Chapter 31

953 141 18
                                    

"Harry! (Y/n)! Aku ingin bicara—kalian tidak keberatan kalau dia terlambat beberapa menit, kan, Profesor Sprout?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harry! (Y/n)! Aku ingin bicara—kalian tidak keberatan kalau dia terlambat beberapa menit, kan, Profesor Sprout?"

Dinilai dari cibiran Profesor Sprout, dia sebetulnya keberatan, tetapi Lockhart berkata, "Terima kasih," dan menutup pintu Rumah Kaca di depan wajah Profesor Sprout.

"Harry," kata Lockhart, giginya yang putih besar-besar berkilauan tertimpa cahaya matahari ketika dia menggelengkan kepala. "Harry, Harry, Harry."

Saking kagetnya Harry tidak bicara apa-apa. "Waktu aku dengar—yah, tentu saja, semua itu salahku. Rasanya ingin kutendang diriku sendiri."

Harry sama sekali tak mengerti apa yang dibicara-kannya. Dia baru akan berkata begitu, ketika Lockhart meneruskan, "Belum pernah aku seterkejut itu. Menerbangkan mobil ke Hogwarts! Yah, tentu saja, aku langsung tahu kenapa kaulakukan itu. Jelas sekali. Harry, Harry, Harry."  

"Ayolah Profesor, bisakah kita ganti topik saja? kau tau Harry tidak melakukan itu untuk kepopuleran," Ucap (Y/n) dengan wajah malas. "(Y/n), (Y/n), (Y/n). Oh kau gadis kecil tidak tau apa-apa soal ketenaran," balas Lockhart memamerkan gigi berkilaunya dengan penuh kepercayaan diri.

Pandangan Lockhart kembali menuju kearah Harry "Kuberi kau sekecap kepopuleran, kan?" kata Lockhart. "Kau langsung ketularan. Kau tampil di halaman depan surat kabar bersamaku dan kau tak bisa menunggu lebih lama untuk tampil lagi."

"Profesor sepertinya kau salah sangkah," kata (Y/n) kali ini dia berusaha untuk tenang. "Oh tentu saja! Aku tidak akan melupakanmu (Y/n), aku juga akan memberikanmu kepopuleran. Jadi tenang saja."

"Tapi profesor—" "(Y/n), (Y/n), (Y/n)," kata Lockhart, mengulurkan tangan mencengkeram bahu Harry dan (Y/n). "Aku mengerti. Wajar menginginkan lebih kalau kalian sudah pernah mencicipinya— dan aku menyalahkan diriku sendiri karena memberimu itu, karena pasti akan mem-pengaruhi pikiranmu. Tapi, Nak, kau tak bisa mener-bangkan mobil untuk mencoba membuat dirimu di-perhatikan.

Jangan buru-buru, oke? Masih banyak waktu untuk semua itu kalau kalian sudah lebih besar. Ya, ya, aku tahu apa yang kalian berdua pikirkan! 'Gampang dia ngomong begitu, dia kan sudah jadi penyihir internasional yang terkenal!' Tetapi waktu aku masih dua belas tahun, aku bukan siapa-siapa seperti kau sekarang.

Malah, lebih bukan siapasiapa lagi! Maksudku, beberapa orang sudah dengar tentang kau, kan? Segala kejadian dengan Dia yang Namanya Tak Boleh Di-sebut!" Dia mengerling ke bekas luka sambaran kilat di dahi Harry.

"Aku tahu, aku tahu, itu tidak sehebat memenangkan kontes Senyum-Paling-Menawan Witch Weekly—Mingguan Penyihir Wanita selama lima kali berturut-turut, seperti yang kualami—tapi itu sudah permulaan, (Y/n), Harry, itu sudah permulaan."

Dia mengedip bersemangat kepada Kedua anak itu dan pergi. Harry berdiri terpaku selama beberapa detik, (Y/n) ingat bahwa mereka seharusnya ada dalam rumah kaca. Menarik tangan Harry, sang gadis membuka pintunya dan menyelinap ke dalam.

𝑡ℎ𝑒 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑟𝑦 𝑤𝑖𝑡𝑐ℎ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang