Part 38

9 2 6
                                    

Semakin hari, Tania semakin merasa cepat lelah. Mungkin karena efek penyakitnya yg semakin parah. Apalagi dia tak pernah mengikuti kemoterapi. Obat yg ia minum pun seperti sudah hilang fungsi ditubuhnya. Tania semakin takut dibuatnya.

Sebenarnya Tania tak ingin seperti ini. Ia tak ingin meninggalkan Rafa sendiri. Bahkan anak itu belum mengetahui ayahnya siapa meskipun mereka pernah bertemu. Ia benar-benar tak ingin berpisah dengan anaknya apalagi untuk selamanya.

Membayangkannya saja membuat Tania selalu menangis tiap malam. Seperti saat ini dirinya tengah menangis dalam diam sembari menatap sang anak yg sudah tertidur akibat kelelahan bermain bersama unclenya tadi siang. Ia ingin sang anak selalu bahagia dan tak menyesal telah terlahir menjadi anaknya bahkan saat ia sudah tak ada nantinya.

"Maafin mommy ya sayang karena belum bisa buat kamu bahagia. Maafin mommy karena kamu belum bisa bersama daddymu. Maafin mommy juga karena kamu harus terlahir dari rahim mommy. Maafin mommy karena nantinya mommy juga akan meninggalkanmu nak. Maafin mommy", gumam Nia sambil meneteskan air matanya.

Tania pun mulai melangkahkan kakinya keluar kamar sang anak. Saat ia akan masuk ke dalam kamarnya tiba-tiba saja terdengar suara ketokkan pintu membuat dirinya membukakan pintunya.

"Tania ya ampun. Sungguh ini gawat bgt dan lo harus tau", ucap Angel sangat heboh memasuki rumahnya diikuti Brian dibelakangnya.

"Angel gak usah heboh gitu deh. Nanti Rafa bangun tau. Lagian ngapain sih kalian malem-malem kesini. Trus si baby Fani kemana?" ucap Nia heran.

"Fani udah kita titipin ke rumah eyangnya karena emang ada hal penting yg harus kita sampaikan", ucap Brian. Nia yg mendengarnya pun semakin dibuat aneh.

"Apaan sih? To the point aja deh", ucap Nia.

"Bara besok banget mau nikah", ucap Angel. Tania yg mendengarnya sedikit tersentak dibuatnya.

"Sama Anin", lanjut Angel yg semakin membuatnya terkejut bukan main.

"A-apa? A-anin? Gi-gimana bisa?" tanya Nia gugup.

Jantungnya masih berdetak tak beraturan. Ia masih bisa santai jika Bara hanya menikah. Tetapi dengan Anin? Apa selama ia pergi mereka sudah saling mencintai? Tapi bukankah Anin berpacaran dengan Dito?

"Mereka menikah bukan karena cinta tan. Anin hamil diluar nikah dan katanya pria yg menghamilinya kabur meninggalkannya setelah berjanji akan bertanggung jawab. Bara dituduh menghamili Anin karena mereka ketahuan datang ke dokter kandungan bersama oleh orang tua Anin", ucap Brian seolah mengerti apa yg ada di otak Tania.

"Tapi yg lebih parah dan buat aku marah tan, Anin dan sahabatmu itu yg tau kejadian sebenarnya gak berusaha meluruskan kesalahpahaman itu. Mereka hanya diam dan mengikuti alurnya sehingga pada akhirnya Anin dan Bara harus menikah. Bara pun juga tak bisa menolak pernikahan ini. Karena pria itu merasa bertanggung jawab atas hamilnya Anin. Pria yg menghamili Anin itu katanya sahabat Bara sendiri", lanjut Angel.

"Darimana kamu tau semua ini ngel? Bisa aja kamu salah denger kan?" tanya Nia masih setengah tak percaya.

"Aku gak ngasih tau kamu berita bohong tan. Aku gak mungkin sejahat itu buat ngefitnah mereka. Aku tau semua info ini dari orang suruhan Yoora eonnie dan Coups oppa. Tanpa sepengetahuanmu saat mereka mengirimmu kesini, mereka juga mengirim orang utk mengawasi keadaan orang-orang di masa lalumu, terutama Bara dan keluargamu. Kita cuma memastikan jika tak terjadi sesuatu pada mereka saat mendengarmu hiatus dan menghilang begitu saja. Tetapi justru yg kita dapat adalah mereka seolah tak pernah mencarimu saat Bara amnesia. Karena saat mereka mengungkitmu kepala Bara kembali sakit sehingga mereka memutuskan untuk menjauh dari hal yg berkaitan denganmu. Bahkan mereka tak pernah mencari tahu apa yg terjadi pada Bara sebelum kecelakaan itu terjadi tan", jelas Angel.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang