"Emang siapa yang bakalan marahin gw ? Gw udah izin sama nyokap bokap."
(Apa dia bener-bener polos.) "Maksud gw pacar Na."
"Haha lo lucu, sans aja kali gw gak punya pacar."
"Lo boong ya, yakali sih lo gak punya pacar Na."
"Beneran, yakali boong, gw emang belum nemu yang srek aja gitu, kalo pun ada yang srek yak hayuk aja, ya cuman belum nemu."
"Sip deh berarti masih aman, belum sold out hati lo."
"Lo kira hati gw barang apa ?"
"Ya bukan lah Na, itu artinya gw masih bisa masuk kan Na ?"
"Hahhh" Kagetnya
"Udah Na itu si Mbaknya udah dateng."
"Permisi Kak, ini pesanannya." Ucapnya dengan ramah, sambil menyajikan makanannya
"Terimakasih Mbak." Ucapnya ramah
"Sama-sama kak." Ucapnya tersenyum lalu meninggalkan meja itu
"Makan yang banyak Na."
"Siap Van, mubazirkan kalo gak dimakan." Lalu Putri pun langsung melahap makanannya
"Pelan-pelan Na, itu makanannya sampe belepotan begitu." Ucapnya
Lalu Ana mengelap sudut bibir sebelah kanan
"Bukan yang itu." Ucapnya lalu mengelap sudut bibir Putri yang terkena makanan
(Gila kok jantung gw kayak lagi disko gini ya.) Putri pun terdiam
"Jangan lupa nafas Na." Ucapnya sambil tertawa
"Rese lo." Ucapnya kesal
"Acieee blushing, udah kayak tomat."
"ALVANO LANJUT MAKAN !!!"
"Iya, iya jangan ngambek dong, entar Blushingnya ngilang."
"ALVANOO !!!"
"Iya, iya, lo lucu ya." Lalu Vano dan Putri pun melanjutkan memakan hidangannya
"Makasih Van gw suka sama hidangannya."
"Sama-sama, mau langsung balik atau kemana dulu nih ?."
"Langsung balik aja, soalnya gw gak boleh pulang lebih dari jam 8."
"Gila seriusan ? Masih siang kali jam segitu, tapi gak papa deh lain kali bisa kan gw ajak jalan lagi ?"
"Iya serius, gw udah janji bakal pulang jam segitu, liat ntar aja deh kalo itu, takutnya tiba-tiba ada acara."
"Oke deh, yaudah yuk balik."
"Ayok." Sambil keluar menuju ke parkiran
Diperjalanan......
Angin malam begitu terasa, jalanan agak cukup ramai, Ibu Kota memang selalu ramai, tak pernah sekali pun tak padat, hanya sekali saja jalanan tak ramai, dan tak bervolusi, pada saat Corona saja.
"Na lo seneng gak ?"
"Seneng karena gw bisa makan gratis dan banyak." Ucapnya santay
"Hahh, maksud gw lo seneng gak jalan sama gw ?"
"Se, seneng Van, ini pertama kalinya gw jalan sama cowok."
"Serius lo ?"
"Heem"
"Syukur deh kalo lo seneng, gw juga seneng tau Na, abisnya lo susah banget ditaklukin sih, cuek abisss."
"Ya maaf Van."
"Iya, iya yang penting lo udah gak cuek lagikan sekarang, oh iya Na, bentaran lagi kan UTS, nah gw boleh gak belajar bareng sama lo ?"
"Boleh-boleh aja sih gw mah, mau kapan emang dimulainya ?"
"Mulai besok aja gimana ?"
"Oke deh, tapi gw bilang bokap, nyokap sama abang gw dulu ya."
"Sipp, gw berharap lo bisa ngajarin gw, karena banyak beberapa pelajaran yang gw paham."
"Iya, gw usahain semoga gw bisa diizinin."
"Sip."
Lalu tak lama kemudian Putri dan juga Vano sudah sampai pada pekarangan rumah Putri.
"Makasih Van." Ucapnya tulus
"Sip sama-sama, gw pulang dulu , langsung tidur lo."
"Iya, ati-ati Van"
Vano pun mengangguk lalu melesat pergi dari pekarangan rumah Putri
"Wihhh kayaknya ada yang seneng nih." Ucap Putra sedari tadi duduk di kursi teras
"Eh ada lo ternyata, biasa aja tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)
Ficțiune adolescenți18+ Ini kisah tentang Alana Putri Gumilar, dan Alano Putra Gumilar, sepasang saudara kembar, juga dengan Alvano Javadd Kiehl pemilik hati Alana, si gadis cuek yang paling anti dengan kata lelaki, apalagi seorang bad boy. Tapi takdir yang mengantarka...