Part 34

6 2 3
                                    

Setelah kejadian mengenaskan yg menimpa Tania semalam, ia kembali ke hotel dengan kondisi yg sangat jauh dari baik-baik saja. Yoora dan Hoshi yg saat itu sedang mencari Tania yg tak kunjung kembali pun dibuat sangat kaget melihat kondisi Tania. Saat sampai di dalam kamar, Tania langsung menangis dipelukan Yoora dengan keras.

"Tan, apa yg terjadi padamu? Mengapa kau baru kembali skrng? Hp mu juga kenapa tak aktif hah? Apa terjadi sesuatu yg buruk padamu?", tanya Yoora hati-hati.

"Eonnie. Hiks hiks. Eonnie, aku hancur eonnie. A-aku sudah kehilangan segalanya eonnie. Aku tak sanggup bertahan lagi. Hiks hiks", ucap Nia masih menangis.

"Yaak, apa yg kau ucapkan hah? Mengapa kau berbicara seperti itu? Coba ceritakan dengan pelan apa yg terjadi", ucap Hoshi.

Nia pun mulai menceritakan kejadian yg menimpanya dr awal hingga akhir. Setelah berhasil menceritakannya, Nia kembali menangis histeris mengingat kejadian malam itu. Yoora dan Hoshi yg mendengarnya sangat kaget. Bahkan Yoora sudah ikut menangis mendengar apa yg terjadi pada Tania. Sedangkan Hoshi, ia menahan emosinya yg mulai memuncak.

"Dimana pria itu sekarang hah!! Katakan dimana dia!! Biar kuhabisi dia sekarang juga!!" ucap Hoshi yg emosi dan berniat pergi menghampiri Bara. Namun, belum sempat ia melangkahkan kakinya, langkahnya terhenti oleh perkataan Nia.

"Apa dengan oppa menghabisinya dan melaporkannya bisa mengembalikan sesuatu yg sudah kujaga selama ini? Jika iya, maka lakukanlah oppa. Tetapi nyatanya hal itu tak membuat diriku kembali seperti dulu lagi. Hiks hiks. Aku sudah terlanjur hancur oppa. Aku sudah tak punya harga diri sekarang. Hiks hiks", ucap Nia pilu.

"Maafkan aku tan, karena aku sudah meninggalkanmu saat itu membuat kamu harus mengalami hal seperti ini. Maafkan aku", ucap Yoora sambil ikut menangis.

"Mianhae, karena oppa tak bisa menjagamu. Mianhae karena oppa tak memilih menemanimu saat kondisimu tak baik seperti semalam. Mianhae tan", lirih Hoshi yg memegang kedua tangan Nia.

Nia yg mendengar ucapan dari kedua orang yg menemaninya pun hanya bisa menggelengkan kepala. Berkata jika itu bukanlah salah mereka. Namun, Tania sangat sulit utk mengucapkannya.

Setelah berjam-jam Hoshi dan Yoora menenangkan Tania, akhirnya mereka segera bergegas untuk pergu ke bandara. Mereka tak ingin Tania kembali bertemu dengan Bara. Yoora khawatir jika depresi Tania kembali kambuh melihat kondisi gadis ini sekarang.

Sebelum kembali, Hoshi menghubungi Steven terlebih dahulu untuk mengatasi bukti atau jejak kejadian semalam. Hoshi juga mendapat kabar dari Steven jika kamar yg ditempati semalam sudah kosong. Hal itu membuktikan jika Bara sudah pergi dari tempat itu pagi tadi. Hoshi pun tak mempedulikan kemana perginya Bara yang terpenting bukti kejadian itu sudah tersimpan di tangannya.

*****

Pagi harinya Bara terbangun dengan kondisi kepala yg sangat berat. Efek minuman yg ia minum semalam membuatnya tak mengingat apa yg terjadi padanya. Ia kemudian mencoba duduk dan menatap sekeliling kamar hotelnya menginap.

Ia sangat terkejut ketika mendapati dirinya hanya berselimut tanpa busana di dalamnya. Ia kemudian menatap kasur yg berantakan. Ia pun mencoba berdiri dan memakai pakaiannya sambil melihat seisi ruangan. Barang kali ia mendapat petunjuk dari apa yg terjadi semalam.

Lalu, tiba-tiba ia tak sengaja menginjak sebuah benda. Dan saat ia mengambilnya ternyata benda itu adalah sebuah kalung. Ia merasa tak asing dengan kalung itu. Setelah ia ingat ternyata itu kalung pemberiannya untuk Tania pada 5 tahun lalu. Ia pun mulai mengingat kejadian semalam.

Seketika ia terjatuh diatas kasur saat mengingat apa yg telah ia lakukan pada Tania. Ia sangat menyesal telah melakukan itu. Ia tak pernah ada niatan melakukan hal sekeji itu pada gadis yg ia cintai. Malam itu pertama kalinya Bara meminum alkohol dan betapa bodohnya karena ia harus bertemu Tania saat kondisinya jauh diatas kesadaran.

"Ta-tania, maafin aku. Maafin aku karena udah brengsek sama kamu. Maafin aku karena aku udah ngerusak kamu. Maafin aku tan. Hiks hiks", ucapnya sambil menggenggam kalung itu.

Tak lama setelahnya ia pun bangkit, berniat untuk mencari Tania. Selama diperjalanan ia berpikir dimana kira-kira Tania berada. Ia tak mungkin mengelilingi seluruh hotel yg ada di Singapore utk mencari keberadaan Tania. Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas dibenaknya. Jika ia tak bisa menemukan hotel Tania menginap, maka ia harus bisa menunggu Tania di bandara. Ya semoga saja ia tak terlambat.

Namun, saat Bara sedang fokus memikirkan keadaan Tania, ia tak sadar ada sebuah truk yg bergerak cepat dari arah berlawanan. Sontak hal itu membuat Bara kaget. Ia mencoba membelokkan setirnya ke kanan, tetapi ternyata di kanan itu terdapat sebuah tiang listrik. Bara pun sudah tak bisa menghindar lagi. Namun, sebelum Bara menabrak tiang ia sempat menggumamkan nama Tania.

Brak
Prang

Di waktu yg sama, Tania tak sengaja menjatuhkan botol parfum yg ada ditasnya. Entah mengapa hatinya merasa tak tenang. Pikirannya langsung tertuju pada Bara. Tetapi ia segera menepis pikirannya itu. Ia tak ingin mengingat pria yg sudah membuatnya dalam kondisi seperti ini lagi. Tania pun segera memungut botol parfum itu dan membuangnya ke tempat sampah. Kemudian Tania berjalan utk check in menuju Korea kembali.

*****

Setelah kecelakaan yg dialaminya, Bara segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kedua orangtuanya pun segera datang setelah rumah sakit menghubungi mereka.

"Dok bagaimana keadaan anak saya? Dia baik-baik saja kan?", tanya bunda Fira khawatir.

"Kondisi bapak dan ibu sudah lebih baik. Untung saja pasien segera dilarikan ke rumah sakit sehingga ia tak kehilangan banyak darah. Namun, ada satu berita yg harus saya sampaikan", ucap dokter.

"Apa itu dok?" tanya ayah Dino.

"Benturan yg dialami pasien cukup parah sehingga kami harus menyatakan bahwa pasien kemungkinan besar akan amnesia. Kami blm tau apakah ia akan amnesia total atau tidak. Kita harus memastikannya terlebih dahulu setelah ia sadar nanti. Jadi saya harap nanti setelah pasien sadar, kalian tak perlu menuntut pasien untuk mengingat hal apapun. Pasien dapat kalian jenguk setelah kami memindahkannya ke ruang inap. Kalo begitu saya permisi", jelas dokter kemudian pergi dari hadapan mereka berdua.

Kedua orang tuanya sangat kaget ketika mendengar Bara akan mengalami amnesia. Ia tak menyangka jika anaknya akan mengalami kecelakaan saat bertugas menggantikan ayahnya. Tiba-tiba saja ada seorang suster yg memberikan barang-barang Bara.

"Permisi bapak, ibu. Saya ingin memberikan barang pasien yg kami simpan saat akan melakukan operasi tadi. Ini barangnya", ucap suster kemudian menyerahkan barang itu pada mereka.

"Terima kasih ya sus", ucap bunda yg dibalas senyuman oleh suster itu.

Bunda Fira melihat barang-barang Bara yg ia bawa saat kecelakaan terjadi. Pandangannya berhenti pada sebuah kalung dengan inisial 'TB' itu.

"Yah, apa kamu tau ini kalung siapa? Setau bunda Bara tak pernah menggunakan kalung", tanya bunda pada sang suami.

"Ayah juga gak tau bun. Mungkin itu memang punya Bara yg ia simpan atau ia baru beli disini. Lebih baik kita simpan dulu sampai kondisi Bara membaik", ucap ayah yg diangguki oleh bunda.

Kemudian mereka pun pergi menuju ruang rawat Bara menunggu kondisi anak semata wayangnya itu.

*part 34 finish

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang