Ulah

70 3 0
                                    

Keesokan Harinya......

Putri terbangun dengan sedikit rasa pusing, fikirannya bertanya-tanya, siapa yang membawanya pulang, tapi seingatnya dia bertemu dengan seorang bajingan itu di Club.

"Shhh, anjing pala gw pusing banget lagi." Ya semenjak Putra pergi Putri memang beda dari biasanya omonganya pun jadi lebih kasar, berbeda dengan sebelumnya. "Siapa yang bawa gw balik ? Baju gw siapa yang ganti ?"

Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakan sesosok pasangan, yang terlihat harmonis dengan tatapan yang tak bisa diduga.

"Ayah, bunda." Ucapnya dengan sedikit terkejut

"Dari mana kamu semalem ?" Tanya Adit sang Ayah mengintrogasinya.

"Cuman main kerumah temen kok Yah." Elaknya

"Jangan bohong kamu, mulut kamu itu bau alkohol ditambah baju kamu bau rokok, apa kamu dari Club ?"

"Enggak Ayah, pertanyaan Ayah ngelantur."

"JANGAN BOHONG KAMU !!!" Ucapnya yang sudah naik pitam

"Iya Ayah, puaskan Ayah sekarang !" Ucapnya menaikan nada bicara

Plakkkk

Satu tamparan keras itu berhasil mengenai pipi mulus Putri, dan menyebabkan sang empunya sedikit meringis.

"Tampar lagi aku yah, semuanya memang gak ada yang peduli sama aku, Putra ninggalin aku, aku bahkan udah gak berguna."

"Ayahh." Ucapan Andin yang tak menyangka sang suami akan melakukan ini kepada sang anak.

"Biar Bun, biar dia paham, kenapa kamu melakukan ini ?" Ucapnya yang sudah dilanda kilatan akan amarah

"Kalian gak perlu tau, cukup aku yang merasakan semua ini." Lalu Putri keluar dari kamar

"Mau kemana kamu ?" Tanya Adit sang Ayah namun tak dihiraukan oleh sang anak.

Sesampainya dipintu....

"Kakak mau kemana ?" Tanya Caca

"Kakak mau nenangin dulu fikiran Kakak, kamu baik-baik ya." Ucapnya meninggalkan sang adik lalu melangkah keluar rumah.

Dia pun langsung pergi menuju apartemen yang dibeli bersama Putra, diapartemen itu sangat sejuk, ia merasa lebih tenang, lalu membuka beberapa botol kembali meminumnya, serta menyesap beberapa batang rokok, yang sudah menjadi candunya akhir-akhir ini, entah mengapa dia berubah sangat drastis.

Dia terus meneguk beberapa gelas, mungkin sudah habis 2 botol dan 1 bungkus rokok, karena hari ini dia sangat stress, dan cara terbaik melupakannya dengan cara seperti ini, dia merasa bebas, fikirannya melayang.

"Gw kangen banget Put, gw kangen sama lo, apa lo kangen gw, gw gak tau harus kayak gimana, gw udah kehilangan semuanya, gw kehilangan lo, gw kehilangan masa depan gw." Ucapnya dengan tangis, lalu meneguk lagi minuman itu.

1 bulan dia berhasil kabur dari rumah, lalu dia pun kembali kerumah itu, rumah yang tersimpan banyak kenangan bersama Putra dan pertama yang dituju ialah kamar Putra.

Dia pun memasuki kamar Putra, melihat setiap sudut kamar, dan membuka beberapa album lama, terasa sangat menyakitkan banginya, ini semua bagaikan mimpi baginya, tak pernah dia menduga akan seperti ini, karena ulahnya Putra pergi, dia sangat rindu dengan Putra, lalu dia memustuskan untuk ketempat pemakaman Putra.

TPU

"Put gw kangen sama lo, gw harus gimana Put, maafin gw udah gak nurut sama lo, kalo aja gw dengerin lo, lo gak akan kayak gini sekarang, lo pasti masih disisi gw Put." Ucapnya dengan tangis, lalu ada yang menepuk pundaknya

"Na, heii." Ucap Bintang

"Tang lo ada disini." Sambil menghapus air matanya

"Iya Na, kebetulan gw lagi ziarah kemakam almarhum bokap, jadi sekalian kesini, lo juga lagi kangen ternyata sama Alan, gw juga."

