Part 42

8 2 2
                                    

Sudah 2 bulan lamanya Tania masih belum sadarkan diri pasca operasinya itu. Hampir setiap hari Bara datang bersama Rafa menjenguk Tania yg tak kunjung bangun. Mereka berdua selalu mengajak Tania bercerita meskipun tak pernah ada tanggapan dari wanita yg asyik menutup mata itu.

Seminggu setelah operasi itu, keluarga dan sahabatnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Begitu pula dengan Coups dan Yoora. Namun, berbeda dengan Bara. Ia memutuskan untuk menetap sementara waktu di London. Ia tinggal di rumah Tania bersama Rafa. Selama 2 bulan ini Bara dan Rafa semakin dekat dan banyak menghabiskan waktu bersama selagi menunggu Tania bangun.

"Daddy, cebelum ketemu mommy Lapa mau makan eclim dulu boleh nggak?" tanya Rafa yg duduk di sebelah sang daddy. Saat ini Bara dan Rafa berniat menuju rumah sakit Tania selepas Rafa pulang sekolah.

"Tentu, boleh dong sayang. Nanti kita mampir beli es krim dulu", ucap Bara sambil fokus pada mobilnya.

10 menit kemudian mereka sampai di kedai es krim yg dekat rumah sakit Tania dirawat.

"Ayo sayang kita turun", ucap Bara sambil menggendong Rafa.

"Daddy aku mau yg laca coklat yah", ucap Rafa.

Bara pun mulai memesan es krim untuk Rafa

"Ini boy es krimnya. Special buat anak daddy yg ganteng ini", ucap Bara.

"Maacih daddy. Daddy mau gak?" ucap Rafa

"Gak usah gpp. Buat Rafa aja. Daddy lagi gak mau makan es krim", ucap Bara. Kemudian Rafa pun mulai menghabiskan es krimnya.

"Daddy, onty itu cantik yah", ucap Rafa tiba-tiba membuat Bara melihat ke arah yg Rafa tunjuk.

"Lebih cantikkan mommy kl kata daddy sih", ucap Bara bucin.

"Iih kl itu cih Lapa tau dad. Momku itu pelempuan paling tantik numbel one", ucap Rafa mengacungkan jempolnya.

Bara pun terkekeh melihat tingkah Rafa.

"Kl mom jd perempuan paling cantik berarti daddy jd laki-laki tertampan dong?" ucap Bara percaya diri

"No no no. Kata mom laki-laki paling tampan itu Lapa. Jadi Lapa tuh numbel one kl daddy numbel two", ucap Rafa.

"Haha. Oke oke. Rafa emang yg paling tampan. Daddy kalah tampannya sama Rafa pokoknya deh. Ya udah skrng kita ketemu mom yuk", ucap Bara kemudian menggandeng Rafa menuju mobil.

Selama diperjalanan sampai ke ruang rawat Tania, Bara dan Rafa selalu bercanda ria bersama. Mereka bahkan tak memperdulikan orang-orang yg menatapnya. Begitu masuk ke dalam ruang rawat Nia, tawa mereka berhenti seketika. Mereka sangat terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Bahkan Bara sampai terdiam di depan pintu.

"Mommy..", ucap Rafa yg mulai menghampiri Nia yg sudah bangun dr tidurnya.

Ya Tania akhirnya bisa siuman stlh 2 bulan lamanya tertidur. Ia telah siuman sktr 20 menit yg lalu bahkan dokter sudah sempat memeriksanya.

"Hati-hati sayang", ucap Nia lembut melihat anaknya yg berusaha naik ke brankarnya menggunakan tanjakan yg ada dibawah.

"Mom, Lapa kangen bgt cama mom. Kenapa mom balu bangun cekalang cih? Lapa kangen bobo baleng mom, kangen main baleng mom, kangen macakan mom. Pokoknya Lapa kangen cemuanya yg cama mom deh", ucap Rafa yg membuat Nia tersenyum kecil.

Tania senang sekali karena ternyata anaknya baik-baik saja dan terlihat sehat meski ia tak menemaninya.

"Maafin mommy yaa. Maaf karena udah ninggalin Rafa. Sekarang mom kan udah mulai sembuh jd mom akan sama Rafa lagi", ucap Nia.

"Iya mom, kalena Lapa cayang bgt cama mom. Lapa bakal maapin mom. Tp mom janji jgn gini lagi ya", ucap Rafa.

"Iya sayang mom janji gak akan gini lagi. Ooh iya selama mom tidur disini Rafa tinggal sama siapa?" tanya Nia.

"Ooh, mom Lapa udah ketemu daddy mom. Itu daddy Lapa kan benel?" ucap Rafa menunjuk Bara yg masih diam memperhatikan.

Tania yg melihat Bara di depan pintu pun terdiam sejenak. Ia baru menyadari jika yg sedari tadi menemani Rafa adalah Bara. Ia tak menyangka jika pria yg ia cintai itu ada disini bersamanya dan anaknya.

"Mom, celama mom tidul dicini, daddy yg nemenin Lapa bobo di lumah mom. Tiap hali Lapa cama daddy telus. Cekalang juga Lapa udah gak diejek gak punya daddy lagi cama temen Lapa. Lapa ceneng bgt bica cama daddy", ucap Rafa sambil tersenyum manis.

Tania berkaca-kaca, ia tak menyangka jika akhirnya Rafa bisa bertemu daddynya. Benar kata Angel jika seberapa hebat dirinya sbg single parent tak menutup fakta bahwa Rafa membutuhkan daddynya.

"Mom, kenapa nangis. Lapa nakal cama mom yah?" tanya Rafa.

"Gak sayang. Rafa gak nakal sama mom kok. Mom cuma seneng aja karena Rafa bisa ketemu daddy sekarang. Maafin mom yaah kl selama ini mom gak bisa ajak Rafa ketemu daddy", ucap Nia sambil mengusap pipi Rafa pelan.

"Ini bukan salahmu tan. Ini salahku. Aku yg minta maaf sama kamu dan Rafa. Maafin aku karena udah buat kamu nunggu lama. Maafin aku juga karena aku gak bisa mengingatmu sangat lama. Maafin aku udah ngehancurin hidupmu dan memberikan beribu luka untukmu. Maaf karena aku udah ingkar janji utk selalu bahagiain kamu. Maafin aku tan", ucap Bara berlutut sambil memegang tangan Nia berat. Ia terus menggumamkan maaf dan menciumi tangannya. Nia bisa merasakan jika tangannya basah menandakan jika Bara sedang menangis.

"Iya kak. Aku udah maafin kamu. Aku udah ikhlasin semuanya. Mungkin aku emang blm bisa lupain semua kejadian dulu. Tapi aku berusaha utk berdamai dgn masa lalu. Aku sudah tak ingin mengurai air mata sedih lagi. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku diberi kesempatan utk kembali hidup maka aku akan membuat hidupku lebih bahagia dr sebelumnya bersama Rafa juga", ucap Nia mengelus tangan Bara.

"Kita akan bahagia bersama tan. Aku, kamu dan Rafa akan selalu bersama mulai saat ini", ucap Bara.

"Bukannya kamu udah nikah sama Anin?" tanya Nia.

"Nggak tan, aku batal nikah sama Anin. Sekarang Anin sudah nikah sama Dito. Justru aku makasih sama Angel yg udah batalin pernikahan aku. Berkat kedatangannya membuat aku kembali ingat padamu", ucap Bara. Kemudian dia tiba-tiba mengambil sesuatu di saku celananya. Ternyata itu kalung yg pernah ia berikan pada Tania.

"Mungkin ini emang sangat terlambat, tetapi aku benar-benar hanya ingin melakukannya padamu. Tan, ijinkan aku untuk menepati janjiku dulu. Will you marry me?" ucap Bara penuh kesungguhan menatap Tania.

Tania yg melihatnya tersenyum haru. Tania memutuskan untuk tak menyiakan kesempatan yg ada untuknya. Mngkn memang banyak kenangan buruk yg hadir diantara mereka. Tetapi tetap saja Tania tak bisa menampik jika hanya Bara yg ia harapkan. Ia juga tak mau egois dgn memisahkan Rafa dan Bara lagi. Ia pun mengangguk menjawab pertanyaan Bara.

"Yes, I will", ucapnya tersenyum.

Bara pun tersenyum senang. Setelah sekian lama dirinya menunggu kesempatan ini akhirnya tercapai juga sekarang. Banyak yg harus mereka lalui untul mencapai titik ini.

"Maaf karena membuatmu menunggu terlalu lama", ucap Bara sambil memasangkan kalungnya.

"Dad, mom belalti abis ini kita bakal tinggal baleng dong? Lapa bakal bobo baleng mom cama dad?" tanya Rafa senang.

"Iya sayang setelah ini kita bakal bareng terus. Rafa juga bakal tidur bareng sama mom dan dad", ucap Bara kemudian memeluk Tania dan Rafa bersamaan.

Tanpa mereka sadari ternyata ada beberapa orang yg telah menyaksikan kejadian ini. Mereka tersenyum haru melihat keluarga kecil itu akhirnya bersatu. Kisah mereka memang benar-benar patut diacungi jempol. Mereka selalu sabar akan ujian yg menimpanya hingga pada akhirnya mereka tetap kembali bersama. Takdir memang tidak bisa dibohongi jika mereka sedari awal memang dinyatakan untuk bersama.

"Ternyata benar apa kata pepatah. Sejauh apapun kita berpisah jika kita memang ditakdirkan bersama maka kita akan kembali bersama seperti sekarang ini"

*part 42 finish

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang