• Chapter ~ 42 •

3.2K 379 69
                                    

ROSÈKOOK

SECOND LOVE || RINI_MARRETTA

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

***

JORSE BAR & CAFE

Di sebuah meja bar yang berada di bagian paling depan. Terlihat seorang lelaki tengah minum-minum sendirian.

Wajah sayu di selingi emosi tak terkiranya, terpampang nyata di wajah tegasnya.

Semua orang kiranya akan sangat tahu bahwa saat ini ia tengah  di rundung kesedihan yang mendalam.

Semua itu terlihat jelas, ketika dengan tanpa hentinya aliran demi aliran minuman keras itu masuk ke tenggorokannya.

Tanpa memberi jeda, ia terus meneguk air pahit yang sensasinya bahkan bisa membakar tenggorokan itu secara berulang.

Namun seakan tak perduli ia terus saja meneguknya tanpa henti, tanpa jeda ia terus mengisi gelas kecil di depannya itu dengan air yang menawarkan sejuta sensasi memabukkan bagi si peneguk.

Rupanya ia ingin mengubur segala perasaan susahnya itu dengan semua minuman keras yang di teguknya.

Fikirnya, mungkin minuman itu bisa sedikit saja mengurangi atau bahkan membuatnya melupakan segala susah hatinya saat ini.

Namun semakin lama, semakin banyak ia minum. Bayangan wanita yang kini sudah menjadi milik orang lain itu malah semakin memenuhi isi kepalanya.

Ia sadar dulu ia telah menyia-nyiakannya. Ia telah melepaskan sebutir mutiara begitu saja, hanya demi keserakahannya semata.

Dulu ia tak memperdulikannya, ia dulu begitu percaya diri jika sudah berada di puncak. Maka wanita manapun akan mudah di dapatkannya, termasuk wanita yang sudah berhasil menarik perhatiannya sejak hari pertamanya bekerja di rumah sakit milik keluarganya itu.

Namun semua anggapannya salah.

Meraih tingkat tertinggi tidaklah menjamin bisa selalu memberikan kemudahan untuk mendapatkan seluruh keinginannya.

Dulu ia begitu terobsesi ingin merebut posisi tertinggi di bidangnya.

Ia bahkan lupa pada wanitanya, tidak perduli dan bahkan tidak memperjuangkan dirinya atau memastikan agar wanita yang di cintai nya itu tetap berada di sisinya.

Dia lupa daratan. Ia lupa ada hal yang lebih penting di bandingkan dengan derajat tertinggi yang terus ia jadikan tujuan hidupnya.

Kebahagiaan yang sebenarnya bukanlah berada di peringkat tertinggi.

Namun yang sebenarnya, adalah cinta dan keberadaan seseorang yang selalu mendukung serta mencintainya. Itulah hal yang paling berharga dan yang paling tinggi tingkatannya di bandingkan apapun di dunia ini.

Ia benar-benar menyesal telah mengabaikan semua orang di sekelilingnya, hanya demi merebut posisi dokter terbaik di seluruh negeri.

Dan setelah semua itu tercapai, kehidupannya seketika terasa hampa.

Apalagi setelah ia menyadari orang yang selama ini terus mendukungnya, kini telah berpaling muka darinya. Dia pergi setelah ia gagal dan tak mampu melindungi perasaanya yang telah di lukai oleh ibunya sendiri.

Second Love { ROSEKOOK }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang