Malam ini merupakan event pertemuan para CEO perusahaan yg diselenggarakan oleh salah satu CEO di negara Singapore ini. Saat ini Tania sedang bersiap untuk memberikan penampilan dihadapan para tamu yg hadir saat ini. Kondisi Tania sendiri sudah lebih baik dr sebelumnya, meskipun ia masih sedikit lelah jika terlalu lama beraktivitas, tetapi ia menahannya utk acara ini. Setidaknya sampai ia selesai dengan penampilannya.
Setelah Nia menyelesaikan penampilannya dan hendak turun ke bawah panggung, matanya tak sengaja menangkap kehadiran Bara di salah satu meja tamu itu. Dan yups Bara pun sedang menatap Tania lekat seolah memberitahunya bahwa pria itu sangat merindukan Tania. Tania pun segera memutuskan kontak mata mereka dan turun panggung sambil tersenyum pada para tamu.
Ia tak menyangka jika dirinya akan bertemu Bara di tempat ini. Ia melupakan satu kemungkinan jika Bara bisa hadir disini menggantikan sang ayah sbg penerus CEO perusahaannya. Nia pun berniat utk langsung kembali ke hotel tempatnya menginap. Namun, sepertinya keberuntungan tak berpihak padanya karena tiba-tiba saja Hoshi memanggilnya.
"Calista, kesini sebentar. Ada yg ingin bertemu denganmu", panggil Hoshi yg segera diturutinya.
Nia pun berjalan menuju tempat Hoshi duduk bersama sepasang suami istri yg terlihat seumuran dengan Hoshi di depannya.
"Hello, I am Calista. Nice to meet you", sapa Nia sopan pada kedua orang itu.
"Hai, nice to meet you too, Miss Calista. Aku senang sekali akhirnya bisa bertemu denganmu", sapa balik sang wanita sedangkan sang pria hanya tersenyum menanggapinya.
"Perkenalkan mereka ini teman kuliahku dulu. Yang perempuan namanya Kang Hyorin dan yang lelaki namanya Steven. Mereka ini pasangan suami istri dan skrng tinggal di Singapore setelah menikah karena Steven yg asli Singapore harus meneruskan bisnis keluarganya", jelas Hoshi.
"Ya betul, dan istriku ini sangat menyukaimu Miss Calista. Bahkan ia sekarang sedang mengidam ingin bertemu denganmu. Dan mungkin nasib baik untuk anakku karena keinginannya bisa langsung terkabul skrng", sambung Steven sambil mengusap perut sang istri yg membesar itu.
"Aah really? Waah aku sangat tersanjung jika sudah seperti ini. Ooh iya kl bisa saat memanggilku tak perlu menggunakan sebutan Miss yah, cukup Calista saja biar lebih nyaman", balasnya sambil tersenyum manis.
"Baiklah Calista, bisakah kita sedikit berbincang disini? Aku ingin mewujudkan keinginan babyku ini. Kau tak terburu-buru utk kembali ke hotel kan?", pinta Hyorin.
Sebenarnya Tania ingin segera pergi dari sini karena ia tak ingin berpapasan langsung dengan Bara. Selain itu, badannya yg masih lemas pun membuatnya ingin segera tidur di kamarnya. Namun, ia tak bisa menolak permintaan Hyorin. Apalagi ia sedang mengidam ingin berbincang dengannya.
"Ooh tentu bisa. Aku tak terburu-buru untuk kembali kok", jawabnya sambil sedikit mengusap perut Hyorin setelah diijinkan oleh sang pemilik dengan senang hati.
Sudah sekitar 1 jam Nia mengobrol dengan Hyorin. Tubuh Nia pun semakin lemas rasanya. Ia seperti kembali kehabisan tenaganya setelah beraktivitas seharian ini. Efek donor darahnya kemarin ternyata sangat luar biasa bagi tubuhnya. Kondisinya ini pun disadari oleh Hyorin di depannya.
"Ooh Calista, apa kau sedang sakit? Mengapa tiba-tiba wajahmu terlihat sangat pucat?" tanya Hyorin.
"Aah tidak apa-apa, mungkin aku hanya kecapean saja", jawab Nia sambil tersenyum tipis.
"Ya sudah kalau begitu kembali ke hotel saja untuk beristirahat. Lagipula istriku sudah merasa puaskan mengobrolnya kan?" ucap Steven sambil menatap sang istri.
"Iya benar, keinginanku sudah terpenuhi kok. Makasih yaa karena sudah menyempatkan waktunya. Maaf jika aku mengganggu waktu istirahatmu", ucap Hyorin.
"Iya tak apa kok. Aku juga merasa senang jika dimintai bantuan seperti ini. Aku harap anak kalian sehat selalu yaa sampai lahiran nanti", ucap Nia yg diangguki oleh 2 orang di depannya itu.
"Apa kau yakin bisa kembali ke hotel sendiri? Aku tak bisa mengantarmu saat ini karena aku masih harus bertemu klien sekalian disini. Yoora dan staff lain juga sepertinya masih harus mengurus sesuatu karena permintaan Coups hyung tadi", ucap Hoshi yg merasa khawatir dengan kondisi Tania.
"Kalau begitu lebih baik Calista diantar oleh supir saya saja dulu ke hotel. Daripada terjadi sesuatu yg tak diinginkan nanti", tawar Steven yg diangguki oleh istrinya.
"Aah maaf jika aku jd merepotkan kalian. Tetapi makasih atas bantuannya. Kalau begitu aku pamit dulu. Oppa aku pergi dulu nanti kukabari jika sudah sampai", kemudian Nia pergi beranjak menuju parkiran menemui sopir Steven yg katanya akan menunggunya di lobi.
Saat sedang menunggu di depan lift, tiba-tiba saja badannya ditarik oleh seorang pria begitu saja. Tania yg kaget pun segera menarik tangannya. Namun, tenaganya tak sebanding dengan pria itu. Apalagi kondisinya yg sedang lemas semakin membuatnya tak bisa melawan pria itu.
Tania semakin ketakutan saat pria itu tiba-tiba saja membuka pintu kamar hotel gedung ini dan menarik tangan Nia masuk ke dalam lalu menguncinya. Saat ia menengok untuk melihat siapa pria itu, betapa terkejutnya jika pria itu adalah Bara.
Namun, ia merasa aneh dengan penampilan Bara. Saat ini pria itu terlihat sangat kacau berbeda dengan saat ia tak sengaja melihatnya dipanggung. Matanya pun terlihat sayu memandang Tania.
"K-kak Bara. Mau apa kakak bawa aku kesini? Aku harus segera kembali kak", ucap Nia berusaha tenang. Jujur saat ini Nia sedikit takut melihat Bara saat ini. Ia tak pernah melihat pria itu dalam kondisi seperti ini.
"Tania, aku kangen banget sama kamu. Kenapa kamu pergi dari sisiku hah? Aku kan udah bilang kalo aku akan hancur saat kamu memilih pergi dariku. Aku tersiksa selama ini tan. Aku gak bisa ngelupain kamu gitu aja. Aku sakit hati tan waktu denger dan liat kamu pacaran sama si Sunwoo itu. Aku hancur tan, sangat hancur. Hiks hiks", racau Bara sambil menangis.
Deg
Sial. Ternyata Bara sedang mabuk saat ini. Tania semakin takut dibuatnya apalagi saat Bara tiba-tiba memeluknya erat. Pelukan ini bukan pelukan yg Tania rindukan. Tania berusaha melepaskan pelukan itu. Namun, nihil tenaganya semakin lemas dibuatnya.
"K-kak tolong lepasin a-aku kak. Kita bicarain baik-baik yaah. Kakak harus sadar dulu. Tania takut", lirih Nia, tetapi sepertinya ucapannya itu tak didengar oleh Bara yg sudah kehilangan akal sehatnya.
"Gak tan, aku gak akan lepasin kamu. Aku udah lama pengen peluk kamu. Aku pengen kamu balik lagi sama aku", ucap Bara yg semakin membuat Tania takut.
Gadia itu sudah menangis ketakutan. Ia sudah tak memiliki tenaga. Tenaganya sudah habis untuk melawan Bara sedari tadi. Kondisinya sangat tak menguntungkan saat ini. Bahkan utk mengucapkan kalimat pun ia sudah tak mampu. Ia hanya bisa menangis dan berdoa dalam hati semoga apa yg ia pikirkan tak menjadi kenyataan.
"Kamu cuma punya aku tan. Mulai malam ini tak ada yg bisa memilikimu selain aku tan", bisik Bara di telinga Tania.
Ternyata doa Tania tadi tak bisa terkabul. Malam ini Tania kehilangan kehormatannya. Ia kehilangan jati dirinya. Dunianya seolah berhenti saat itu juga. Sesuatu yg ia jaga dengan baik sampai saat ini harus hilang begitu saja oleh pria yg selalu ia rindukan. Pria yg sampai saat ini masih ia cintai dengan brengseknya menghancurkan hidup seorang Tania.
Malam itu juga Tania membenci pria yg sudah menghancurkan hidupnya. Tania juga lebih membenci dirinya yg tidak bisa menjaga diri dan melawan pria itu. Dan yg paling ia benci adalah saat Tania sadar jika ia masih mencintai pria yg sudah ia benci saat ini.
Malam itu benar-benar menjadi malam yg memilukan bagi Tania. Gadis itu benar-benar kehilangan arah hidupnya lagi. Ia benar-benar tak sanggup untuk kembali melangkah maju. Hidupnya sudah hancur seiring hilangnya apa yg sudah ia jaga selama ini. Tania sangat membenci segalanya saat ini.
*part 33 finish
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
DiversosGak ada sinopsis atau prolog semacamnya. Cuma cerita halu ku sehari-hari ku yang ingin kucurahkan pertama kalinya. Jadi harap maklum kl bener-bener absurd :v Warning : ati-ati dilanda kebosanan dlm membaca :v