Chapter 4

14K 1.4K 204
                                    

Tarik nafas... Hembuskan....

New, Gun dan Krist datang ke rumah Gulf yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah New, kebetulan mereka bertiga sedang bersama

"Gulf?!!!" Gun berteriak, rumah itu terasa kosong, ketara dengan hawa dingin dan lampu yang remang remang

"Dikamarnya kali ya?" Krist menatap sahabatnya cemas. Gulf juga sahabat mereka, kebetulan tadi mereka pulang terlebih dahulu

Mereka mengangguk kompak lalu segera berlari ke arah kamar Gulf yang mereka hafal

Pintu tersebut terkunci

Krist dan Gun menggedor-gedor pintu kamar Gulf yang tertutup rapat tersebut dengan perasaan tak menentu. New tak henti hentinya menelpon kekasihnya untuk cepat cepat datang

"GULF! GULF BUKA! LO BISA DENGER GUE KAN?!!" Krist panik, saking paniknya air matanya ikut keluar sendirinya

Hingga beberapa menit kemudian, Zee bersama dengan yang lainnya datang. Singto langsung saja memeluk kekasihnya itu mencoba menenangkan, ia mengusap pelan rambut Krist dan menciumi pucuk kepala pria itu menenangkan

Zee dan Tay mencoba mendobrak pintu tersebut, dan setelah 3 kali dorongan pintu terbuka secara paksa, urusan pintu rusak bisa diatasi nanti

"GULF!!!"

Zee menggendong Gulf keluar kamar. Wajah pemuda itu membiru dan darah yang mengotori pipinya. Semuanya panik berlari masuk ke mobil dengan Off yang mengendarainya

"Papii cepetan!!!" Gun menepuk nepuk tangan Off pelan yang dijawab anggukan oleh pria tampan itu lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi

Zee masih setia menepuk nepuk pelan pipi pemuda cantik itu, membisikkan kata penenang bagi dirinya dan menggenggam tangan Gulf erat seolah memberi kekuatan pada pria tersebut

"Off bisa cepetan gak?!!" Suaranya bergetar

"Gue bawa nyawa banyak ya!" Ia juga sudah berusaha, percayalah

Hingga mobil sukses terparkir di rumah sakit terdekat disana. Zee berteriak memanggil suster disana sambil menggendong Gulf, hingga 3 orang suster disana membawa Gulf ke ruangan UGD

Zee kalang kabut dibuatnya, beberapa menit ia habiskan hanya untuk berjalan jalan menunggu kabar dari dokter. Off yang melihatnya hanya menghembuskan nafasnya lelah

"Mew udah dikasih tau?" Singto melirik Zee

"Gausah deh... percuma juga dia gak bakalan dateng" jawab Zee disertai dengusan

"Coba aja dulu, siapa tau dateng" New melirik Tay, yang dilirik memutar bola matanya malas lalu merogoh sakunya dan menekan panggilan pada nomor Mew

"Halo Tay kenapa?"

"Lo bisa kesini gak? Gulf dirawat sekarang"

Sempat terjadi keheningan beberapa detik membuat Tay tahu akan keputusan Mew yang menurutnya melenceng dari yang seharusnya

"G-gimana ya, sorry banget gue lagi jaga Art... kalian bisa jagain dulu? Dia sendirian soalnya"

Tepat sesuai dugaan Tay

Ia menyunggingkan senyumnya, "Yaudah si, banyak orang juga yang sayang sama dia, have fun ya Mew!" Ucap Tay disertai penekanan yang membuat Mew merasa janggal diseberang sana

"Maksud Lo?"

Tay langsung memutuskan panggilannya tatkala dokter yang menangani Gulf keluar dari ruangannya

"Keluarga pasien?"

Zee sontak mengacungkan tangannya, dokter mengangguk lalu menyuruh Zee untuk mengikutinya ke ruangannya, yang lainnya memutuskan untuk membawa baju baju Gulf dan mereka karena besar kemungkinannya Gulf dirawat beberapa hari disana

"Gue ngambil baju ganti Gulf dulu ya" Gun bersiap untuk pergi

"Aku anter" Off memakai jaketnya lalu menggandeng Gun keluar rumah sakit menyisakan Tay, New, Singto dan Krist

Gulf telah dipindahkan ke ruangannya, mereka masuk lalu duduk di sofa menunggu kedatangan Zee yang masih berbicara dengan dokter disana

"Mew gak dateng?" Bisik Singto

"Art lagi sakit, dia ngga dateng" Tay balas berbisik

Krist menghembuskan nafasnya lelah, "Yang jadi pacarnya Mew siapa sih? Art atau Gulf?" Matanya menatap kekasihnya itu

"Gue juga bingung, kenapa Mew ngejadiin Gulf pacarnya tapi Art yang jadi prioritasnya? Bukannya engga adil buat Gulf ya?" New memainkan jari jarinya

Pembicaraan mereka terhenti tatkala Gulf tersadar dari pingsannya, New dengan cepat memberikan air putih yang sebelumnya memang sudah disediakan disana oleh mereka, jaga jaga bila Gulf bangun

"New... Phi Mew kesini gak?" Pertanyaan Gulf membuat semuanya diam

"Mew datengnya nanti" Zee datang langsung menyelamatkan temannya yang bingung harus menjawab apa, ketara sekali mereka menghembuskan nafasnya lega

Zee mendekat ke arah Gulf, diusapnya pelan tangan bebas infus Gulf lalu tersenyum lembut

"Phi Mew gak bakalan dateng.." ucap Gulf sambil memainkan jari jarinya

"Art lagi sakit kan? Aku denger Phi Singto sama Phi Tay ngomong, lagian.. dunianya Phi Mew kan Art... bukan Gulf..." Lanjutnya dengan senyuman miris

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang