Chapter 27

10.2K 1K 143
                                    

Halooo
Apa kabar hari ini?
Ada yang kangen wattpad ini??
Ayo komen dan votenya!!
Jangan lupa ya
Kalo bisa ekspresikan semuanya dengan tulisan di komentar hehe:'

Happy reading!!🌞

Hari ini hari terakhir Gulf Ujian Nasional. Ia menarik nafasnya panjang karena rasa pusing tiba-tiba menyerangnya. Gulf memutuskan untuk duduk sebentar lalu mengatur nafasnya

Supir yang bekerja di rumah Gulf panik tatkala netranya menangkap Gulf yang tengah mengatur nafasnya sembari berbaring lesu di sofa ruang tamu. Ia dengan cepat lari ke arah dapur, membawa segelas air putih kemudian memberikannya pada Gulf yang masih mengatur nafasnya yang tersengal-sengal

"Den... Aden engga papa?"

Gulf menggeleng pelan sebagai jawaban, ia menerima air tersebut, meneguknya sedikit kemudian menyuruh sopirnya untuk segera mengeluarkan mobil karena sebentar lagi dia akan terlambat

Hingga tiba-tiba semuanya menjadi sangat buram dimata Gulf, kepalanya serasa ingin meledak saat itu juga. Gulf dengan cepat merogoh tas nya kemudian meminum obat pereda rasa sakitnya

Hingga beberapa menit kemudian sakitnya berangsur-angsur menghilang, untung saja obat itu cepat bereaksi

Gulf berjalan ke halaman rumahnya, ia masuk ke mobil kemudian menyuruh sopirnya untuk segera jalan

Sesampainya disana, Gulf disambut dengan pertanyaan yang sangat memusingkan dari para sahabatnya

"Sumpah gue cuman kedinginan" kekeh Gulf tatkala sahabatnya itu menatapnya curiga

"Tapi Lo pucet banget asli,gue sampe merinding" New bergidik ngeri melihat bibir Gulf yang biasanya terlihat pink cerah sekarang malah kering dan pucat seakan tak bernyawa

Gulf terkekeh pelan, setidaknya kali ini dia bisa melihat temannya khawatir tentang dirinya

Bel masuk berbunyi, Gulf dan yang lainnya masuk ke ruangan Ujian. Namun pada pertengahan ujian, Gulf tak henti-hentinya memijat kepalanya

"Obatnya engga berfungsi dengan baik?" batin Gulf

Hingga dimenit terakhir setelah Gulf mengirim jawabannya,sesuatu mengucur dari hidung mancungnya, "Sial"

suasana menjadi ricuh, semua orang panik karena Gulf tidak sadarkan diri, termasuk Mew dan Zee yang sedari awal memperhatikan gerak gerik Gulf langsung berlari ke arah Gulf kemudian menggendongnya membawa ke rumah sakit

Zee membuka mobilnya memberi akses pada Mew untuk masuk dengan mudah, setelah itu ia berlari ke arah kemudi mobil kemudian melanjutkannya dengan kecepatan diatas rata rata

Gun dengan yang lainnya tentu saja sangat panik, mereka ingin sekali ikut namun guru dan pengawas disana tidak mengizinkan hingga ujian selesai. Tay, Off dan Singto menenangkan kekasihnya itu, menyuruh mereka tenang dan menjanjikan menjenguk Gulf sepulang sekolah

Art memutar bola matanya malas, bahkan sedari tadi ia tidak peduli apa yang terjadi di depannya

"Nyusahin"

-

-

Mew dan Zee tengah menunggu kabar dari dokter yang tengah menangani Gulf didalam. Mew berkali kali mengusap wajahnya kasar, rasa khawatir seakan menguasainya bersama pikiran pikiran aneh yang saat ini seakan menggerogoti kepalanya

Zee yang melihatnya hanya menundukkan kepalanya. Bagaimanapun, Mew sahabatnya sekaligus kekasih Gulf bukan? Ia berhak tau apa yang dialami Gulf akhir akhir ini, namun mengingat Mew masih seringkali bersama dengan Art membuatnya berpikir 2 kali untuk memberitahu pria itu

Zee beringsut mendekati Mew, mengusap pundak sahabatnya pelan sambari mengangguk menenangkan

"Gue khawatir banget Zee sumpah, sebenernya dia sakit apa?"

Zee mengalihkan pandangannya, besar keinginannya untuk memberitahu orang didepannya, namun untung saja dokter yang menangani Gulf keluar tepat waktu

Mew spontan bangkit lalu mendekati dokter tersebut, "Gimana dok?"

"Gulf hanya kelelahan, dia mungkin stress hingga sistem kekebalan tubuhnya menurun, tolong perhatikan pola makan, pola tidur dan... obatnya teratur"

Kalimat terakhir seakan ditujukan pada Zee yang posisinya dibelakang Mew. Zee yang menangkap maksud perkataannya itu hanya mengangguk samar

Tentu saja dokter yang menangani Gulf adalah dokter Kao. Tugasnya saat ini hanya terpusat untuk Gulf

Selepas Dokter Kao meninggalkan kedua remaja itu, Mew perlahan membuka pintu dan matanya langsung menangkap Gulf yang tengah berbaring lemah di atas ranjang

Mew mendekatkan dirinya ke ranjang Gulf. Zee yang hendak mendekat ke arah Gulf mengurungkan niatnya dan memilih menunggu di luar memberi waktu untuk Mew dan Gulf disana, hingga satu pesan masuk ke ponselnya membuatnya pergi meninggalkan ruangan Gulf

Mew duduk di kursi samping ranjang Gulf. Ia menatap wajah pria yang berstatus kekasihnya itu. Ia mengingat ketika pertama kali bertemu dengan Gulf, pipi pria itu bahkan sering dicubit oleh para sahabatnya

Ia baru menyadari satu hal

Gulf semakin kurus, tidak ada pipi yang tembam lagi

Mew meraih tangan Gulf kemudian menggenggamnya erat, ia menempelkan tangan Gulf pada pipinya, kemudian terpejam menikmati tangan dingin Gulf yang menyentuh permukaan pipinya

"Phi sedang dihadapkan dengan dua pilihan sulit Gulf" gumam Mew

"Apapun yang terjadi kedepannya... Phi mohon jangan membenci Phi na.."

Setelah mengatakan itu, Mew meninggalkan Gulf dengan beribu pertanyaan di kepalanya

-

-

"Cepet dong woy gue gak sabar anjir"

"Iya iya sabar Gun... lagi parkir tenang"

"Gue duluan deh ya, byee.."

Gun dengan cepat berlari ke ruangan yang telah diberi tau Zee tadi. Mereka semua beramai ramai menjenguk Gulf untuk meredakan rasa khawatir yang menguasai isi hati mereka

"Nahkan Off, pacar Lo engga sabaran banget heran" Tay menggelengkan kepalanya

Off menahan senyumnya, "Imut gak sih pas lari lari gitu"

Pertanyaan dari Off membuat semua orang memutar bola matanya malas, "Iya deh Off bucin Jumpol"

-

-

Zee mengusap wajahnya kasar, kemudian ia menjambak rambutnya, "Arrggghh apalagi ini?" Zee menatap sendu Kao yang duduk dihadapannya. Mendengar penjelasan dari Kao membuat Zee dilanda rasa takut yang teramat besar

"Bisa sembuh kan? Saya mohon katakan iya" Zee berharap orang didepannya menganggukkan kepalanya, namun itu tidak terjadi, Kao menggeleng lemah membuat Zee tak dapat menahan sesuatu yang menumpuk di pelupuk matanya

"Kecil kemungkinan Gulf sembuh, dia stop kemo dan obatnya tidak dimakan teratur, operasi pun tidak menjamin keselamatan Gulf" jelas Kao membuat hati Zee seakan dihantam batu besar

"Selalu buat dia bahagia na... kita tidak tahu kapan dia pergi, tapi saya harap... keajaiban datang kepadanya"

Ya...Zee berharap keajaiban datang pada Gulf..

Yeayyy update lebih cepat dari perkiraan!!!
Gimana gimana? Ada yang seneng cerita ini update??
Jangan lupa voment nya ya!!
☀️🌻

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang