Chapter 38

10.5K 1K 112
                                    

Halooo
Apa kabar hari ini?
Ayo komen dan votenya!!
Jangan lupa ya
Kalo bisa ekspresikan semuanya dengan tulisan di komentar hehe:'

Happy reading!!🌞

"Apa ini Gulf?"

Gulf menggeleng seraya tersenyum sebagai jawaban. Ia menatap kosong lembar kertas yang menuliskan kondisinya saat kini yang semakin hari kian memburuk. Kao mengusak kasar wajahnya tak habis pikir dengan kelakuan pasien di hadapannya

"Udah stop kemo sekarang stop obat juga? Gulf pikirkan baik baik! Hidup kamu berharga... engga seharusnya kamu nyerah gitu aja"

"Aku hanya menikmati hidup, apa salahnya?"

"Maksudmu menikmati hidup dengan menyiksa diri ?"

"Aku lebih tersiksa dengan obat obatan itu!" Gulf menunjuk obat baru yang Kao berikan padanya. Susah payah ia membuangnya kenapa sekarang ia diberi lagi? lagian ia tak ingin meminumnya. Daripada membuangnya terus-menerus bukankah lebih baik diserahkan kepada orang yang lebih membutuhkan?

"Aku tidak mau tahu, kau bawa obatnya lalu minum dirumah! sekarang pulang dan istirahat!"

Gulf memutar bola matanya malas. Ia mengangguk pelan, mengambil obatnya kemudian pamit pergi dari ruangan. Kao memijat keningnya saat dirasa pening menyerangnya. Entah apa yang dipikirkan oleh remaja seusia Gulf, Kao benar benar tidak mengerti

Gulf berjalan menunduk dengan Hoodie oversizenya yang menutupi kepalanya. Ia berjalan ke arah taman rumah sakit kemudian duduk disebuah kursi disana yang menghadap sebuah taman bunga matahari

Gulf menatap kosong pemandangan didepannya, pikirannya benar benar sangat terbagi saat ini, hingga sebuah objek menarik perhatiannya

Seorang laki-laki tengah menangis, ralat tengah menyembunyikan tangisannya. Dia berkali kali mengusap area matanya. Walau air mata itu dapat ia usap namun isakan tersebut tak dapat ditahannya. Gulf beringsut mendekat, wajah itu sepertinya tidak asing?

Gulf berjalan mendekatinya, menepuk bahu seseorang yang tengah menunduk memainkan jari jarinya itu, terlihat sedikit tersentak namun Gulf dengan cepat tersenyum. Pria dihadapannya terlihat sangat kaget, terlihat dari reaksi nya yang membulatkan matanya dan sedikit mundur

"Gulf???"

Tunggu, dia kenal gue?

"S-siapa?"

Lelaki didepannya berhambur memeluk Gulf erat membuat sang empu terkejut. Siapa gerangan manusia yang memeluknya? Tapi Gulf merasa wajahnya tidak asing?

"Lo lupa? Gue Bright"

-

-

-

Perbincangan itu terbilang serius, terlihat dari kening Gulf yang mengkerut karena mencoba memahami apa yang dikatakan Bright. Terkang ia membelalakkan matanya, menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya tak percaya dengan cerita seseorang dihadapannya

"G-gue gatau harus ngehibur Lo kaya gimana. Tapi, percaya sama gue, Win bakalan sembuh oke?"

Bright mengangguk lemah, ditatapnya wajah Gulf yang tidak banyak perubahan, hanya pipinya yang mengecil dan kantung mata yang sedikit menghitam

"Thanks, eh btw siapa yang sakit?"

"Gue"

"Hah? pantes aja lo pucet banget," Bright menyentuh bibir Gulf yang memang berwarna pucat, "Lo kenapa?"

"Sakit biasa, gue cuma pusing. Kata dokter sih karena sering bergadang" Jelasnya diakhiri kekehan. Bright tertawa kecil, di cubitnya sebelah pipi Gulf membuat sang empu meringis pelan, "Ngapain sih gadang terus? Tidur makanya!"

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang