Di hari yg sama dengan hari pernikahan Bara dan Anin itu, Tania sedang berjalan-jalan denganya. Ia hanya ingin menghabiskan waktunya dengan Rafa selagi ia bisa. Saat ini ia dan Rafa sedang berada si sebuah taman kota di London. Rafa sedari tadi sangat aktif berlarian di sepanjang taman.
"Rafa seneng gak mommy ajak kesini?" tanya Nia pada Rafa yg sedang memakan es krimnya.
"Ceneng mom. Lapa cuka dicini bisa lali-lalian telus", ucap Rafa.
"Jangan lari-lari terus dong. Nanti kl jatuh sakit tau", ucap Nia.
"Kalo jatuh Lapa gak bakal nangis mom, Lapa anak yg kuat", ucap Rafa menunjukkan senyumannya.
"Masa sih? Kalo kaya gitu berarti Rafa gak pernah nangis dong?" tanya Nia.
"Lapa bakal nangis kalo mom ninggalin Lapa cendili", ucap Rafa polos yg membuat Tania terdiam sejenak. Ia merasa sangat bersalah karena kenyataannya dia harus tetap meninggalkan Rafa sendiri.
"Mom, kan mom pelnah bilang kalo mom lahilnya di Indonecia, telus pelnah tinggal di Kolea. Lapa mau dong diajak kecana cama mom, boleh gak?" ucap Rafa.
"O-oh tentu boleh. Besok kl kita ada waktu mommy bakal bawa Rafa ke Indonesia dan Korea yah", ucap Nia mengelus kepala Rafa lembut. Dalam hati Nia berdoa, semoga ada kesempatan untuk mewujudkan keinginan Rafa.
"Mom, Lapa mau main cama anak-anak itu ya mom. Bolehkan?" ucap Rafa sambil menunjuk gerombolan anak kecil disana.
"Boleh kok. Tapi Rafa jangan jauh-jauh yah. Jangan deket-deket sama jalan juga", ucap Nia yg diangguki Rafa.
Sesaat setelah Rafa pergi tiba-tiba saja ada yg memanggil Tania.
"Tania", panggil orang itu. Tania pun menoleh dan ternyata mereka adalah Yolan dan Dito.
"K-kak Yolan, kak Dito? Kenapa kalian bisa ada disini?" tanya Nia setengah terkejut.
Yolanda tiba-tiba langsung memeluk Nia erat sambil menangis.
"T-tania. Maafin aku ya. Hiks hiks. Maafin aku karena dulu aku banyak salah sama kamu. Aku selalu bully kamu waktu sekolah. Aku juga dulu u-udah jahat karena misahin kamu sama Bara. Hiks hiks. Aku nyesel udah lakuin itu semua sama kamu. Aku minta maaf tan. Hiks hiks", ucap Yolan sambil terisak dipelukannya.
"I-iya kak. Aku udah maafin kakak kok. Aku juga udah lupain yg dulu. Kakak gak usah merasa bersalah lagi yah", ucap Nia menepuk pundak Yolan.
"Sekarang hidupku hampa bgt tan, setelah pertunanganku dan Bara batal. Mereka memang tetap memenuhi kewajibannya untuk menuhin kebutuhanku, tetapi tidak dengan kasih sayang. Aku diasingkan oleh mereka semua tan. Hiks hiks. Mungkin ini karma untukku karena selalu mencelamu dulu. Sekarang aku merasakan apa yg kamu rasakan dulu tan. Hiks hiks", lanjut Yolan.
"Iya kak, sabar yah. Mungkin ini cobaan dari yang diatas. Aku yakin semua yg kakak rasakan saat ini gak akan berlangsung lama kok", ucap Tania yg diangguki Yolan dipelukannya.
"Tan, aku juga minta maaf yah sama kamu. Maaf karena aku udah jadi pengecut. Kamu pasti udah denger kabar ttg Anin dan pernikahannya dengan Bara. Maaf karena aku kamu harus kembali terpisah dengan Bara", ucap Dito tertunduk.
"Kenapa kakak lakuin ini? Maksud aku kenapa kakak kabur dari tanggung jawab kakak? Aku tak mempermasalahkan ttg Bara. Tapi yg kupikirkan Anin. Aku yakin kak Anin pasti sangat mencintai. Bahkan ia sampai rela menyerahkan kehormatannya demi kakak. Tapi kenapa kakak justru mematahkan kepercayaannya itu. Apa kakak sanggup untuk berpisah dengan anak kakak sendiri?" ucap Nia.
"Aku gak berniat kabur tan. Aku juga gak berniat untuk lepas tanggung jawab. Aku gak mungkin ngelakuin hal itu sama Anin kl aku gak serius sama dia. Tapi tan, aku pergi untuk mempersiapkan diriku agar pantas bersanding dengannya. Keluargaku gak sesempurna yg kalian kira. Maka dari itu aku pergi untuk memperbaiki semua. Aku tak mau jika aku menikah dengannya dalam kondisi ini, dia akan terkena imbas dari toxicnya keluargaku", jelas Dito.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Ngẫu nhiênGak ada sinopsis atau prolog semacamnya. Cuma cerita halu ku sehari-hari ku yang ingin kucurahkan pertama kalinya. Jadi harap maklum kl bener-bener absurd :v Warning : ati-ati dilanda kebosanan dlm membaca :v