Part 43

8 2 0
                                    

Suasana di ruang rawat Tania sedikit canggung setelah kedatangan keluarga kandung dan sahabat Tania. Ya awalnya mereka memang berniat utk melihat kondisi Tania saat ini. Namun, saat mereka berada di depan pintu, mereka melihat jika Tania sudah sadar. Dan mereka memutuskan menunggu di depan pintu sampai Bara menyelesaikan niatnya melamar Tania.

"Mah, pah. T-tania kangen sama kalian", lirih Tania. Elin dan Bram pun langsung melihat kearah sang putri.

"Tania iri karena kalian selalu peluk Kak Evel dan Dewa aja stlh kejadian dulu. Tania juga pingin dipeluk sama kalian. T-tania cuma pengin kalian mengakui jika Tania emang anak kalian. Hiks hiks. Permintaan Tania sangat sulit yah mah, pah", ucap Tania yg tak tahan menangis.

"Tania gak salah mah, pah akan kejadian dulu. Bukan Tania yg sengaja robek berkas papah dan bukan Tania juga yg nusuk Dewa. Hiks hiks. Tania cuma berniat baik tetapi kenapa kalian selalu memandang Tania sebelah mata", ucap Tania mengungkit kejadian dulu.

"Tania cape mah, pah. Tania cape harus berjauhan sama kalian. Bahkan saat Tania dibully dan dicaci maki sama org lain, Tania pengin bgt mamah sama papah dateng buat bela Tania. Tetapi kenapa justru orang yg dateng. Tania juga sangat butuh papah dan mamah saat kejadian 4 tahun lalu, tetapi kalian juga gak ada disana. Tania sebenarnya punya salah apa sama kalian. Hiks hiks. Kl Tania salah bilang mah, pah. Kasih tau salah Tania dimana. Tania cape kl terus diginiin sama kalian. Hiks hiks", isak Tania.

"Mamah minta maaf sayang. Hiks hiks. Maaf mamah udah jahat sama kamu. Mungkin ucapan maaf juga gak bisa ngobatin kamu nak. Hiks hiks. Mamah emang bukan orang tua yg baik buat kamu. Maaf udah nyia-nyiain kamu selama ini", ucap mamah Elin sambik memeluk Tania.

Ini pertama kalinya Tania dipeluk oleh sang mamah setelah sekian tahun lamanya. Ia tak kuat menahan ini semua. Rasa sesaknya sangat mendominasi saat ini.

"Tania mungkin emang ga berharga buat mamah jd mamah lakuin ini semua kan. Tapi mah kl seandainya Tania emang gak berguna buat kalian kenapa kalian gak masukkin Tania ke panti asuhan dr dulu aja. Kenapa justru kalian menahan Tania seperti itu. Itu buat Tania semakin sakit mah", ucap Tania.

"Gak sayang, kamu berharga. Bahkan sangat berharga bagi kami. Kami yg salah karena sudah memperlakukan kamu seperti ini sayang. Maafkan kami karena sangat terlambat. Tetapi kami sangat sayang padamu", ucap mamah Elin.

Tania semakin terharu mendengar ucapan sayang dari mamahnya. Ia merasa hidupnya serasa kembali. Ia tak merasa menyesal karena sudah kembali ke dunia ini.

"Hukum kami nak. Kami pantas kau hukum. Pukul kami, caci maki kami, permalukan kami, bahkan kamu bisa laporkan kami pada pihak berwenang. Asalkan kamu memaafkan kami nak. Perbuatan kami emang tak bisa dimaafkan. Kami tega melakukan itu semua padahal kamu anak kandung kami. Putri kami yg sangat membanggakan. Maaf nak", lirih papah Bram.

"Gak pah, Tania gak akan balas kalian seperti itu. Tania tetap ga bisa. Hiks hiks. Bagaimana pun kalian yg sudah membantuku bertahan hidup terutama papah. Jadi aku sudah memaafkan kalian. Hanya saja kenangan itu masih sangat sulit dilupakan", ucap Nia.

"Jangan seperti itu nak. Justru itu membuat kami semakin merasa bersalah padamu. Kami memang pantas tak dimaafkan", ucap mamah.

"Semua orang pantas dimaafkan. Termasuk kalian juga pantas kumaafkan. Mungkin sbg ganti dari semua hukuman yg kalian minta. Aku ingin meminta sesuatu pada kalian", ucap Nia.

"Apa sayang? Kami akan penuhin semua keinginan kamu nak?" tanya papah.

"Sayangi aku sebagaimana kalian menyayangi Kak Evel dan Dewa mah, pah. Hanya itu yg aku inginkan. Apakah aku bisa mendapatkannya?" ucap Nia sambil tersenyum tipis pada mereka.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang