Saat ini Tania dan Rafa sedang berjalan menuju halte bus untuk ke apartemen Angel.
"Mommy ental Lapa mau duduk di pinggil jendela ya, bolehkan mom?" tanya Rafa sambil menggoyangkan tangannya yg ada di genggaman Nia.
"Boleh dong sayang, nanti kita cari tmpt duduk yg kosong di bus yah", ucap Nia.
Saat ia dan Rafa sedang menuju halte tiba-tiba saja dirinya tak sengaja menabrak laki-laki yg sedang berdiri karena terlalu fokus memperhatikan Rafa.
"Eehh, mommy itu nablak omnya", ucap Rafa polos.
"Eeh I am sorry sir cause bump into you. Are you okay?", ucap Nia sambil membungkuk.
"Ooh tak apa, aku baik-baik saja", jawab pria itu menggunakan bahasa Indonesia. Suara itu seperti suara yg Tania sering dengar dulu. Karena penasaran ia pun mendongakkan kepalanya.
Damn
Ternyata orang yg ia tabrak adalah Bara. Laki-laki yg menjadi salah satu alasan Tania berada disini. Tania pun hanya bisa terdiam.
"Apakah kamu dari Indonesia juga? Aku tadi mendengar anakmu berbicara bahasa Indonesia", tanya Bara pada Nia yg masih terdiam. Rafa yg menyadari mommynya hanya terdiam pun menyahutinya.
"Kita bukan dali Indonecia om. Lapa cama mommy emang tinggal dicini. Tapi kata mommy, mommyku ini dali Indonecia", jawab Rafa. Bara yg mendengar jawaban dari Rafa pun mulai tertarik dengan anak itu.
"Oh iya? Jadi nama kamu tadi siapa anak ganteng?" tanya Bara sambil tersenyum.
"Nama aku Lapa om. Kalo om namanya capa?" jawab Rafa dengan gemasnya.
"Nama om Aldebaran, kamu bisa panggil om Bara. Salam kenal ya Rafa", ucap Bara.
Tania yg melihat interaksi mereka berdua hanya bisa tersenyum miris. Hatinya rasanya bercampur aduk menjadi satu. Ia tak menyangka jika ia akan dipertemukan kembali dengan Bara. Hatinya sedikit sedih melihat pria itu seperti tak mengenali dirinya. Apa yg terjadi dengannya?
Namun, disatu sisi hatinya menghangat melihat Rafa akhirnya bisa bertemu daddynya meski mereka tak menyadari jika terikat darah. Tanpa ia sadari matanya sudah menurunkan air matanya.
"Mommy kok nangis. Lapa nakal yah cama mommy?" tanya Rafa yg khawatir melihat mommynya tiba-tiba menangis.
"Eeh gak kok sayang. Mommy cuma kelilipan aja tadi. Rafa gak nakal kok. Rafa kan anak mommy yg paling baik", ucap Nia sambil ikut berjongkok dengan Bara.
"Ooh maaf sebelumnya tuan, jika tadi saya menabrak anda", ujar Tania mencoba bersikap wajar pada Bara.
"Aahh tak apa. Kalau boleh tau siapa namamu?" tanya Bara sambil mengulurkan tangannya.
"Tania", ucap Nia membalas uluran tangan itu.
Saat mendengar nama Tania, tiba-tiba saja kepala Bara pusing seperti mengingat sesuatu. Tetapi bayangan itu masih sangat samar.
"Om Bala, gak papa? Kok kaya pucing gitu?" tanya Rafa padanya.
"O-ooh om gapapa kok Rafa. Om cuma inget sesuatu aja",ucap Bara sambil tersenyum menatap Rafa.
"Baiklah jika anda tidak apa-apa. Kami ijin pamit dulu ya takut ketinggalan bus kami", pamit Nia yg ingin cepat pergi dr hadapan Bara. Karena sejatinya sedari tadi hatinya merasa tak tenang. Sepertinya ia butuh bercerita dengan Angel.
"Ooh baiklah. Maaf jika saya menunda waktu kalian", ucap Bara yg diangguki Tania. Kemudian ia pun menggandeng Rafa untuk menuju bus yg sudah terparkir di halte.
![](https://img.wattpad.com/cover/251252034-288-k960542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
AcakGak ada sinopsis atau prolog semacamnya. Cuma cerita halu ku sehari-hari ku yang ingin kucurahkan pertama kalinya. Jadi harap maklum kl bener-bener absurd :v Warning : ati-ati dilanda kebosanan dlm membaca :v