Awal Mula

123 4 0
                                    

Di depan Club

"Kamu gak salah ? Temen kamu ngerayain disini ?" Tanya Putri

"Nggak kok, abisnya kalo aku gak datang gak enak Na, dia sahabat aku dari sd soalnya."

"Gitu ya, maaf aku kurang suka sama tempat ini."

"Yaudah deh jangan masuk aja, kita balik aja."

"Jangan dong Vin, gak enak juga, nanggung udah sampe sini."

"Serius ?"

"Iya."

"Yaudah ayok." Lalu mereka pun masuk kedalam Club tersebut .

"Bau alkoholnya nyengat banget Van."

"Yaudah kita gak akan lama ditempat ini."

"Okee."

"Hiii Van." Ucap Dion

"Hiii bro, btw hbd."

"Yoi thanks, oh iya ini siapa nih ?"

"Kenalin pacar gw." Ucapnya memperkenalkan Putri

"Alana." Sambil menjabat tangan

"Gw Dion salam kenal." Ucapnya sambil membalas jabatan Putri

"Jangan kelamaan, entar gw bogem."

"Santay kali masnya, abisnya bawa pacarnya cakep sih."

"Bagi dong."

"Enak aja lo, cari sono sendiri." Sambil merangkul pinggang Putri dengan posesif

"Santay bro, becanda kok gw."

"Yaudah kesana yuk."

"Ayokk."

"Woyy lo kesini ternyata, gw kira gak akan dateng, eh ada Alana." Ucap Varo

"Heem, Na bentar ya kamu disini dulu aku mau pesen minum, kamu mau pesen apa ?"

"Orange Juice aja."

"Okeee." Lalu diapun memesan minuman, tanpa diketahui Alana, dia memasukan sesuatu kedalam minuman itu. (Sayang kita liat seberapa liar nya kamu.) lalu tersenyum licik.

"Ini sayang diminum." Ucapnya menyodorkan minuman

"Makasih." Lalu Putri pun meneguknya hingga tandas, selang beberapa menit tubuhnya menjadi panas, tiba-tiba sangat gerah, seperti ada yang ingin di tuntaskan.

"Kamu kenapa Na ?." Ucapnya pura-pura tak tau

"Gak tau, badan aku tiba-tiba panas gini."

"Yaudah sini." Ucapnya memegang tangan Ana

"Kok aku ngerasa aneh gini ya." Setelah menerima sentuhan dari Vano, bahkan dia ingin lebih.

"Ikut aku." Lalu dia pun menggenggam tangan Ana menuju kamar.

"kamu kok bawa aku kesini sihhh, Van kenapa aku panas bangethh."

"Sini aku obatin." Ucapnya lalu tanpa aba-aba mencium bibir Putri

"Shhh kamu apa-apaan sih vanhh."

"Aku mau obatin kamu."

Vano pun menekan tengkuk Putri, menyecap dan menulusuri mulut Putri, Putri yang terus, mencoba melepaskan diri namun, apa daya tenaga ia tidak cukup untuk melawan Vano.

"Van please, jangan Van." Ucap Putri yang terus menangis

Namun Vano tak menghiraukan itu semua, ia malah semakin memperdalam ciumannya, dan semakin turun keleher Putri.

"Vanhh, please stop Van."

"Suth babe, nikmatin aja."

"Vano please jangan jadi brengsek."

Vano pun mulai meremas dada Putri, Putri pun semakin gemetar.

"Please Vanhh, stop."

"No babe."

Vano pun melucuti pakaian Putri, dan mulai melancarkan aksinya.

"Vannhhh please stop, please Van."

Tapi tak ada jawaban dari Vano, melainkan Vano langsung membekap mulut Putri menggunakan bibirnya, lalu memasukan kepunyaannya pada milik Putri.

"Ahhh Van, sakit, stop it please Van."

"Shittt, your so tight Na."

"Please stop Van, sakit banget Van please, ahh Van."

Vano menghiraukan ucapan Putri, ia malah menghujami Putri terus menerus, dan menimbulkan suara erangan.

"Ahhh Vannhh."

"Give your sigh for me Na, you're so delicious, yours really pinched mine, now you're really mine, just mine, ahh fuck."

Suara erangan itu, terus menerus memenuhi ruangan itu, keringat yang  bercucuran, tak perdulikan dengan suhu AC, seakan sangat panas di ruangan tersebut.

Pagi hari, Putri terbangun tanpa menggunakan sehelai benang, dia merasa ini bukan kamarnya, kaget bukan main dia bisa satu ranjang dengan Vano, dia lalu membuka selimut, bahkan ia pun melihat Vano tak menggunakan pakaian sama halnya seperti ia, dan ia menemukan bercak darah di sepre.

"Gak ini gak mungkin terjadi." Ucapnya menangis dan bergetar

"Van, Vano bangun Van, apa yang udah kita lakuin semalem ?"

"Hoaamm, kamu kenapa sih masih pagi udah berisik."

"Vano kamu lakuin apa sama aku ?"

"Kita udah seneng-seneng sayang, inget gak kamu kan yang goda aku, kamu juga ngedesah keenakan."

Plakkk satu tamparan mengenai pipi Vano

"Kenapa lo nampar gw ?"

"Lo brengsek."

"Gw brengsek ? Hello yang ngegoda gw itu lo, lo juga nikmatin kan ? Jangan sok suci kalo lo sendiri nikmatin kegiatan kita."

"Mulai sekarang kita putus." Ucapnya lalu mengambil pakaian yang berserakan dilantai, dengan melilitkan selimbut lalu berjalan dengan tertatih. "Shhhh" Lalu ia pun berjalan menuju kamar mandi.

"Terserah lo, inget lo udah jadi milik gw, gw yang petama kali nyobain lo."

Air mata Putri pun turun semakin deras

(Gw salah banget kayaknya udah bikin dia nangis.) Sambil mengacak-ngacak rambutnya. "Apa gw mulai suka ? Gak mungkin."

Lalu Putri pun keluar dari kamar itu.

"Jangan pernah lo coba-coba nemuin gw lagi." Ucapnya lalu melenggang pergi

Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang