Part 24

8 2 2
                                    

#Nia POV

Aku masih termenung melihat kejadian yg ada di depanku ini. Rasanya pasokan udara yg ada di sekitarku mulai menipis. Aku merasakan sesak yg luar biasa. Mata ku pun sudah mulai berkaca-kaca siap untuk menurunkan airnya.

Aku masih tak percaya ini. Kak Bara? Pria yg selama ini kunanti dan kurindukan? Pria yg selama ini kukhawatirkan karena tiba-tiba tak bisa kuhubungi satu tahun ini. Pria yg sangat ingin kutemui saat kembali ke Indonesia. Dan saat ini aku berhasil menemuinya. Ta-tapi mengapa situasi bertemunya diluar apa yg kubayangkan. Apakah mngkn ini jawaban dr kegelisahanku akhir-akhir ini? Mengapa semua orang yg kukenal tak ada yg memberitahuku ttg ini

Aku masih tak menyangka. Aku hanya dapat mematung melihatnya. Aku bahkan tak sadar jika The Boyz sunbae sudah selesai dan menghampiriku disamping.

"Nia~yaa, mengapa kau datang kesini?" tanya Sangyeon sunbae yg tak dapat kudengar jelas. Fokusku masih tertuju pada kak Bara yg sedang berdampingan dengan kak Yolan. Ya wanita yg bertunangan dgn kak Bara itu kak Yolanda, kakak sepupuku.

Tiba-tiba aku tersentak saat mc di depan sana memanggil namaku.

"Ooh bukannya itu Calista disana?" ucap mc diatas panggung yg membuat seluruh perhatian para tamu terfokus padaku.

Aku bisa melihat jika sahabat, keluarga Rajasa, dan kak Bara sendiri sangat kaget melihat keberadaanku. Sedangkan keluargaku terlihat biasa saja. Aku juga dapat melihat kak Bara menggumamkan namaku pelan.

"Nia are you okey? Apakah kau mengenal pemilik acara ini? " tanya Yoora eonnie yg mulai merasa aneh padaku.

"Eonnie.. Dia orang kucari", lirihku sambil menatap Yoora eonnie disamping.

Tiba-tiba saja aku mendengar langkah kaki menghampiriku. Aku bisa mengetahui jika mereka adalah sahabat, ayah dan bunda serta kak Bara.

"Tania, aku bisa jelasin semua ini tan. Dengerin aku ya?" pinta kak Bara sambil memegang tanganku erat. Aku tak sanggup melihat ke arah mereka. Hanya hanya bisa menundukkan kepalaku mulai menangis.

Kak Bara menarik daguku utk menghadap ke arahnya. Aku dapat melihat sorot matanya yg seperti menyiratkan kerinduan yg terdalam. Ia menarikku ke dalam pelukannya.

"Maafin aku tan. Ini gak seperti yg kamu lihat. Aku terpaksa melakukan ini tan. A-aku...", ucap kak Bara yg terpotong. Aku bisa merasakan jika bahunya ikut bergetar. Aku melepaskan pelukannya pelan.

"Jadi karena ini, kakak menghilang selama satu tahun belakangan ini. Kenapa kakak gak bilang kl kakak udah gak betah sama Nia?" lirihku sambil menatap matanya.

"Enggak Tan. Aku masih sayang sama kamu. Aku masih cinta bgt sama kamu. Aku gak pernah ngelupain kamu. Aku selalu rindu sama kamu tan", ucap kak Bara yg mulai menitikkan air matanya.

"Tapi yg kulihat saat ini berbeda dari apa yg kau ucapkan kak. Kalo kakak masih sayang dan cinta sama aku, kamu gak mngkn tunangan sama kak Yolan. Hiks hiks", ucapku sambil terisak.

"Nak, maafin ayah sama bunda nak. Bara melakukan ini karena terpaksa. Satu tahun yg lalu bunda dan ayah nyaris kecelakaan. Dan saat itu kedua orang tua Yolan menolong kamu sehingga kami berhutang nyawa pada mereka. Mereka akhirnya menitipkan Yolan pada Bara utk selalu dijaga. Maafkan kami karena tak mengabari kamu", ucap bunda yg mulai memelukku.

"Kenapa? Kenapa harus dengan bertunangan dengan kak Bara bun? Kenapa kalian juga gak ngasih tau ke aku dari awal? Kenapa?" isakku dipelukan bunda.

"Kalian juga tau semua ini dari awal?" tanyaku pada sahabatku yg diangguki oleh mereka.

"Kenapa kalian gak kasih tau aku hah?!! Mengapa kalian menyembunyikannya dariku??!! Apa aku sudah tak berarti bagi kalian?!!" tanyaku dengan penuh kecewa pada mereka semua.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang