Chapter 32

10.4K 975 83
                                    

Halooo
Apa kabar hari ini?
Sesuai janji, double up nihhh:)))
Ayo komen dan votenya!!
Jangan lupa ya
Kalo bisa ekspresikan semuanya dengan tulisan di komentar hehe:'

Happy reading!!🌞

Seminggu setelah Gulf memberikan kesempatan kepada Mew, sikap sang pacar tentunya berubah total. Ia mulai menjauh dari Art dan tentunya sering berdekatan dengannya. Gulf senang, sungguh! hanya saja ia terkadang merasa sedikit tidak nyaman, seperti saat ini

"Phi Mew jangan liatin terus dong!"

"Liatin pacar sendiri emangnya engga boleh?"

Gulf mendengus malas, ia melanjutkan makannya yang tertunda dan bersikap seolah olah tidak ada apa apa. Mew yang melihatnya terkekeh gemas, mengusak surai lembut Gulf sembari menatap lamat pemuda dihadapannya

"Aku bahagia, terimakasih"

"Terimakasih telah bertahan"

Tatapan Mew terlihat menunjukkan pancaran cinta yang teramat banyak terhadap sosok Gulf. Tentunya akan ada seseorang yang merasa tidak adil kepadanya, dendam yang timbul karena rasa iri dan sebuah kebencian yang membuncah kepada sosok Gulf yang bahkan hanya ingin merasakan setitik kebahagiaan bersama Mew

"Phi?"

Mew tersadar dari lamunannya, ia tersenyum teduh. Senyum yang hanya ditunjukkan pada sosok Gulf Kanawut dan tentunya Art

"Kenapa?"

"Tadi kaya ngelamun, ngelamunin apa emang?"

Mew membuat postur tubuh seakan berpikir membuat Gulf yang tengah makan memfokuskan dirinya pada Mew, "Minggu depan jalan jalan gimana?"

Gulf tersenyum sumringah, setidaknya dia mempunyai sebuah kenangan yang akan dibawanya nanti, "Oke, cuma kita berdua kan?"

Mew mengangguk yakin,"Hanya kita berdua."

Kegiatan Gulf disekolah hanya sebatas bertemu teman temannya lalu ke kantin untuk mengisi perut kosong mereka, selebihnya bermain dan membuat kenangan sebelum akhirnya mereka berpisah karena menimba ilmu ditempat yang mungkin akan jauh dari satu sama lain

"Bye Gulf! gue pulang duluan ya!" Teriak Gun yang dijawab acungan jempol dari Gulf. Ia melirik ke arah bangku Mew, laki laki itu bahkan tidak terlihat setelah jam istirahat berakhir. Entah dia bolos kemana Gulf tidak tahu

Gulf berjalan santai ke luar kelas, banyak teman seangkatan dan adik kelasnya yang menyapa dirinya hangat. Gulf tersenyum seraya mengangguk lalu kembali berjalan dengan bersenandung kecil

Gulf berdiri di pinggir jalan menunggu sopir rumahnya menjemputnya. Namun seseorang menarik paksa dirinya membuat Gulf sedikit meringis tatkala tangannya ditarik cukup kuat secara tiba tiba

"Apaansih Art!"

Gulf melihat laki laki didepannya dengan tatapan bingung. Nafas Art tidak beraturan seperti menahan amarah, matanya juga terlihat sembab, sepertinya dia habis menangis. Gulf mengerutkan keningnya, selama beberapa detik mereka saling diam dan tidak ada satupun yang membuka pembicaraan

"Ngapain narik narik? gue mau pulang."

Gulf membalikkan badannya hendak kembali ke tempat asalnya. Walaupun masih dalam arah jalan yang sama, namun tetap saja ia merasa tidak nyaman jika menunggu sopirnya disini, terlebih lagi bersama Art

"Berhenti melangkah atau gue dorong ke jalan?"

Gulf membalikkan badannya menatap terkejut pada Art, mengapa laki laki tersebut sangat berani?

Art mendekat ke arah Gulf, ia menatap Gulf nyalang. Terlihat banyak sekali kebencian di sorot matanya. Gulf mendengus, apa laki laki dihadapannya menyangka dia akan takut padanya? Teriakkan kata tidak didepan telinga Art sekarang juga

"Gue benci sama Lo!"

"Jijik sama Lo!"

"Lo ngerebut Mew dari gue!"

"Orang yang gue sayang!"

"Sekaligus tunangan gue!"

"Jalang! Lo engga pantes buat Mew!"

ucapnya dengan ter-engah engah. Gulf tidak mengerti tujuan Art menariknya kesini, apa hanya untuk mengatakan hinaan hinaanya itu?

"Keknya Lo engga punya kaca di rumah. Mau gue beliin?"

Perkataan Gulf sukses membuat Art semakin murka, "Lo yang ngerebut semuanya dari gue!" 

"Udah?" Tanya Gulf santai, membuat seseorang didepannya melotot tajam

"Jauhin Mew! gue peringatin ke Lo!" Tunjuk Art didepan wajah Gulf.Bukannya takut, Gulf malah semakin berani dengan pria didepannya. Ia mendekat kemudian tersenyum miring, "Kalo gue engga mau?"

Art menatap benda benda disekitarnya membuat Gulf mengerutkan keningnya heran, "Gue bakalan nabrakin diri kesana!" Tunjuknya pada jalanan yang tengah ramai lancar dengan kendaraan

Tidak! Art sudah melangkah mendekati jalan yang tengah ramai ramainya dengan kendaraan yang berlalu lalang. Gulf menatap Art panik, bagaimanapun juga Gulf masih punya hati melihat manusia satu itu tertabrak didepan mata kepalanya sendiri tanpa ada usaha untuk menolongnya walaupun tidak dapat dipungkiri dia ingin Art menghilang dari kehidupan Mew dan dirinya

Gulf menarik tangan Art, namun sayang tenaga Art sedikit lebih kuat daripada Gulf, mengingat kondisi Gulf yang semakin hari semakin melemah membuatnya sedikit merasa kesusahan menghadapi Art yang masih saja menarik dirinya pada jalan raya disana

"LO MAU NGAPAIN BANGSAT! GILA LO!!" Gulf mencaci pria didepannya yang bahkan terlihat gila dimatanya. Hanya karena dia teramat terobsesi pada Mew membuatnya seperti ini? Gila, itu menakutkan

"GUE GAK PEDULI! GUE MAU LO JAUHIN MEW!!" Terjadi adegan saling tarik menarik disana. Art yang menarik dirinya ke arah jalan dan Gulf yang menarik Art untuk tetap diam dalam posisi atau bahkan sedikit menjauh dari jalan. Gulf berharap ada seseorang melihat mereka kemudian membantunya, namun nihil tidak ada siapapun yang tengah berjalan disana

"GILA LO! JANGAN GINI BEGO!" Gulf tetap berusaha menarik Art menjauh dari jalanan, matanya mulai berkunang-kunang

"LEPASIN GUE BANGSAT! LEPASIN ANJING!!!"

Gulf merasakan jantungnya berdegup kencang, sial tangannya basah karena terlalu panik membuat genggaman itu perlahan mengendur hingga terlepas begitu saja

Hingga suara benturan keras dan pekikan orang orang terdengar hingga telinga Gulf

Itu sangat jelas, bagaimana orang orang disana berteriak histeris termasuk sang pengendara mobil yang melotot kaget

Sosok tersebut terpental jauh ke pinggir jalan setelah tertabrak sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedikit tinggi. Gulf merasakan jantungnya berhenti waktu itu juga. Kecelakaan itu, ia menyaksikannya sendiri

Pandangannya semakin memburam dan tangannya mendingin. Apa apaan itu? Ia masih belum sadar atas keterkejutannya, banyak orang berlari menghampiri Art yang tengah berbaring bersimbah darah disana

"ART!!!!!!"

Mew berlari ke arah Art, melewatinya begitu saja seakan Gulf tak nampak disana

Ini kacau

Ah bukan, sangat kacau...

Gulf to be happy [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang