Berniat melupakan mantan yang masih menghuni hatinya, Rihany mengikuti saran temannya untuk pergi ke club malam. Di sana kemudian dia bertemu dengan Aaron Marvel Harisson. Dia mengira pria itu pria malam. "Saya akan memberikan kamu uang, sebagai ganti rugi. Kamu hanya perlu menyebutkan berapa nominal yang harus saya keluarkan." Aaron merasa sangat lucu ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut wanita itu lagi. Di lain sisi, dia juga merasa tersinggung dengan perkataan Rihany. Kenapa harus menyinggung masalah uang? Apa perempuan itu pikir dia kesusahan dalam hal ekonomi? Dia bahkan bisa membeli hotel yang mereka tempati sekarang ini. "Tadinya aku ingin memberikannya secara gratis khusus untuk kamu. Tapi, karena kamu bersikeras ingin membayar, maka kamu harus membayarku setidaknya seharga satu buah mobil. Itu harga yang paling murah." Rihany langsung tersedak oleh ludahnya sendiri. Jangankan mobil, motor aja dia nggak punya. "Apa? Kenapa begitu mahal?" Rihany terkejut dengan harga yang pria itu tawarkan. Dia harusnya menanyakan tarif pria itu lebih dulu sebelum merayunya. Sekarang dia tidak tahu bagaimana cara membayar pria itu. Aaron merasa puas ketika melihat raut wajah Rihany. "Kamu tidak seharusnya memberikan harga semahal itu! Lagi pula pelayanan kamu tidak memuaskan." Rihany terpaksa berbohong demi kenyamanan dompetnya. Astaga! bahkan jika dia menjual semua barang yang dia punya tidak akan cukup membeli sebuah mobil, bekas sekalipun. Kecuali, menjual ginjal mungkin? "Kamu bilang apa? Tidak memuaskan?" Aaron berdiri seraya menatap tajam perempuan yang ada di depannya itu. Ego seorang Aaron Marvel Harrison benar-benar terusik. Terlebih hal ini menyinggung masalah kelelakiannya. Aaron melepaskan satu per satu kancing kemeja yang sudah dia pakai tadi. "Mari kita buktikan lagi. Kalau hanya sekali memang tidak terlalu terasa." Mata Rihany membulat setelah mendengar perkataan pria itu.