"Iya Tang, gw masih gak bisa nerima ini semua."

"Lo gak boleh kayak gitu Na, lo harus mengikhlaskan Alan, kasian Alan, dia udah tenang disana, iya gw tau lo pasti belum bisa nerima, tapi lo harus berusaha Na, gw juga begitu pas ditinggalin Bokap, apalagi gw masih kecil, waktu itu gw kelas 5 sd, dan gw harus kehilangan kasih sayang bokap gw diumur segitu, belum lagi gw liat adik gw sama nyokap gw, tapi gw mulai bangkit, gw gak mau berlarut-larut dalam kesedihan."

"Iya tang gw bakal coba."

"Harus, gw anter lo balik yan Na."

Putri pun hanya membalas dengan anggukan

Diperjalanan......

"Na gw suka sama lo dari kelas 10."

"Hahhh" Kaget bukan main, pasalnya ia tak pernah menyangka jika Bintang mempunyai perasaan padanya, terlebih Putri hanya menganggapnya sebagai sahabat, karena mereka dekat memang dari kelas 10.

"Gw suka sama lo dari kelas 10, maaf gw baru bisa ngomong sekarang, gw terlalu malu untuk mengungkapkan ini semua, gw pengecut."

"Maaf Tang gw gak bisa."

"Tapi kenapa Na ?"

"Karena gw udah gak Virgin, lo bisa cari cewek yang lebih baik dari gw, lo baik lo gak pantes sama gw."

"Gak masalah Na, siapa yang berani ngelakuin ini sama lo Na ?"

"Lo pasti tau, gw cuman pernah pacaran sekali, dan dia ngejebak gw dengan cara ngasih minum sama gw, itu dibawah alam sadar gw, jadi gw gak tau."

"Sialan tuh cowok."

"Lo gak jijik apa sama gw ?"

"Gw gak ada sedikit pun fikiran kayak begitu Na, lo korban, gw harus kasih pelajaran."

"Jangan Tang, gw gak mau lo bernasib sama kayak Putra."

"Oke-oke gw gak akan lakuin itu." (Maaf Na gw gak bisa diem, gw sayang sama lo Na, walapun lo gak bisa nerima gw.) "Na lo tetep mau kan sahabatan sama gw ?"

"Iya, gak ada alasan gw harus ngejauh dari lo."

"Syukurlah, setidaknya gw masih bisa tetap deket sama lo."

Tak lama kemudian mereka sampai rumah Putri.

"Give me hug please Na."

"Oke-oke" Ucapnya langsung memberikan pelukan hangat pada Bintang "Lo seneng banget sih meluk gw." Yang masih memeluk Bintang

"Gw udah anggep lo kayak adek gw lho na."

"Makasih udah nganggep gw sebagai adek lo, dan sedikit ngasih pencerahan sama gw." Ucapnya melepaskan pelukannya

"Sama-sama Na, gw balik dulu."

"Ati-ati Tang."

"Iya Na." Lalu Bintang pun langsung menyusuri jalan dan menghampiri Vano

Lalu Putri kembali kerumah, dia tak mau terus-teruss seperti ini, dia juga sangat kangen dengan kamarnya juga adik kesayangannya.

Sesampainya dirumah.....

"Sayang kamu udah pulang." Ucap Andin langsung memeluk sang anak

"Iya bun." Ucapnya langsung membalas pelukan sang Bunda

"Jangan pergi-pergi lagi, Bunda khawatir."

"Iya Bunda, maafin Putri, Putri ngerasa kalo Putri kehilangan arah bunda." Ucapnya menangis di pelukan sang Bunda

"Iya Bunda maafin kamu."

Lalu tak lama kemudian datang lah sang Ayah.

"Sudah pulang kamu, maafkan Ayah yang telah menampar kamu, Ayah ngerti kamu merasa sangat kehilangan, kita pun sama, maaf Ayah terbawa emosi." Ucanya Adit lalu memeluk sang anak

"Maafin Putri juga Yah."

"Kakak, aku kangen kakak, kakak kemana aja sih, aku kesepian." Ucapnya memeluk sang kakak

"Maafin kakak sayang, kakak gak akan gini lagi, oke, jangan cemberut nanti kakak beliin ice cream."

"Okee, janji ?"

"Janji."

Mungkin Hari Ini Esok Atau Nanti (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang