Chapter 15

11.8K 1.1K 102
                                    

Halooo
Apa kabar hari ini?
Ayo komen dan votenya!!
Jangan lupa ya
Kalo bisa ekspresikan semuanya dengan tulisan di komentar hehe:'

Happy reading!!🌞

Hari ini Gulf sudah kembali berangkat sekolah, mood nya sangat bagus hingga sepanjang jalan ia tersenyum. Gulf mengedarkan pandangannya hingga senyumnya terukir ketika ia menangkap sosok Mew yang tengah berjalan santai

Ia berlari tanpa suara,hingga sampai di belakang Mew

"DOR!"

"ANJING!"

"HAHAHAHA, SANTAI DONG"

"APAANSIH GULF! GAK JELAS TAU GA?!" Tunggu, Mew membentaknya dan itu membuat senyum Gulf luntur seketika

"O-oh, maaf" Gulf meremas ujung bajunya, ia menunduk

"Udah puas berduaan sama Zee nya?" Gulf mendongak, ia menatap wajah Mew yang tidak bersahabat

"Maksudnya?"

"Cih, enak banget ya jalan jalan bareng Zee"

"Apaansih aku engga ngerti" Gulf menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal

"Jangan gatel dong, malu maluin... putus dulu kek" setelah mengatakan itu Mew berlalu dari hadapan Gulf yang menatapnya tak percaya

Gulf menahan sesak didadanya, ia mengumpulkan nafas di rongga dadanya lalu menghembuskannya perlahan

"Semangat Gulf! Baru juga pagi" gumamnya

Disisi lain Mew tengah mengintip Gulf dari belakang pintu kelasnya. Sebenarnya dia tidak bermaksud mengatakan hal itu, namun mengingat jika Gulf beberapa hari tidak ada kabar membuatnya khawatir dan emosi secara bersamaan

"Duh... gue keterlaluan kali ya?" ia menggigiti bibir bawahnya

Gulf hendak masuk ke kelas, dengan cepat Mew pergi ke bangkunya lalu menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya

Gulf menatap Mew, ia menghembuskan nafasnya pelan lalu berjalan ke arah mejanya, "Eh Gulf... udah dateng?"

"Engga, masih jalan gue"

Krist tertawa, "Mew tadi ngintipin Lo di deket pintu tuh" Gulf mengerutkan keningnya, ia membalikkan badannya ke arah meja Mew, terlihat Mew yang terkejut lalu gelagapan seakan mencari sesuatu

"Dih keciduk"  Gun tertawa

Gulf menggelengkan kepalanya, "Tadi berantem di luar, engga gede sih cuman ya.."

"Ya...???" New mendekatkan kepalanya

"Ya gitu" Jawaban dari Gulf membuat semua orang disana memutar bola matanya malas

"Eh gila lo, yang abis dari Amerika yaa, hmm gak ajak ajak" Krist menoel noel lengan Gulf

"Hah? Siapa yang ke Amerika?" Gulf mengerutkan keningnya

"Elo lah, kemaren kemaren gak sekolah ke Amerika kan? Zee yang izin" ohhh Gulf paham sekarang

"Ahaha, iya nih sorry ya ngedadak... kapan kapan kalo gue masih ada gue ke Amerika lagi terus bawain kalian oleh oleh"

Gun merasa sesuatu menjanggal dalam ucapan Gulf

"Maksud Lo?" ...

-

-

-

"Gila keterlaluan Lo!" Off menaikan nada bicaranya. Setelah ia mendengar alasan mengapa sahabatnya ini terlihat tidak fokus sedari tadi

"Iya iya gue tahu! Tapi kan itu refleks!" Mew mengelak

"Cuman dikagetin doang anjir, kalo New gue gituin udah putus kali" ucap Tay santai

"Mulut Lo ya! Gue gak mau putus" Mew mendengus kasar. Ia mematikan rokoknya yang sedari tadi ia hisap lalu memijat keningnya

Saat ini mereka bertiga tengah duduk bersantai di rooftop sekolah, mengingat Mew sama sekali tidak mengerti materi yang disampaikan gurunya  membuat ia  memutuskan untuk menyegarkan pikirannya

"Gue engga pernah sesayang ini sama orang Off, Tay.. .gak pernah, Lo harus tau itu"

Off tidak percaya

"Gimana dengan Art?"

"Perasaan gue sama Art sama perasaan gue sama Gulf beda, kalo sama Art gue serasa pengen ngelindungi terus, pengen dia ketawa terus... tapi kalo sama Gulf gue gak ngerti perasaan gue gimana, rasanya dia tuh rumah tau gak? Dia sandaran gue, dia dunia gue... malahan gue yang butuh Gulf, bukan Gulf yang butuh gue" Mew membanting punggungnya ke kursi disana

"Lo ngomong kaya gitu engga sesuai sama sikap Lo ke Gulf, dimana mana rumah tuh dijaga sama pemiliknya, kalo pemiliknya engga ngejaga bener bener, rumahnya ya bakalan rusak" jeda Tay

"Mending kalo yang perbaikin tu rumah itu Lo, gimana kalo semisalnya orang lain yang ngebaikinnya? Apalagi kalo rumah itu yang dicarinya selama ini,bukannya sebisa mungkin itu orang bakalan ngebuat nyaman rumah itu?"

Mew menatap Tay dengan tatapan heran, Tay menghembuskan nafasnya

"Contoh dekat tuh Phi Lee, dia famous, kaya, masa depannya terjamin sama orang ternama, dia sayang sama pacar Lo, malah rela dikasihin Gulf ke Lo yang cuman seonggok upil walaupun dia bisa aja gak ngelepasin Gulf " Mew yang mendengarnya hendak memukul Tay

Tay berlari menghindar sambil meneruskan perkataannya, "nih ya Lo harus tahu dimana-mana pemilik yang nyari rumah, bukan rumah yang nyari pemilik"

Mew mengejar Tay, "Diem!! Berisik iya gue tau gue salah"

"Loh bukannya bersyukur malah maruk, coba lu bayangin gimana kalau Gulf malah merhatiin Phi Lee daripada lo" Tay masih berlari menghindari Mew

"Amit-amit dah... Anjing udah ssstt diem!! Gue lakban lama lama ya!"

"Kagak mau kan? Baik-baik si Gulf tetap nge-prioritasin lo, Padahal dia bisa aja lebih memilih Phi Lee, Eh.. tambah lagi tuh sama si Zee, walaupun sepupuan"

Mew terdiam

Ia baru sadar satu hal

Akhir-akhir ini ia banyak menghabiskan waktunya dengan Art, bagaimana jika Gulf akan terbiasa dengan ketidakhadiran dirinya dan asyik dengan Lee atau Zee?

Tay duduk di kursi di sana sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya, Iya terlalu lelah walau hanya berbicara sambil berlari

Mew mendekat

Tay bersiap siaga

Namun perlakuan Mew membuat Off tertawa sangat keras hingga tertawa terguling-guling

"ANJING JANGAN DICIUM JUGA BANGSAT!!!"

Mew tertawa, dia berhasil mengecup pipi sahabatnya tersebut kemudian menepuk bahu Tay yang masih mengusap ngusap pipinya kasar, "Thanks ya, udah ngasih gue pencerahan, btw mulut Lo lemes amat kek jablay cuman suka bener"

Setelah berucap seperti itu, Mew berlari menuju Gulf berada untuk meminta maaf. Tay sendiri bergegas mencari kekasihnya New

Off tertawa, ia menggelengkan kepalanya lalu pergi dari rooftop dan hendak menemui Gun yang kemungkinan besar marah padanya karena tidak masuk ke kelas jam ini

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang