Pagi hari pun sudah datang. Sinar matahari sudah mulai masuk melalui jendela ventilasi yg ada di ruangan kecil ini. Seorang gadis yg tertidur meringkuk pun mulai terbangun akibat suara dari luar yg memanggilnya.
"Non Nia, non gpp kan? Non jwb bibi dong kl non udah bangun. Non Nia", panggil bi Surti dr luar gudang.
"Bibi, Nia dingin bgt bi. Bibi bisa buka pintunya gak?" jawab Nia dgn nada lemas tetapi masih bisa terdengar dr luar.
"Aduh non, maafin bibi ya. Gara-gara bibi non jadi gini. Bibi bngng bgt non. Tadi nyonya bilang kl dia mau nemenin tuan pergi dinas keluar kota 2 hari, tapi bibi gak tau kl kunci gudang ternyata dibawa sama nyonya non. Maafin bibi ya non", ucap bi Surti merasa bersalah karena kecerobohannya menyebabkan nona mudanya harus menderita seperti ini.
"Iya bi, gpp. Ini bukan salah bibi sepenuhnya kok. Yang penting skrng Nia pengen keluar bi. Udah gak tahan disini bi", ucap Nia yg makin merasa lemas.
"Non Nia gpp kan non? Non tahan sebentar ya. Bibi cari pertolongan ke tetangga dulu. Soalnya mang ujang sama mang dadang lagi gak ada skrng. Non tahan ya bibi mohon. Bibi pergi skrng buat cari bantuan", ucap bi Surti sembari berlari keluar rumah berniat mencari bantuan.
Sedangkan di dalam gudang, Nia semakin merasa tak berdaya. Badannya tiba-tiba demam, tubuhnya menggigil dan kepalanya pun seperti berputar-putar.
****
Bara saat ini sudah sampai di dpn rumah Nia, berniat utk menjemput gadis itu seperti biasa. Tetapi saat sampai di dpn rumahnya ia tak kunjung melihat Nia keluar rumah. Padahal skrng sudah pukul 7 lebih. Ia sudah menelfonnya pun tak dijawab oleh gadis itu. Bahkan satpam rumahnya pun tak ada di tmptnya."Aneh, tumben bgt Nia blm keluar jam segini. Apa dia udah brgkt yah? Tp kl dia udah brgkt pasti ngabarin gua dulu", ucap Bara sambil masih memperhatikan rumah Nia. Tiba-tiba saja ia melihat ART keluarga Erlangga keluar tergesa-gesa dgn raut wajah yg panik. Bara pun segera menghampiri wanita tersebut.
"Bi, mau tanya. Tania udah brgkt sklh ya bi? Soalnya saya tunggu drtd gak keluar-keluar. Hpnya juga gak aktif", tanya Bara to the point.
"Oh masnya temen non Nia kan yah? Aduh mas mending kita segera ke gudang blkng aja yuk. Bantuan non Nia disana", ucap bi Surti segera menuntun Bara utk ke gudang blkng.
"Emang Tania knp bi? Kok bisa ada di gudang?" tanya Bara mulai panik sambil mengikuti bi Surti.
"Ceritanya panjang mas. Mending skrng mas dobrak pintunya deh. Non Nia ada di dlm skrng", pinta bi Surti. Bara pun mulai mendekat ke dpn pintu. Dan tanpa pikir panjang ia segera mendobrak pintu itu dgn keras karena merasa khawatir pada keadaan Nia di dlm sana.
Begitu pintu terbuka, betapa terkejutnya Bara ketika melihat Nia sudah tergeletak lemas dan pucat di atas lantai.
"Tania... Tania bangun tan. Hei bangun sayang", panggil Bara pada Nia sambil menepuk pipi Nia pelan. Saking paniknya ia sampai tak sadar jika sudah memanggil Nia dgn sebutan 'sayang'.
"Kak Bara, dingin", ucap Nia yg hampir tak terdengar.
"Iya tahan ya tan. Kita pergi dari sini skrng", ucap Bara sambil menggendong Nia ala brydal style keluar dr gudang dan berniat membawanya ke rumah sakit.
"Bi, Tania biar Bara bawa ke rumah sakit ya. Bibi gak usah khawatir biar Tania saya aja yg jagain. Nanti Bara kabarin bibi ya", ijin Bara pada bi Surti.
"Iya mas, gpp. Cepat bawa non ke rumah sakit. Saya titip non Nia ya", ucap bi Surti yg hanya ditanggapi dgn anggukan oleh Bara dan segera memasukkan Nia ke dlm mobil dibantu dgn bi Surti.
Selama diperjalanan menuju rumah sakit, Bara terus menggenggam tangan Nia dgn erat seolah memberi kekuatan padanya. Jujur saja ini pertama kalinya Bara melihat kondisi Nia yg seperti ini selama ia mengenalnya selama 3 tahun. Sebenarnya Bara juga penasaran apa yg terjadi pada gadis ini sampai ia berakhir di gudang. Namun, ia berusaha menyingkirkan rasa keponya itu terlebih dahulu karena yg terpenting skrng kondisi Nia.
Begitu sampai di rumah sakit, Nia segera dilarikan ke UGD utk penanganan lebih lanjut. Bara pun hanya bisa berdoa semoga Nia tdk terjadi apa-apa. Bara juga tdk lupa utk menghubungi orang tuanya dan bi Surti terkait kondisi Nia.
Sekitar 15 menit setelahnya, orang tua Bara datang bersamaan dgn keluarnya dokter yg menangani Nia.
"Dok, bagaimana keadaan Tania? Dia baik-baik saja kan?" tanya Bara langsung pada dokter tsb.
"Apa disini ada wali dr pasien atas nama Tania?" tanya dokter.
"Saya dok wali Tania. Saya Ayah Tania", ucap Dino.
"Jadi gini, kondisi Tania saat ini sudah baik-baik saja karena dia segera dibawa ke rumah sakit tadi. Tania mengalami demam tinggi akibat terlalu lama berada di ruangan yg dingin. Selain itu, Tania juga memiliki gejala vertigo yg sebaiknya dpt diperhatikan lagi agar tdk terlalu lelah apalagi terlalu banyak berpikir karena itu akan memicu sakit di kepalanya. Dan alangkah baiknya Tania utk dpt dirawat di rumah sakit sekitar 3 hari agar kondisi bisa lebih membaik", terang dokter menjelaskan kondisi Nia.
*mon maap aku sbnrnya gak tau ya ada apa gak penyakit gitu, ini pure imajinasi ku aja jd harap maklum kl salah :v*Mereka yg mendengar kondisi Nia yg sudah membaik pun sedikit bernafas lega. Namun, tak urung juga mereka terkejut karena Nia memiliki gejala vertigo.
"Apakah kita sudah bisa masuk menemui Tania dok?" tanya Bara.
"Boleh asalkan jgn terlalu mengganggu istirahat pasien. Kalian bisa menjenguknya stlh pasien dipindahkan ke ruang inapnya. Kl begitu saya permisi dulu", ucap dokter.
"Baik dok, terima kasih banyak", jawab Fira pada dokter.
Setelah itu, bunda Fira dan Bara pergi menuju ruang rawat Nia. Sedangkan ayah Dino pergi mengurus administrasi Nia. Saat memasuki ruang rawat Bara segera menghampiri Nia yg masih menutup matanya. Ia merasa gagal dlm menjaga Nia. Bagaimana bisa hanya dgn semalam Nia bisa dlm keadaan seperti ini. Hatinya sakit ketika melihat wajah Nia yg biasanya tersenyum di hadapannya kini terlihat sangat pucat.
"Sebenarnya apa yg terjadi pada Tania,nak? Mengapa ia bisa sampai seperti ini?" tanya bunda Fira pada anaknya.
"Bara juga gak tau bun. Tadi waktu Bara pergi ke rumah Tania, Bara langsung disuruh nolongin Tania yg terkurung di dlm gudang sm bibinya dan begitu Bara masuk ke gudang Tania dah dlm kondisi yg gak baik", jelas Bara pada bundanya.
"Astaga, gudang? Bagaimana bisa Tania dikurung di dlm gudang?" respon bunda karena merasa kaget mendengarnya.
"Itu juga yg buat Bara penasaran bun. Mungkin nanti Bara akan coba tanya sama bi Surti lagi. Karena Bara gak yakin kl tanya sm Tania, dia akan jelasin semuanya sama Bara. Bunda tau sendiri kan Tania sangat tertutup mengenai apa yg ia rasakan", timpal Bara.
"Iya sih bener kamu. Ya udah nanti km coba tanya sama pembantunya Tania yah nak", ucap bunda. "Bunda pamit pulang dulu, ini ayah kabarin bunda buat segera turun karena ayah ada urusan. Kamu tolong jaga Tania ya. Nanti sore insyaallah bunda dateng lagi", pamit Bunda pada anaknya.
"Iya bun. Bunda ati-ati ya. Nanti Bara kabarin kl Tania dah bangun", ucap Bara. Kemudian sang bunda keluar dr ruangan Nia.
Setelah kepergian bundanya, Bara pun kembali memperhatikan Nia yg masih tertidur. Ia pun menggenggam dan mengelur pelan tangan Nia yg tdk terpasang infus.
"Melihat keadaan mu yg seperti ini membuatku semakin ingin melindungimu dr dekat tan. Aku bener-bener pengen liat kamu bahagia. Maaf kl mngkn stlh kejadian ini aku akan sedikit egois. Tp aku cuma ingin kamu baik-baik aja. Karena aku sayang bgt sama kamu", ucap Bara sambil mencium punggung tangan Nia pelan.
*part 11 finish

KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
De TodoGak ada sinopsis atau prolog semacamnya. Cuma cerita halu ku sehari-hari ku yang ingin kucurahkan pertama kalinya. Jadi harap maklum kl bener-bener absurd :v Warning : ati-ati dilanda kebosanan dlm membaca :v