chapter 19

10.9K 1K 63
                                    

Halooo
Apa kabar hari ini?
Ayo komen dan votenya!!
Jangan lupa ya
Kalo bisa ekspresikan semuanya dengan tulisan di komentar hehe:'

Happy reading!!🌞

Pagi ini Mew dan Gulf memutuskan untuk olahraga pagi di taman. Gulf tengah bersiap dikamarnya hingga Mew memutuskan untuk menunggunya di ruang tamu rumah Gulf

5 menit berlalu, Gulf sudah siap dengan pakaiannya. Sebuah celana training berwarna abu dan baju kaos senada dengan celananya

"Ayo"

Mew mengangguk, namun baru juga beberapa langkah ia tersadar sesuatu, "Ah... handphone ketinggalan di kamar kamu"

"Gulf ambilin, bentar" Gulf hendak berjalan kembali ke kamarnya, namun Mew menahan pergerakannya, "Biar Phi aja, kamu tunggu disini sebentar" Gulf mengangguk meng-iya kan

Sesampainya di kamar Gulf, Mew mencari-cari dimana ponselnya berada, hingga pandangannya tertuju pada sebuah kotak obat yang terletak diatas meja belajar Gulf

"Obat ?" Mew mengerutkan keningnya, namun sedetik kemudian ia menepuk dahinya pelan, "Gulf kan abis sakit, pantes aja ada obat"

Mew kembali mencari sekelilingnya, hingga ponselnya ketemu di kasur Gulf. Setelah itu ia berjalan kembali ke ruang tamu, "Ketemu?"

Mew mengangguk, "Ayo, nanti kesiangan"

Mereka sudah sampai di taman, suasana disana sangat ramai dengan orang orang yang berlalu lalang, ada yang berolahraga seperti mereka, ada juga yang bermain seperti anak anak

Dugg

Gulf membalikan tubuhnya tatkala seseorang menabrak dirinya. Seorang anak laki laki yang menabraknya menunduk dalam, "kamu engga apa apa? Ada yang luka?"

Mew yang tengah berlari pun menghentikan aktivitas-nya sejenak lalu melirik ke arah Gulf, "Loh, ada apa?"

"Engga sengaja nabrak kakak ini, maaf ya kak" anak laki-laki itu menunduk

Gulf mengusap kepalanya pelan, "Engga papa, Phi duluan na... kamu hati-hati" ucapnya seraya tersenyum

Mew dan Gulf melanjutkan aktivitas-nya, hingga Gulf merasa perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu namun ia tahan sedari tadi. Badannya mulai lemas dan kepalanya mulai terasa berat dan matanya berkunang-kunang

Mew melirik ke arah Gulf, sedikit terkejut saat Gulf memijat pangkal hidungnya. Ia memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu

Mereka duduk dibawah pohon yang rindang. Mew menarik kepala Gulf untuk bersandar pada bahunya lalu memijiat pelipis kekasihnya pelan

"Pusing?"

Gulf mengangguk

"Pulang aja ya? Obatnya diminum lagi" Gulf mengangguk lagi, badannya sangat lemas hingga menjawab-pun ia sangat enggan

Mew bangkit kemudian berjongkok didepan Gulf, "Ayo naik"

Gulf mengerutkan keningnya heran, "Phi kenapa jongkok?"

Mew melirik Gulf yang sama sekali belum beranjak, "Naik Gulf cepet, pegel nih"

"Eh beneran?"

"Iya sayang, cepet"

Gulf menahan senyumnya, perlahan ia beringsut mendekat ke arah Mew lalu menempatkan dirinya di punggung tegap Mew. Ah Gulf jadi penasaran apa Art selalu merasakan punggung tegap pacarnya ini?

"Pegangan, nanti jatuh" Gulf tersentak, setelah itu ia melingkarkan tangannya pada leher Mew dan meletakkan dagunya pada bahu Mew

"Phi Mew makasih na.." bisik Gulf

Mew tersenyum, "Of course baby, everything for you" Gulf merasakan pipinya memanas hingga ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Mew hingga Mew tertawa kecil

Sesampainya di kediaman Gulf, Mew merebahkan tubuh Gulf yang tertidur pulas itu di kasurnya. Ia menaikan selimut hingga sebatas dada Gulf lalu menghidupkan penghangat ruangan.  Mew duduk di samping Gulf yang tengah tertidur, mengusap rambut pemuda itu pelan

"Diliat liat Gulf makin kurus" tangannya masih setia mengusap rambut Gulf, hingga ia menyadari sesuatu

"Eh, sejak kapan rambut Gulf rontok?"

-

-

-

-

Off, Tay, Singto, Zee dan Mew tengah berkumpul disalah satu cafe yang terkenal di kotanya. Hilir mudik pelayan dan suara suara bising kendaraan diluar yang berlalu lalang membuat Mew menghembuskan nafasnya

"Macet banget, pusing gue liatnya" Mew menyeruput capuccino nya

Tay tertawa, "Lo kaya orang Goa terus pindah ke kota"

Mew mengendikan bahunya acuh, ia sama sekali tidak fokus dengan percakapan bersama temannya itu, pikirannya berkali kali tertuju pada Gulf, entah kenapa hatinya merasa mengganjal

"Gulf gimana? Udah sembuh?" Tanya Singto yang dijawab anggukan oleh Mew, "Dia gak mimisan kan?" Zee ikut bertanya

Mew menggeleng, "Dia engga mimisan, cuman kaya lemes aja gitu" Zee menahan nafasnya, ia lupa mengingatkan Gulf untuk rutin meminum obatnya, "O-obatnya dimakan kan?"

Mew mengangguk, "Tadi gue temenin dia minum obat" Ah Zee bernafas lega sekarang, "Gue cabut ya, mau ketemu Oma"

Semua yang ada disana mengangguk, mereka tahu rutinitas Zee yang akan menjenguk Oma-nya

Setelah Zee hilang dari pandangan mereka, Off mendekatkan kepalanya dan mengkode mereka untuk mendekat

"Oma si Zee tinggal dimana sih? Selama gue temenan Ama dia, gak pernah gue liat Oma-nya?" Off menatap semua orang disana

Semua orang menggeleng tanda tidak tahu

Disisi lain Gulf tengah berjalan di jajaran rak makanan. Setelah Mew pulang, Gulf memutuskan untuk membeli camilan karena ia merasa lapar

"Kamu Gulf?"

Gulf menoleh lalu tersentak, "Iya.."

"Boleh minta waktunya sebentar?" Tanya seseorang dihadapannya, lalu Gulf mengangguk ragu namun tak urung ia mengikuti langkah orang didepannya

Mereka pergi ke sebuah cafe tak jauh dari minimarket yang Gulf singgahi tadi. Orang itu memilih duduk di pojok dekat jendela

"Mau pesan apa?" Gulf menggeleng

"Oke, sepertinya kamu penasaran kenapa saya ingin bicara sama kamu" Gulf menatap orang itu menunggu kelanjutan apa yang ingin dia katakan

"Jauhi Mew, Dia milik putra saya kamu faham?"

Gulf sudah menduga ini dari awal.Ia menghela nafasnya kemudian tersenyum, "Tante, Phi Mew memilih saya jadi pacarnya, ini hidup Phi Mew... Tante tidak bisa egois" wanita didepannya terkekeh sinis

"Sedari awal kamu seharunya sadar diri jadi parasit hubungan anak saya, menjijikan!"

Gulf menahan nafasnya, "Yang jadi parasit itu anak Tante, dia yang jadi parasit di hubungan saya dan Phi Mew" Wanita didepannya mengepalkan tangannya

"Tante, lagian kenapa Tante harus ikut campur? Ini masalah antara saya Phi Mew dan putra Tante, Tante yang engga tau apa apa mending gak usah ikut-ikutan" Gulf menatap malas Wanita didepannya

"Saya akan menjodohkan Mew dengan Art" wanita itu menggebrak meja hingga membuat orang orang disana menatap ke arahnya, Gulf tersenyum tidak enak sembari meminta maaf kepada orang-orang disana kemudian kembali menatap wanita dihadapan

"Kasih saya waktu..."

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang