Chapter 25

2K 248 12
                                    

Manik (E/c) terbuka setelah mendengar keributan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manik (E/c) terbuka setelah mendengar keributan. Tampaknya Molly sedang meneriakki kembar weasley lagi. Gadis itu melirik kearah kanannya, dugaannya ternyata benar. Ginny masih tertidur.

Segera gadis itu menukar pakaiannya dan turun kebawah "selamat pagi nyonya Weasley selamat pagi semuanya," sapa (Y/n) sembari menguap. 

Maniknya kembali membola saat mendapati sosok seorang lelaki yang familiar. "Harry!" serunya yang dengan cepat mememluk sahabatnya. 

Rasanya sudah sangat lama (Y/n) tidak melihat Harry, ditambah sang pria yang tidak menjawab surat darinya. Padahal mereka telah berjanji untuk saling surat menyurat.

Sejak Molly mengetahui bahwa tak ada yang akan menjemput (Y/n), dia menawarkan sang gadis untuk tinggal bersama. Walau awalnya (Y/n) menolak, tapi karena Ron dan anak kembar Weasley mendesaknya dia jadi terpaksa untuk setuju.

Karena keluarga Weasley tidak memiliki kamar tambahan (Y/n) jadi sekamar dengan Ginny. Tentunya sang gadis tak masalah, disisi lain Ginny sangat pendiam ketika diajak bicara dengan (Y/n).

Bahkan saat awal (Y/n) pindah kekamarnya, Ginny sering kali berteriak kecil melihat (Y/n) menyentuh barang-barang yang berada di kamarnya. Tapi untungnya sekarang mereka sudah cukup dekat.

Ginny juga tidak canggung lagi jika berada disekitar (Y/n). Malah dia sering kali meminta sang gadis menceritakan awal pertemuannya dengan Harry. 

Ngomong-ngomong soal Harry, (Y/n) akhirnya tersadar dari lamunannya setelah anak kembar weasley bersiul jahil melihat Harry dan (Y/n) yang berpelukkan. "Aku tak ingin merusak momen romantis kalian, tapi aku yakin kalian pasti tidak mau melewatkan sarapan."

Ucapan Fred berhasil membuat (Y/n) dan Harry langsung mengambil posisi pada meja makan Molly mondar-mandir dengan berisik, menyiapkan sarapan dengan agakserampangan, memandang sebal anak-anaknya sementara dia melemparkan sosis ke dalamwajan.

Sekali-sekali dia menggumamkan kalimat seperti, "Tak tahu apa yang ada di pikirankalian," dan "Tak akan pernah mempercayainya."

"Aku tidak menyalahkanmu, Nak," katanya meyakin-kan Harry, menuang delapan atausembilan sosis ke dalam piringnya. "Arthur dan aku mencemaskanmu juga. Baru semalamkami katakan kami sendiri akan da tang menjemputmu kalau sampai hari Jumat kau tidakmembalas surat Ron. Tapi sungguh kelewatan."

 "menerbangkan mobil ilegal, menye-berang separo negeri— bisakelihatan siapa saja...."Dia menjentikkan tongkatnya sambil lalu ke perabot di tempat cuci piring yang langsungmulai mencuci sendiri, berdentang-denting lembut di latar belakang.

"Langit mendung, Mum!" kata Fred."Jangan bicara waktu makan!" bentak Nyonya Weasley.

"Mereka membuatnya kelaparan, Mum!" kata George."Dan kau juga!" kata Molly, tetapi ekspresi wajahnya lebih lembut ketika diamulai mengiris roti untuk Harry serta (Y/n) dan mengolesinya dengan mentega.

𝑡ℎ𝑒 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑟𝑦 𝑤𝑖𝑡𝑐ℎ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang