Part 18

12 2 2
                                    

Jika 2 hari kemarin sudah Nia habiskan bersama dengan teman-temannya, maka hari ini giliran ia menghabiskan waktunya bersama Bara. Sudah dari abis shubuh, Bara sudah menjemputnya dan mengajaknya pergi entah kemana. Nia hanya mengikuti kemana pun Bara mengajaknya pergi.

Selama diperjalanan, Bara terus menggenggam tangan gadisnya. Ia sungguh berat jika harus melepaskan tangan ini tapi ia tak bisa egois dgn menahan gadis itu. Benar, gadis itu memang harus menjauh dari sumber yg membuat hatinya sakit. Sebenarnya ia ingin ikut bersamanya, tetapi ia tak bisa meninggalkan kuliahnya dan tugasnya sbg penerus Rajasa. Ia hanya bisa menunggu Nia kembali lagi ke Indonesia.

Setelah menempuh waktu sekitar 1,5 jam mereka berdua telah sampai di tmpt yg cukup jauh dari perkotaan dan dekat dgn hutan-hutan seperti itu. Mereka pun keluar dari mobil.

"Ini kita dimana kak? Kok kaya hutan-hutan gini?" tanya Nia.

"Tempat ini emang mirip seperti hutan-hutanan tapi tenang aja disini gak ada hewan buas seperti itu kok. Ayok ikut aku", ucap Bara sambil menggandeng tangan Nia.

Bara ternyata mengajak Nia menuju ke danau yg ada di tmpt itu. Di dpn danau itu terdapat rumah pohon.

"Uwaahh.. Kak ini tempatnya bagus bgt. Kok bisa ada danau di tmpt ini", ucap Nia dgn mata berbinar.

"Sukak kan aku ajak kesini pagi-pagi?" tanya Bara.

"Sukak bgt kak. Udaranya seger bgt disini", ucap Nia sambil menghirup udara pagi ini. Bara yg melihat gadisnya begitu bahagia pun merangkul pundaknya dan mengajaknya duduk di kayu tua yg sudah roboh tapi masih bisa digunakan utk duduk.

"Kok keliatan kaya gak banyak orang yg dateng kesini ya kak? Soalnya tmptnya masih keliatan asri gini", tanya Nia.

"Emang, gak ada orang yg tau tmpt ini. Jadi ini tuh tempat persembunyian aku waktu kecil sama sodara-sodara aku. Dulu aku juga sering main disini sama eyang karena rumah eyang dulu kan gak jauh dari sini. Kadang kl aku kangen sama eyang juga sering kesini kok", ucap Bara dgn nada sendunya diakhir. Nia yg mendengar nada bicara Bara yg tiba-tiba sendu pun mengusap tangannya pelan sambil tersenyum ke arahnya.

"Aku gpp. Lagian udah lama juga. Dan mngkn stlh ini aku akan sering kesini kl kangen sama kamu", ucap Bara balas tersenyum.

"Dan satu lagi, aku dulu pernah punya perjanjian sama sodara aku. Kl tmpt ini gak boleh ada yg tau selain aku, mereka, dan eyang dulu. Tapi kita boleh bawa satu orang yg kita anggap special ke tmpt ini", ucap Bara sambil mengelus rambut Nia di pundaknya.

"Hari ini kamu bawa aku kesini. Berarti aku orang special bagi dong?" tanya Nia sambil mendongakkan kepalanya.

"Iya, kamu orang yg beruntung dan special karena aku bawa kesini. Dan akan jadi satu-satunya orang yg aku ajak kesini", ucap Bara sambil menjawil hidung Nia gemas.

"Seneng deh dengernya. Oh iya aku boleh naik ke rumah pohon itu gak?" tanya Nia sambil melihat rumah pohon yg tak jauh dr tempatnya.

"Boleh dong. Yuk kita naik ke atas", ajak Bara. Kemudian Bara mulai membantu Nia utk naik terlebih dahulu dan disusul dirinya.

Setelah sampai di atas, Nia dpt melihat bahwa di dalam rumah pohon ini banyak kenangan masa kecil Bara dan sodaranya. Ia melihat foto masa kecil Bara yg sangat lucu menurutnya.

"Iih kamu disini lucu bgt. Giginya masa ompong sih. Haha. Umur berapa kamu disini kak?" tanya Nia sambil tertawa melihatnya.

"Waktu itu aku umur 7 tahun kayanya. Iya dulu aku sukak bgt makan permen jd giginya gitu deh. Udah deh jgn dilihatin terus. Aku malu", ucap Bara sambil berusaha mengambil fotonya dari Nia.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang