Part 4

19 4 12
                                    

Saat aku sedang fokus memperhatikan penjelasan guru di depan, tiba-tiba saja hp ku bergetar. Karena penasaran aku pun diam-diam membuka hp ku di bawah meja.

Bi Surti: Non, Tuan Bram beserta Nyonya dan lainnya akan pergi berlibur ke Bandung selama seminggu. Non Nia tidak apa-apa kan?

Lagi dan lagi. Mereka selalu berlibur tanpa memikirkan aku sama sekali. Sudah hal biasa bagiku. Meskipun begitu tetap saja aku merasa masih sakit mendengarnya. Tanpa kusadari lagi dan lagi aku kembali melamun memikirkan hidup ku yg seperti ini.

Saat sedang fokus dalam lamunan ku tiba-tiba aku terkejut karena Bu Tuti menegurku yg sedang melamun.

"Nia cepat fokus lagi ke depan. Jangan banyak melamun kamu. Ini bukan waktunya melamun", ucap Bu Tuti di depan.

"Iya Bu, maafkan saya", balasku kemudian kembali mencoba fokus pada pelajaran kembali. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa pikiran ku tidak sepenuhnya fokus di pelajaran.

Teet teet teet

Bel tanda istirahat pun berbunyi. Bu Tuti segera mengakhiri pelajarannya dan seluruh siswa pun bergegas menuju kantin untuk mengisi perutnya yg lapar. Aku pun menelungkupkan kepalaku di atas meja setelah membereskan semua peralatanku. Rasanya aku jadi tidak mood ke kantin memikirkan pesan tadi.

Tiba-tiba saja aku merasakan ada sebuah tepukan di bahu ku. Aku pun melihat ke arah orang tersebut dan ternyata Nidya lah yg menepukku.

"Lo knp tadi ngelamun waktu pelajaran ni? Apa yg lagi lo pikirin? Ada masalah?" tanyanya beruntun padaku.

"Gak kok, gpp. Gua cuma kurang tidur aja semalem", balas ku menutup apa yg sebenarnya terjadi.

"Gak usah bohong sama gua. Gua udah kenal lu selama 3 tahun. Dan gua juga tau gimana karakter lo aslinya. Kalo lo ada masalah cerita sama gua dan cerita sama kita semua", ucap Nidya berusaha membujuk gua.

"Apa mungkin masalah di keluarga lo?" tanya Dila hati-hati. Aku pun hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya.

"Tenang aja ni. Lo masih punya kita semua. Lo gak sendiri kita akan selalu ada buat lo kok", ucap Gita menanggapi. Aku sangat bersyukur di saat semua orang menjauhiku justru mereka berenam dengan kerendahan hatinya mengulurkan tangannya padaku saat aku terpuruk saat itu. Aku masih ingat jelas bagaimana aku bertemu dengan mereka.

#flashback pertemuan Nia dengan Keenam sahabatnya

Sudah menjadi makanan sehari-hari seorang Tania menjadi bahan bullyan teman-temannya. Dia sudah menduga bahwa saat ia masuk SMA barunya pun ia masih akan tetap mendapat bullyan dr teman"nya. Namun, apakah ini tidak terlalu cepat? Bahkan ini baru hari pertama kegiatan OSPEK tp dia sudah mendapat bullyan dr kakak kelasnya. Sebenarnya Nia sudah terbiasa dengan bullyan secara verbal tp jujur saja jika secara fisik baru pertama kali ia mendapat bullyan fisik seperti saat ini.

Awalnya Nia sedang duduk tenang sambil memakan bekal makan siangnya saat istirahat tadi. Namun, tiba-tiba saja ada kakak kelas yg menghampirinya sembari mengatainya sbg seorang pembunuh. Kata yg slalu dilontarkan orang-orang stlh tau kejadian di masa lalunya itu. Nia pun hanya mendengar saja semua ejekan kakak kelasnya itu tanpa membalasnya meskipun sebenarnya dia sudah menahan malu karena menjadi pusat perhatian. Asal kalian tau Nia paling benci yg namanya menjadi pusat perhatian. Hal itu dikarenakan Nia slalu menjadi pusat perhatian karena sesuatu yg buruk bkn yg baik, maka dr itu dia benci menjadi perhatian semua orang.

Karena sudah terlalu lama berkata tanpa mendapat balasan dr Nia, kakak kelas itu mulai geram padanya. Kemudian tiba-tiba saja dia mendorongnya hingga terjatuh dan menjambaknya begitu saja seolah" melampiaskan amarahnya pada Nia. Tak lama dari itu teman kakel tersebut menyiramnya dengan air bekas mencuci lantai. Sontak saja hal itu membuat Nia sangat terkejut. Ia hanya bisa menatap lantai sambil menahan malu akibat seisi orang yg melihat dirinya tertawa mengejek kpd dirinya.

Nia yg sudah tidak sanggup menahan malu dan air mata pun sontak berlalu meninggalkan lapangan yg menjadi saksi dirinya dibully pertama kali di SMA ini. Dia berlari menuju taman belakang sekolah yg terbilang sepi ini. Nia pun mendudukan dirinya di bawah pohon mangga besar sambil terisak menahan perih yg ada di hatinya. Ia tidak mengerti mengapa kakak kelasnya tersebut sangat jahat padanya padahal ia tidak merasa punya salah sama sekali. Bahkan ia pun tidak begitu mengenal dia siapa tapi bisa"nya kakak itu membullynya seperti itu di dpn banyak orang.

Saat sedang fokus menangis tiba-tiba saja ada sebuah jaket yg melekat di tubuhnya. Nia pun mendongakkan kepalanya ke depan dan melihat ada enam tangan yg mengulur di hadapannya. Dia pun menatap mereka dengan pandangan yg menyiratkan bingung tanda tak paham maksud dari uluran tangan tersebut.

"Kamu gapapa kan?"tanya seorang cewe yg memberikan jaketnya pada Nia tadi yg bernametag Anin.

"Udah jangan sedih lagi. Mulai sekarang kita semua sahabat kamu. Kita akan selalu ada di samping kamu dan menghibur kamu saat kamu sedih", sambung seorang cewe berambut kepang itu yg dilihat dari nametagnya bernama Nidya yg diangguki oleh kelima cewe lainnya. Kemudian keenam cewe tersebut memeluk Nia secara bersamaan.

Untuk pertama kalinya setelah kejadian itu terjadi, ada orang yg menanyakan keadaannya ketika ia sedang rapuh. Dan yg lebih mengharukannya lagi ada yg menawarkan diri sebagai sahabatnya disaat semua orang justru beramai-ramai untuk membully dirinya.

Sontak hal itu membuat seorang Tania menangis lebih kencang dari sebelumnya di pelukan mereka. Ia benar-benar mencurahkan segala perasaan yg dia alami saat itu juga. Dia tidak pernah seterbuka ini pada orang asing tapi entah mengapa hati kecilnya berkata pada hari itu ia harus mengeluarkan segala beban hidupnya pada orang lain. Ia merasa hidupnya sedikit lebih berwarna ketika dirinya bertemu dengan mereka. Dia selalu bersyukur dengan kehadiran mereka setidaknya ada kenangan indah yg bisa ia ingat saat ia telah lulus dr bangku SMA nantinya. Dan hanya bersama mereka saja Nia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa menutupi dirinya dengan fake face nya.

#flashback end

"Makasih ya guys kalian udah selalu peduli sama gua. Dan maaf kalo gua belum bisa jd teman yg baik buat kalian dan selalu buat kalian khawatir sm masalah yg menimpa hidup gua", ucapku pada teman-temanku tersebut.

"Udah tugas kita sebagai sahabat selalu support lu ni. Lagian kita bukan hanya sahabat tp udah sbg keluarga lagi. Jadi jgn pernah sungkan sm kita. Kalo lo butuh apa-apa langsung bilang sama kita okey", balas Anin.

"Lo juga udah jd temen kita yg baik kok. Bahkan harusnya kita yg minta maaf karena belom bisa bantu apa-apa buat ngeringanin beban yg ada di hidup lo itu", sambung Vita.

"Dengan adanya kalian di samping gua itu udah lebih dari cukup kok. Karena setidaknya gua gak bener-bener kesepian setiap sama kalian", jawabku.

"Ya udah jadi ini lo gak mau cerita sesuatu gitu? Kita siap dengerin skrng juga kok kl lo mau crita",tanya Dila padaku.

"Gue beneran gpp kok. Cuma masalah kecil biasa jd ya its okay lah", jawabku meyakinkan mereka semua.

"Okedeh kalo gitu drpd kita melow terus mending kita ke kantin sebelum bel masuk bunyi", ucap Nidya mengakhiri obrolan ini.

"YUUK GAS BANGET KE KANTIN. UDAH LAPER BANGET GUA NIIH",teriak si Nada seperti biasanya.

"Dasar lo kalo urusan makan aja nomer satu. Giliran yg lain cuma diem aja lo. Hmm",ucap Gita mengomentari perkataan Nada tadi.

"Heeh jelas lah makan nomer satu. Emang lo sanggup hidup tanpa makan hah? Kita sbg makhluk hidup jelas membutuhkan makan untuk hidup loh say", alibi Nada seperti biasa.

"Iih betul bgt da. Gua juga setuju sama ucapan lo kl makan nomer satu",sahut Vita tiba-tiba. Kemudian mereka berdua bertos ria bersama.

"Aslian gua heran dah. Ini mereka  berdua bener-bener absurd yaa kalo dah berdua gitu padahal cuma hal biasa gitu bisa klop banget mereka", ucap Anin yg merasa heran pada duo absurd tersebut.

"Udah biasa kali. Dah lah gak usah dipikir mending kita ke kantin skrng keburu masuk nanti", ucapku mengakhiri perdebatan kali ini. Aku pun berjalan keluar kelas bersama dgn keenam sahabat ku menuju kantin untuk mengisi perutku yg lapar juga akibat pelajaran ditambah lagi dia tidak sempat makan di rumah. Selama diperjalanan pun kita tak henti-hentinya tertawa karena tingkah aneh mereka semua. Diam-diam aku berdoa dalam hati berharap bahwa moment ini bisa bertahan sampai ajal menjemput kita semua.

"Terima kasih pada kalian yg dengan baik hatinya mau membawa diriku ke dunia yg lebih berwarna dr sebelumnya."

*part 4 finish

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang