ᵗʰⁱʳᵈ ʰᵃᵗᵉ

54 6 0
                                    

Hari ini seperti biasa Yura bangun dan mempersiapkan diri untuk sekolah. Dia berangkat dengan membawa sepedanya.

Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan musuhnya. Siapa lagi selain Daniel.






"Woi babu!" panggil Daniel sambil mengayuh sepedanya. Yura tidak membalas panggilan Daniel.

"Woi babu, aku panggil jawab dong." ucap Daniel.

"Ya! aku punya nama." ucap Yura.

"Terserah." ucap Daniel.

"Kau lagi? Aku bosan melihat kau." ucap Yura.

"Yasudah, jangan dilihat." ucap Daniel.

"Kan aku punya mata." ucap Yura.

"Terserah." ucap Daniel. Daniel mempercepat kayuhan sepedanya ke depan.

"Ya! kita lomba siapa yang cepat sampai ke sekolah, dia yang menang." ucap Daniel.

"Kalo kalah gimana?" tanya Yura.

"Yang kalah traktir di kantin, berani tidak?" tanya Daniel.

"Berani lah." ucap Yura.





Yura dan Daniel pun mulai berlomba dengan kayuhan sepeda yang cepat. Pemenangnya adalah Daniel.




"Yes, I win." ucap Daniel sambil bangga. "Cih segitu saja kalah." ucap Daniel menyindir Yura.

"Biarin, daripada sepedaku lecet nanti." ucap Yura.

"Kaki kali yang lecet bukan sepeda." ucap Daniel.

"Dih terserahku lah, mulut-mulutku." ucap Yura.

"Kau sudah tahu kan apa hukumannya?" tanya Daniel.

"Iya, nanti istirahat aku traktir." ucap Yura.

"Terima kasih babu" ucap Daniel sambil memarkirkan sepeda.



Yura pun pergi ke kelasnya. "Yura! cepetan piket nih." ucap Ni-ki.

"Iya Ni-ki." ucap Yura.

Setelah Yura menaruh tas nya, lalu Yura melaksanakan piketnya dengan menyapu.

Selama menyapu, musuh Yura mendatangi Yura sambil membawa bola kertas. Tiba-tiba, Daniel pun membuangnya ke lantai. Yura pun melihatnya.

"Ya niel! kau bisa tidak jangan buang disana." ucap Yura bentak.

"Apa susahnya? kau piket tinggal di sapu lah." ucap Daniel dengan santai.

Seperti ini kira-kira wajahnya dengan memandangi Yura mengomel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti ini kira-kira wajahnya dengan memandangi Yura mengomel.

"Aish, kau memperlambat pekerjaanku saja." ucap Yura.

"Kan itu tugas kau." ucap Daniel.

"Aish, kau benar-benar membuat orang emosi." ucap Yura kesal.

"Nih kau sekarang nyapu, kau yang kotorin itu." ucap Yura memberi sapu kepada Daniel.

𝑯𝒐𝒍𝒅 𝑩𝒂𝒄𝒌 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑴𝒆 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang