Chapter 33

909 101 1
                                    

"Filch akan mengawasiku sepanjang malam," keluh Ron

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Filch akan mengawasiku sepanjang malam," keluh Ron. "Tak boleh pakai sihir! Paling sedikit ada seratus piala dalam ruangan itu. Aku parah kalau mem-bersihkan memakai cara Muggle."

"Aku mau tukar kapan saja," kata Harry hampa. "Aku sudah terlatih dengan keluarga Dursley. Men-jawab surat-surat penggemar Lockhart... mengerikan sekali...."

Sabtu sore berlalu dengan cepat, Sementara kedua sahabatnya menghabiskan waktu mereka dalam masa hukuman. Dan hermione sibuk membaca buku di perpustakaan, (Y/n) sendiri menghabiskan waktunya dengan kembar Agnes.

"Kau tau, mum sangat mengukaimu (Y/n)." Perkataan Elliot membuat pandangan (Y/n) langsung tertuju pada Elliot. "Mum bilang kau mirip ibumu, dengan sifat ayahmu. Dia bahkan mengajakmu menghabiskan waktu dirumah kami saat natal ini," Jelas Wendy.

Di wajah (Y/n) jelas tampak bahwa sang gadis sangat terkejut. "Serius? kalau beneran aku mau!" seru (Y/n) tersenyum lebar. Bagaimanapun (Y/n) tidak mempunyai tempat tinggal, tahun lalu bahkan dia terpaksa tinggal di Hogwarts saat natal.

"baguslah, kalau begitu aku akan mengirim surat pada mum setelah ini. Jadi apa yang ingin kalian lakukan?" tanya Wendy sembari menutup bukunya. Sedari tadi mereka bertiga berada didalam Hufflepuff Common room.

Prefect Hufflepuff sendiri tentunya tidak masalah karena Elliot dan (Y/n) adalah orang yang dekat dengan Wendy. "Bagaimana kalau ke aula saja? sebentar lagi makanan akan dijasikan loh." Usulan Elliot di setujui oleh dia gadis itu, dan akhirnya mereka menghabiskan waktu di aula.

.....

Oktober tiba, menyebar hawa dingin dan lembap di halaman dan ke dalam kastil. Madam Pomfrey, matron rumah sakit, disibukkan oleh wabah flu yang mendadak berjangkit di antara para staf dan murid-murid. Ramuan Mericamujarabnya manjur sekali, meskipun yang meminumnya jadi mengeluarkan asap dari telinga selama beberapa jam sesudahnya. Ginny Weasley, yang sudah kelihatan pucat dan lesu, dipaksa minum oleh (Y/n). Asap yang bergulung dari bawah rambutnya memberi kesan bahwa seluruh kepalanya sedang terbakar.

Tetes-tetes air sebesar peluru memberondong jendelajendela kastil selama berhari-hari, air danau naik, petak-petak bunga berubah menjadi kolam lumpur dan labu-labu kuning Hagrid membengkak menjadi sebesar gudang alat-alat berkebun.

Meskipun demikian, semangat Oliver Wood untuk tetap berlatih secara teratur tidaklah menyusut. Itulah sebabnya Harry serta (Y/n), pada suatu Sabtu berbadai beberapa hari sebelum Hallowe'en, kembali ke Gryffindor dalam keadaan basah kuyup dan berlumur lumpur.

Bahkan tanpa hujan dan angin, latihan mereka tadi bukan sesi yang menyenangkan. Fred dan George, yang sudah memata-matai tim Slytherin, telah melihat sendiri kecepatan Nimbus Dua Ribu Satu. Mereka melaporkan bahwa tim Slytherin menjadi tak lebih dari tujuh bayangan kehijauan, meluncur membelah udara secepat jet.
  
Ketika Harry dibantu oleh (Y/n) melangkah hati-hati sepanjang koridor kosong, dilihatnya ada yang tampaknya sedang ba-nyak pikiran seperti dirinya. Nick si Kepala-Nyaris-Putus, hantu Menara Gryffindor, sedang menatap murung ke luar jendela, bergumam lirih, "...tidak memenuhi persyaratan... satu senti, seandainya itu..."

"Halo, Nick," sapa Harry.

"Halo, halo," kata Nick si Kepala-Nyaris-Putus, terkejut dan menoleh. Dia memakai topi bulu indah di atas rambutnya yang ikal panjang, dan tunik dengan kerah rimpel, yang menyembunyikan fakta bahwa lehernya nyaris terpotong total. Dia sepucat asap, dan (Y/n) bisa melihat menembusnya ke langit yang gelap dan hujan lebat di luar.

𝑡ℎ𝑒 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑟𝑦 𝑤𝑖𝑡𝑐ℎ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang