24

205 16 0
                                    

Lana menyelesaikan gambar desainnya, ia menyerahkan kertas itu pada pegawainya untuk dikerjakan.

Kemudian ia mengambil tas dan kunci mobilnya lalu pergi meninggalkan butik sekaligus toko bakerynya.

Lana memakai kaca mata hitamnya untuk menghalau sinar matahari yang mengganggu matanya.

Mobil Lana meninggalkan area parkir dan bergabung meramaikan jalan raya bersama dengan mobil lainnya.

Dering ponselnya terdengar dari dalam tasnya. Ia merogoh isi tas itu dan mendapatkan apa yang ia cari.

"Halo Nes"
"Kapan lo ke sini? Gue udah ngomong sama Bianca"
"Gue belum tahu, masih harus selesain satu wedding cake"
"Ck suruh aja Andrea"
"Hahaha Andrea tahunya masak mi instan"

Lana mendengar kekehan Nessy dari seberang sana.
"Ya udah cepet selesain kerjaan lo"
"Iya, ya udah gue lagi nyetir nih"
"Okay bye"
"Bye"
***

Noah mematikan sisa rokoknya yang sudah habis. Ia menatap kosong ke arah luar kaca pintu ruangannya.
Coffee shopnya sedang sangat ramai karna hari ini adalah malam minggu.

Suara bell dari pintu ruangannya membuyarkan lamunan Noah. Seorang pegawainya mengantarkan cemilan dan ice coffee pesanannnya.

"Permisi bos" Noah mengangguk. Ia menatap kosong pada makanan dan minuman itu.

Pintu ruangannya kembali terbuka. Kali ini Jay lah yang masuk ke dalam ruangannya.

"Hei you! kenapa tuh muka kusut amat?" Noah tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
"Pergi sekarang atau mau ngopi dulu?"
"Gak usah modus! Bilang aja lo mau ngopi, tuh udah gue pesenin"

"Waduh pengertian banget emang" Jay meraih ice coffee di hadapannya.

"Jay gue boleh nanya gak?"
"Lo barusan nanya" jawabnya lempeng. Jay mengambil cemilan berubah french fries dan onion ring.
"Ck gue serius!"
"Iya apaan?"

"Lo kayanya deket banget sama Lana, kalian ada hubungan apa?"
"Hahaha bukannya lo ngaku pacarnya? Masak lo gak tahu gue sama Lana ada hubungan apa?" Noah melengos. Ia tahu Jay sedang mencoba menggodanya.

Setelah Noah berbohong mengenai dirinya yang merupakan pacar Lana beberapa tahun lalu. Jay selalu mencoba menjailinya dengan membahas hal itu dalam setiap pertemuan mereka.

"Gue serius monyet!" Jay semakin terbahak-bahak.
"Kenapa emangnya? Lo belum move on?"
"Gimana mau move on kalo dianya datang lagi?" Gumamnya yang masih dapat Jay dengar.

Jay menelan kunyahan onion ringnya. Ia meraih gelas ice coffee lalu menyeruputnya sampai tandas.

"Sampai kapan pun lo bakal ketemu dia terus bro, kalian punya lingkaran pertemanan yang berdekatan, Lana sampai harus jauhin sahabat lo demi bisa jaga jarak dari lo"

Noah menaikan sebelah alisnya.
"Sahabat gue siapa?"
"Ya siapa lagi? Tuan Keenan Murphy yang terhormat" jawabnya sarkas. Ia membenci pria itu sepenuh hati.

"Jadi maksud lo Lana jauhin Keenan karna gue?" Jay mengangguk-anggukan kepalanya.

Noah tertegun. Sampai segitunyakah?
"Udah lah, Noah Eldrick Gozhali si professional photography paling hot seibu kota, masih banyak wanita-wanita cantik nan seksi yang bersedia jadi pasangan lo"

Love At Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang