Lucy merasakan kakinya sakit karna berusaha mengimbangi langkah Mike yang besar-besar. Meskipun ia sudah meminta Mike melambatkan langkahnya, pria itu tak menggubrisnya sama sekali.
"Mike kamu kok jadi diem gitu? Sakit banget ya? Atau kamu ada masalah?" Tanyanya sambil berusaha mengimbangi langkah Mike.
"Kenapa kamu peduli banget kalo aku diem?"Lucy mengerucutkan bibirnya. Kalau dulu ia akan menangis jika Keenan mendiamkannya.
Sekarang ia merasakan perasaan yang sama dengan Mike. Padahal ia tidak tahu salahnya apa.
"Kok kamu ngomong gitu?" Katanya dengan nada bergetar, ia hampir menangis.Lucy takut jika Mike menjauhinya. Dia tidak punya banyak teman laki-laki, hanya Keenan dan Jaydan. Itu pun sudah tidak terlalu dekat karna mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Lagipula perasaannya dengan Mike tidak sama dengan perasaannya pada Keenan dan Jaydan. Okay Keenan pengecualian, tapi itu dulu. Sekarang Lucy sudah tidak mengharapkan cinta Keenan lagi.
"Mike tunggu" Lucy mulai kelelahan. Perjalanan menuju apotik ternyata jauh juga, kenapa Mike tidak menggunakan motor saja daripada jalan kaki seperti ini?
Lucy melihat punggung Mike yang menjauh. Ia pun menangis merasakan dadanya nyeri dan semakin sakit. Ia pasrah jika Mike meninggalkannya.
Tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke depan tapi ia tidak jatuh. Justru ia merasakan seperti didekap.
Ia mengangkat wajahnya dan melihat wajah Mike di atasnya. Lucy kembali menangis dan menenggelamkan wajahnya pada dada keras Mike.
Mike mengetatkan pelukannya. Bibirnya tertarik membentuk senyuman, ia baru tahu kalau Lucy itu ternyata cengeng dan manja. Tapi Mike suka.
"Udah?" Tanyanya sambil mengusap-usap punggung Lucy.
"Jahat"
"Siapa?"
"Kamu!"
"Aku? Kok aku? Kamu dong"Lucy mengangkat wajahnya.
"Aku ya? Maaf kalo aku jahat, tapi aku gak tahu salahku apa"
"Salah kamu itu bilang sayang sama aku"
"Kan kamu duluan yang bilang sayang, aku cuma ikut-ikutan"
"Apa? Ikut-ikutan?" astaga perempuan ini minta ditempeleng ya? Ngomong kok seenaknya."Jadi kamu gak beneran sayang?"
"Bukan gitu" Mike melepaskan pelukannya.
"Udah lah Lus, kamu gak jelas"Lucy kembali mengejar langkah Mike.
"Mike tunggu!"
"Mike jangan marah"
"Mikeeeeee"
"Apa lagi sih Lus? Kamu jangan nangis-nangis gitu malu sama orang! Nanti dikira aku hamilin kamu gimana?"Mike hampir tertawa melihat ekspresi Lucy yang merengek seperti balita. Imut sekali. Tapi ia harus terlihat galak agar perempuan ini tidak mempermainkan perasaannya lebih jauh.
"Jangan marah dong"
"Kamu bohongin aku! Masak aku gak boleh marah?"
"Iya tapi jangan diemin ya"
"Kenapa emangnya?"
"Aku gak mau didiemin"
"Kamu egois kalo gitu"
"Iya maaf, aku gak bohong kok aku emang sayang kamu"
"Cinta gak tapi?" Lucy terdiam sambil berpikir dan Mike menahan napasnya menunggu jawaban itu dengan was-was."Iya" cicitnya seperti suara tikus kejepit.
"Iya apa?"
"Cinta" Jawabnya dengan malu-malu dan masih sambil menangis.Mike memperhatikan wajah imutnya itu. Tidak ada kebohongan di sana.
Ia mengambil tangan Lucy agar tubuh mungilnya mendekat kepada Mike. Mike mencium Lucy dengan lembut penuh perasaan, tidak seperti ciuman-ciuman mereka sebelumnya yang penuh nafsu.
"Mas mbak, cipokannya di rumah aja, kan kami jadi pengen" reflek Mike menoleh kepada sumber suara. Ada tiga bapak-bapak tukang ojek yang sedang mangkal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love At Second Sight
Romance21+ Sekuel dari "Hallo Sugar" ___ Allana Nora Marthin. Kembali menata hidupnya untuk kedua kali. Setelah kembali berpisah dengan mantan kekasihnya, Lana banyak merubah dirinya. Ia tidak lagi takut terhadap pria, dan ia tidak akan tersakiti lagi oleh...