Part 8

16 4 1
                                    

Tak terasa sudah 5 jam lamanya Nia bekerja. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Cafe tmpt ia bekerja pun sudah tutup. Setelah mengganti bajunya ia pun berniat untuk keluar menghampiri Bara di dpn. Ya 20 menit yg lalu Bara mengatakan pada Nia bahwa ia sudah menunggu di depan.

Begitu ia keluar dr cafe. Ia dpt melihat Bara yg sedang duduk di atas cap mobilnya.

"Maaf ya kak jd nunggu lama", ucap Nia pada Bara.

"Gpp tan, aku ajaa yg kecepetan jmpt kamunya", balas Bara. "Ya udah yuk langsung berangkat aja sebelum makin malem", lanjutnya.

"Mau kemana sih kak emangnya? Udah malem jam segini juga", tanya Nia.

"Udah gpp ikut aja dijamin kamu bakal sukak deh. Lagian di rumah kamu gak ada orang kan?" jawab Bara.

"Iya sih. Ya udah deh aku ngikut aja", ucap Nia.

Selama diperjalanan mereka berdua hanya terdiam dgn pikiran masing-masing. Nia yg mungkin sedang memikirkan kehidupannya dan merasa lelah pun tak berniat utk berbicara. Sedangkan Bara yg sedang memikirkan ttg perasaannya pada Tania. Dan satu hal yg sudah Bara yakini bahwa ia memang sudah jatuh cinta pada Nia lebih dr sekedar adik-kakak karena saat ini jantungnya serasa menggila saat Nia duduk di sampingnya ini. Sebisa mungkin Bara menormalkan raut wajahnya agar tidak kentara sekali bahwa ia sedikit gugup begitu menyadari adanya perasaan ini.

Selang beberapa menit, mobil yg dikendarai Bara pun berhenti di suatu tempat.

"Udah sampe yuk turun", ajak Bara pada Nia.

Nia pun keluar dari mobil mengikuti Bara. Begitu ia keluar, ia langsung dihadapkan pemandangan malam yg luar biasa. Bara mengajaknya ke sebuah bukit yg dpt memperlihatkan pemandangan perkotaan saat malam. Lampu-lampu perkotaan bersinar terang dan begitu indah ketika diliat dari atas sini.

"Uwaahh.. Bagus banget pemandangannya", takjub Nia begitu melihat pemandangan yg ada di dpnnya.

"Gimana suka gak?" tanya Bara sambil tersenyum melihat Nia yg sepertinya merasa senang ada disini.

"Suka banget kak. Makasih loh udah ajak aku kesini", jawab Nia sambil tersenyum ke arah Bara.

"Syukur deh kl kamu suka. Jadi gak sia-sia usaha aku buat nyari tempat kek gini", ucap Bara merasa lega.

"Iya indah bgt disini. Gak nyangka aku bisa lihat pemandangan malam yg kaya gini", ucap Nia. Ya memang Nia sangat jarang bisa keluar malam jika utk bkn ttg urusan yg penting. Hal ini dikarenakan keluarganya pasti akan langsung mencacinya jika ia ketahuan pulang lewat dr jam 10 malam.

"Tania, aku boleh tanya sesuatu gak?", panggil Bara tiba-tiba.

"Tanya apa kak? Tinggal tanya aja sih kek sama siapa aja", balas Nia sambil melihat ke arah Bara.

"Kamu merasa bahagia gak sama hubungan kita saat ini?" tanya Bara dengan hati-hati.

"Hubungan yg gimana maksud kakak?" tanya Nia yg merasa bingung.

"Ya hubungan kita saat ini yg seperti adik-kakak gini. Kamu bahagia gak?" tanya Bara lagi.

"Ooh. Bahagia bgt kok kak. Aku beruntung bgt bisa punya kakak di samping aku saat ini yg slalu buat aku ngerasa bahagia meski hidup aku berantakan seperti skrng ini", jawab Nia sambil menatap mata Bara di sampingnya.

"Kalo seandainya hubungan kita lebih dr ini kamu mau gak?" tanya Bara yg sedikit ragu.

"Maksudnya hubungan yg lebih dari ini tuh apa sih kak? Iih kak Bara perasaan tanya nya drtd aneh-aneh mulu deh", ucap Nia merasa aneh pada Bara.

"Ya hubungan 2 orang yg saling menyayangi. Bukan sbg adik-kakak melainkan sbg pria-wanita", lanjut Bara sambil menatap Nia dalam.

"Hah? Maksud kakak pacaran gitu?" tanya Nia ragu.

"Ya bisa dibilang seperti itu", jawab Bara santai.

"Hahaha. Yg bener aja kak mana mungkin sih kakak suka sama aku lebih dari seorang adik. Ada-ada aja deh kak", respon Nia sambil sedikit terkekeh utk menyembunyikan perasaannya yg tiba-tiba menjadi gugup ini.

"Kenapa gak mungkin? Nyatanya memang skrng aku sayang sama kamu kok-", ucap Bara yg terjeda. "Bukan sebagai adik, tetapi sbg perempuan yg aku cintai", sambung Bara penuh keyakinan menatap mata Nia.

#Nia POV

Setelah mendengar perkataan kak Bara, tiba-tiba saja aku mematung di tmpt. Aku melihat ke arah matanya bahwa ia seperti bersungguh-sungguh akan ucapannya. Seketika aku merasa gugup mendengarnya. Aku tak menyangka kalau kak Bara mempunyai perasaan yg sama dgn ku. Ya sejujurnya aku pun juga sudah meyukai kak Bara lebih dr sekedar kakak. Namun, aku sangat ragu jika hubungan ku dgn kak Bara berubah status justru akan menimbulkan masalah lain nantinya belum lagi hidupku yg berantakan seperti ini membuatku sangat ragu. Aku tak ingin hubungan itu nantinya menjadi beban bagiku. Alhasil aku hanya bisa memendamnya diam-diam.

Aku bngng mau merespon perkataan kak Bara bagaimana. Jujur aja saat ini aku benar-benar gugup sekali berhadapan dgnnya.

"Hahaha. Ekspresi kamu biasa aja sih Tan. Lucu bgt kl lagi bngng gitu. Udah gak usah dipikirin. Aku cuma menyampaikan apa yg ada dipikiran aku kok. Aku harap stlh ini kamu bersikap biasa aja yaa sama seperti sblm aku berkata seperti itu", ucap kak Bara pada ku.

Hell. Mana mungkin aku bisa biasa saja disaat aku tau dia memiliki perasaan lebih padaku. Namun, aku pun juga tak ingin membuat situasi tambah awkward sehingga akhirnya aku pun menganggukan kepala mengiyakan perkataan kak Bara.

"Ya udah yuk mending kita pulang aja. Udah malem dan kamu pasti cape juga abis kerja", ajak kak Bara sambil menggandeng ku ke arah mobil.

Selama di perlajanan aku hanya diam memikirkan perkataan kak Bara. Jujur saja aku masih merasa canggung padanya stlh kejadian tadi.

Tak terasa aku pun sudah sampai di dpn rumah.

"Makasih ya kak untuk hari ini. Aku senang bgt udah dibawa ke tempat tadi sama kakak", ucapku padanya sblm keluar mobil.

"Iya sama-sama. Mending kamu skrng masuk deh. Terus istirahat bsk masih sekolah kan? Besok aku jmpt brgkt sekolah", ucapnya pada ku.

"Eh gak usah kak. Besok aku brgkt bareng temen karena pulang sekolah mau langsung nginep di rumah teman jd sekalian bareng sama mereka aja", tolakku secara halus.

"Oh gitu ya udah. Yang penting kabarin aku aja ya bsk", balasnya.

"Iya kak. Ya udah aku turun ya. Kakak hati-hati di jalan. Bye kak", ucap ku kemudian keluar dari mobil setelah mendengar anggukan dari kak Bara.

Setelah mobil kak Bara pergi dr hadapanku, aku pun menatap tempat yg membuat aku merasa tertekan setiap saatnya oleh penghuni yg ada di dalamnya. Namun, entah mengapa ia tidak bisa pergi meninggalkan tempat ini begitu saja. Begitu banyak kenangan masa kecil yg terjadi di sini. Setelah beberapa menit ia hanya berdiri di dpn rumah, ia pun memutuskan utk masuk ke dalam dan segera ke kamar tanpa perlu mendengar kata-kata kasar dr keluarganya karena memang mereka belum pulang dari liburannya.

Sedangkan di satu sisi, Bara sedang merutuki perbuatannya tadi.

"Bego lo bar, kenapa pake ngomong sih tadi. Kl Tania jauhin lo karena gak nyaman sama lo gmn coba? Arghh", kesalnya pada diri sendiri sambil memukul setir kemudi.

"Udah lah kl emang Tania bsk jauhin gua beneran. Berarti itu tandanya emang gua gak bisa jalanin hubungan sama dia lebih dari ini. Huft", ucapnya dgn lesu. Selama diperjalanan pulang ia hanya bisa pasrah jika memang Tania menolaknya nanti.

*part 8 finish

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang