Bagi Dandelion, hidupnya tak pernah jauh dari filosofi namanya. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Beradaptasi lalu pindah lagi. Hingga suatu saat, ia memiliki harapan baru. Bahwa perjalanannya akan berhenti disisi pria bernama Martin. Dandelion bahagia, selain karena Martin mencintainya. Perhatian dan kasih sayang dari ibu pria itu mengingatkan pada sang mama yang telah meninggal. Sayang, mimpinya harus berakhir. Martin hanya menjadikannya topeng. Untuk menutupi rahasia yang selama ini disimpan rapi. Dandelion memilih berpisah. Menjadi janda dan kembali ke rumah papanya. Bersembunyi serta menyimpan rasa malu. Ditengah kegalauan hati, ia merasa harus bangkit. Jadilah kemudian Dandelion melamar pekerjaan di sebuah perusahaan distributor. Di sana ia bertemu Max, pemilik sebuah perusahaan biskuit terbesar dari Medan. Pria perfektionis yang selalu mencerca hasil pekerjaannya. Ia benci Max. Namun tak ada jalan lain, ia butuh pekerjaan untuk mengobati lukanya. Hingga kemudian pertemuan demi pertemuan mengubah pemikirannya tentang Max. Tapi Dandelion kembali galau. Apakah kali ini perasaannya sama dengan pria itu? Apakah Max benar-benar mencintainya? Ataukah pria itu juga memiliki rahasia seperti Martin?