Chapter 47

12.5K 1.1K 147
                                    

Halooo
Apa kabar hari ini?
Ayo komen dan votenya!!
Jangan lupa ya
Kalo bisa ekspresikan semuanya dengan tulisan di komentar hehe:'

Happy reading!!🌞

Mew berlari tergesa-gesa saat mendapat pesan dari Gun jika Gulf dirumah sakit. Ia menghiraukan umpatan umpatan yang dilontarkan padanya karena menabrak banyak orang ketika berlari, yang ia pentingkan adalah keberadaan Gulf

Setibanya di ruangan Gulf, dia disambut dengan bogeman mentah dari Zee hingga terpental, mata pria itu terlihat sembab, hidungnya kembang kempis menandakan ia sangat marah

"BANGSAT! LO BIKIN GULF CELAKA BUAT YANG KEDUA KALINYA!"

Mew terbatuk batuk dilantai, luka sebelumnya belum pulih ditambah sekarang dengan pukulan yang diberi oleh Zee. Dadanya sedikit sesak karena Zee memukulnya tepat di ulu hatinya, pandangannya pun berkunang-kunang, namun tak ada seorangpun yang membantunya, semuanya sibuk dengan pikirannya masing-masing

Mew mendekat dengan tertatih-tatih ke arah pintu UGD, terlihat oleh mata kepalanya sendiri Gulf terbaring damai dengan infus dan alat alat yang menempel pada tubuhnya

Mata tersebut terpejam, Mew menyentuh kaca pintu tersebut

Pria tersebut menangis, menyadari betapa bodohnya dirinya, 2 kali dia ditipu oleh keluarganya sendiri

Lee menarik kerah Mew kemudian melayangkan banyak pukulan untuknya, jika pria itu tak ditarik oleh Off dan Tay, mungkin keselamatan Mew perlu ditanyakan setelah itu

Lee menatap tajam Mew yang masih memandangi ruangan Gulf, ia kemudian kembali menarik Mew untuk pergi sedikit menjauh dari mereka, sedikit menyeret tubuh Mew yang berjalan tersandung-sandung

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Gulf kritis, semalem dia ditembak sama orang yang engga dikenal" katanya setelah puas melayangkan beberapa pukulan pada wajah Mew. Mew sendiri tidak melawan, ia tahu ini salahnya ketika ia tidak menghubungi Gulf. Tapi ia tidak tahu perihal penembakan tersebut

"D-ditembak?"

"Lo engga tau? Cih pacar apaan Lo kek gitu!"

Lee membantu Mew duduk di lantai, bagaimanapun juga ia masih mempunyai hati nurani untuk membiarkan Mew terkapar sendirian disana. Setelah selesai membantu Mew, dia duduk disamping pria tersebut kemudian memejamkan matanya

"Mau denger penjelasan gue engga? Gue engga yakin Zee bakalan percaya, tapi seenggaknya gue udah bilang ini"

Lee melirik ke arah Mew kemudian mengangguk pelan

"Sehari sebelum kejadian, gue dikirim pesan sama nyokap kalo nyokap sakit, tapi ternyata itu cuman pancingan buat gue pulang ke rumah terus tunangan sama Art"

"Kenapa Lo engga kabur?"

"Gue udah coba kabur, tapi utusan papa Art sama papa gue malah mukulin gue terus ngurung gue di kamar, kejadiannya semalem"

Lee meringis, sedikit kasihan telah memberi kembali pukulan pada Mew

"Gue engga papa dipukul gini, gue juga tau salah gue, sampe pada akhirnya gue terima perjodohan itu"

"WHAT THE?!" Lee melotot tak percaya

"Lo mau tinggalin Gulf? Setelah apa yang terjadi sama dia selama ini? Tolol! Kenapa engga ditolak?" Lee menggelengkan kepalanya merasa tak percaya

Mew menghembuskan nafasnya lelah, "Yang bisa gue lakuin apa Phi? Kalo gue engga terima perjodohan itu, Gulf bakalan celaka! Mereka ngancem gue, Lo kira gue mau Gulf ditembak kaya gitu? Engga Phi! Gue kira setelah gue terima perjodohan itu, Gulf bakalan aman.. nyatanya? Mereka lagi lagi bohongin gue"

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang