Mager dan suka rebahan menjadi sifat yang sudah melekat kuat dalam diri Kaia. Setidaknya, begitu kata beberapa orang yang mengenalnya. Padahal bagi sebagian yang lain, Kaia adalah perempuan easy going, yang diajak nongkrong di mana pun dan kapan pun selalu ayo. Hah ... salah sendiri mengenal Kaia setengah-setengah. Ya ... meskipun sejujurnya terpaksa juga. Kaia itu aslinya suka menyendiri, paling tak suka tampil di depan umum. Mengutarakan usulan dalam forum saja memilih berbisik ke yang lain agar tak ketahuan bahwa dirinya yang punya usulan. Ia merasa usahanya menyembunyikan diri agar tak menjadi pusat perhatian sudah mati-matian, sayangnya zonk. Si Otoriter itu menyadari potensi kegilaan otak Kaia jika sudah berbicara. Dari sana, si Unseen mulai digeret sana-sini, dipaksa jadi agent of change secara terang-terangan. Sialan, sialan, dan sialan! Hari-hari Kaia berubah penuh dengan umpatan. Menjadi terlihat padahal ia punya alasan pasti kenapa selama ini sembunyi, Kaia frustrasi. Pokoknya, si Otoriter yang bertanggung jawab atas ditambalsulamnya prinsip hidup Kaia yang harusnya sudah sangat filosofis itu. Bukan, bukan! Ini bukan tentang Kaia dan si Otoriter. Ini bukan kisah romansa keduanya. Ini hanya tentang Arundaya Kaia dan prinsip hidupnya yang hampir morat-marit sebab namanya ... mendadak dikenal se-Kecamatan. Mau mengenal Kaia lebih dalam?
35 parts