lo sakit, inget lo itu punya magh." Ucap Putra memperingati sang adik.
"Itu lo tau kalo gw punya magh, makannya bangunnya jangan susah, ini kita telat lho Put udah jam 06 : 50." Ucapnya dengan kesal
"Becandaan lo gak lucu ya Put."
"Siapa yang becanda coba, noh lo liat jam yang gede." Sambil menunjuk jam yang bertengger di ruang tamu.
"Eh buset, ini mah telat, alamat dihukum kita, bun kita pergi dulu yah, eh bentar Ayah sama Caca mana bun ?"
"Mereka udah duluan, nunggu kamu lama."
"Yaudah kita pergi ya bun."
"Iya, hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut gak papa kalian telat, asalkan keselamatan nomor 1."
"Siap bun."
Dimobil, Putri tampak cemberut, mukanya sudah sangat ditekuk, bahkan dia tak bergeming sedikit pun udah kayak tikus kejepit.
"Permisi, sekarang kacang mahal ya." Lalu Putra mencolek dagu Putri
"Apaan sih lo." Ucapnya dengan kesal
"Jangan ngambek gitu dong, masa gw dikacangin gak enak tau."
"Ya abisnya lo kenapa sih susah dibangunin, jadi kan kita telat."
"Santay kali Put, toh masih bebas ini."
"Santay pala lo, dikamus gw gak ada ya santay-santay, lo tuh harus disiplin, mau sekolah bebas, atau nggak kita tetep harus masuk sesuai dengan jamnya." Jawabnya dengan tegas
"Iya, iya maaf, maafin gw yaa, ntar gw beliin ice cream sepuas lo deh." Sambil mengacak-ngacak rabut Putri
"Jangan diulangin lagi put, gw gak mau telat masuk."
"Iya, iya ntar kita kekantin dulu ya."
"Mau ngapain ?"
"Sarapan lah, gw gak mau ya lo sakit gara-gara telat makan, lo kan punya magh."
"Gak usah."
"Lah gak ada kita ntar kekantin dulu."
"Nggak usah Putra, gw udah bawa bekel makan buat kita berdua, gw juga udah bawa minum, sarapan di mobil aja ya."
"Yaudah."
Mereka pun sarapan berdua di mobil, sesekali Putri menyuapi Putra, mereka makan bergantian, mereka makan di mobil supaya menghemat waktu agar nanti sampai kesekolah perut mereka sudah terisi, jadi tidak akan khawatir jika mereka beraktifitas, karena sudah sarapan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)
Teen Fiction18+ Ini kisah tentang Alana Putri Gumilar, dan Alano Putra Gumilar, sepasang saudara kembar, juga dengan Alvano Javadd Kiehl pemilik hati Alana, si gadis cuek yang paling anti dengan kata lelaki, apalagi seorang bad boy. Tapi takdir yang mengantarka...