Malam itu angin berhembus dengan kencang menerpa halaman rumah keluarga Haverson. Rumah berbahan beton itu sangat besar dan megah. Namun, dalam rumah yang mewah itu terdengar sebuah teriakan.
Lebih tepatnya teriakan seorang wanita bersurai (H/c). "Ayo nyonya, dorong sekali lagi," ucap sang dokter secara tenang. Dalam sekejap sebuah teriakan kembali terdengar.
Tapi kali ini teriakkan tersebut diiringi dengan suara tangis. Seorang bayi telah lahir, anak pertama dari pasangan Elise dan David Haverson. Senyuman langsung terukir di wajah mereka mendapati putri mereka yang akhirnya lahir kedunia.
"T-Tuan mereka disini! Para pelahap maut!"
Dobrakan pintu terdengar jelas, teriakan para pelayan memenuhi ruangan. Dalam sekejap, malam yang tadinya indah menjadi mimpi buruk bagi para penyihir.
"Cepat! Bawa Elise dan (Y/n) pergi! Jangan sampai dia menangkap mereka!" Bentak David, tangan kanan meraih tongkat sihir yang berada di sakunya. Sementara satunya mendorong dokter dan pelayan untuk segera pergi.
Elise menggelengkan kepalanya, tubuhnya masih sakit setelah proses persalinan. Dia yakin bahwa dia sekarang tidak dapat bergerak "pergi..., bawa (Y/n) ketempat para potter. Mereka akan menjaganya."
Keraguan tampak menghiasi wajah pelayan wanita yang sedari tadi menggendong (Y/n). Tetapi dengan cepat dia bulatkan tekatnya, lalu berlari keluar dari mansion besar melalui pintu belakang.
Carmila---sang pelayan, berlari tanpa tau arah. Air mata mengalir di pipinya. Tak pernah dia sangka bahwa hari dimana maut akan menjemput kediaman Haverson sangatlah cepat.
"Siapapun, kumohon. Siapapun tolong.....," gumam nya sembari memeluk bayi yang terbaring di keranjang bawaannya. Tanpa dia sadari kini dia telah berlari jauh.
Langkah kaki cepat terdengar mengikutinya dari belakang. Carmila tau bahwa dia telah disusul para pelahap maut, manik abu abunya menatap kesana kemari mencari keberadaan suatu hal.
Menemukan sebuah gubuk tua. Sang gadis segera memasuki gubuk itu, dia dengan cepat meletakkan keranjang berisi bayi di atas lantai secara perlahan. Menatap kearah bayi itu Carmila mengelus pipi (Y/n).
Hal ini membuat sang bayi terkekeh, senyuman langsung menghiasi wajah Carmila. "Nona muda (Y/n) sangat cantik, lakukan lah hal yang dapat membuat orang bahagia. Namun jangan lupa untuk membuat dirimu bahagia." Ujar Sang pelayan dengan lembut.
Suara langkah kaki semakin membesar mengarah kegubuk yang dia tempati. Tanpa basa basi Carmila mengeluarkan tongkat sihir nya "Mobilicorpus," dalam sekejap keranjang berisi bayi itu langsung menghilang dari.
"Hiduplah, (Y/n) Zara Haverson. Gadis yang bertahan hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑡ℎ𝑒 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑟𝑦 𝑤𝑖𝑡𝑐ℎ
FanfictionDitendang keluar dari panti asuhan, (Y/n) harus bertahan hidup sendiri dari umur 8 tahun. Kehidupan (Y/n) Haverson berubah setelah mendapat sebuah surat entah dari siapa. Malam itu, malam yang sama seperti malam lainnya. (Y/n) baru akan bersiap untu...